2 Tahun Kemudian
"Na, lo mau ke kampus sekarang?" tanya Vinno yang melihat Vienna menuruni anak tangga sambil membawa tas.
"Iya, emangnya kenapa?" tanya Vienna.
"Sekalian jemputin Laura ya, lo kan satu jurusan sama dia," ucap Vinno.
"Apa hubungannya jemput sama satu jurusan," ucap Vienna sambil memicingkan matanya.
"Iya kan lebih enak berangkat ke kampus bareng," ucap Vinno.
"Lo ada masalah ya sama Laura."
"Gue emang gak bisa bohong sama lo, iya gue lagi ada masalah sedikit," jelas Vinno.
"Lo gak nyakitin dia kan?" tanya Vienna.
"Gak lah, gue kan sayang sama Laura, biasa dia ngambek karena gue jarang ada waktu buat dia," jelas Vinno. Vienna hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Lo hati-hati ya," ucap Vinno.
***
Sesampainya di kampus Vienna heran melihat wajah Laura yang terlihat bahagia, berbeda dengan saat ia menjemput tadi.
"La, bukannya lo lagi marahan sama Vinno?" tanya Vienna.
"Emang, tapi itu tadi. Sekarang udah gak lagi," ucapnya sambil tersenyum.
"Eh, cepat banget lo baikannya," ucap Vienna dengan kening berkerut.
"Dia udah minta maaf dan katanya nanti ngajakin pulang bareng," ucap Laura.
"Bukannya pas kita pulang dia ada kelas," ucap Vienna.
"Gak, katanya dosennya gak ada."
"Vienna, Laura" Suara seseorang yang sedang memanggil mereka berdua. Vienna dan Laura langsung menoleh.
"Eh, lo Ren. Ada kelas pagi juga," ucap Vienna. Rena hanya membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum.
"Yang lain gak ada kelas Pagi juga?" tanya Laura.
"Ada, si Adit tapi baru aja masuk kelas dosennya udah dateng," balas Rena.
Vienna dan sahabatnya memang berada di kampus yang sama hanya saja jurusan mereka yang berbeda sehingga mereka tidak bisa sering berkumpul seperti dulu lagi.
***
"Na, lo pulang aja duluan, gue gak kenapa kok nunggu Vinno sendirian," ucap Laura saat melihat Vienna yang sudah sedari tadi menemaninya menunggu Vinno.
"Lo beneran gak kenapa nunggu sendiri," ucap Vienna.
"Gak kenapa, bentar lagi dia dateng kok," balas Laura sambil tersenyum.
"Ya udah kalau gitu gue balik duluan ya," ucap Vienna sambil memasuki mobilnya. Laura hanya membalasnya dengan melambaikan tangannya sambil berkata, "Hati-hati, Na."
Saat dalam perjalanan pulang Vienna melihat mobil berhenti di pinggir jalan dan ia melihat seorang wanita paruh baya keluar dari mobil sambil mencoba menghubungi seseorang.
Penasaran, Vienna pun turun dari mobil dan menghampiri wanita paruh baya itu.
"Permisi, Tante. Mobilnya kenapa ya?" tanya Vienna.
"Mobil Tante mogok, Tante lagi menghubungi anak Tante. Tapi gak di jawab," jelas wanita paruh baya tersebut.
"Kalau gitu Tante pulang sama aku aja, biar aku yang nganterin," ucap Vienna.
"Gak usah sayang, nanti Tante ngerepotin kamu. Nama kamu siapa, Nak?"
"Vienna, Tante. Gak ngerepotin kok, aku malah senang bisa bantu Tante," ucap Vienna sambil tersenyum.
"Mobil tante gimana?"
"Nanti suruh anak Tante ngambil kesini," ucap Vienna lagi.
"Ya udah kalau gitu Tante pulang sama kamu, makasi ya Vienna." Vienna membalasnya dengan tersenyum.
***
Sesampainya di rumah wanita paruh baya itu. Vienna terus memperhatikan rumah itu, ia merasa tidak asing dengan rumah tersebut.
"Ayo masuk Nak Vienna, ini rumah Tante."
"Maaf, Tante. Vienna langsung pulang aja," balas Vienna.
"Kok buru-buru, masuk dulu yuk."
Vienna pun akhirnya masuk ke dalam rumah tersebut.
"Silakan duduk, Nak. Tante buatin minum dulu."
"Iya, Tante," ucap Vienna sambil tersenyum.
Tak lama wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu kembali dengan membawa minuman.
"Kamu masih kuliah, Na?"
"Iya, Tante," jawab Vienna.
"Kamu jurusannya apa? Anak Tante juga masih kuliah," tanya wanita paruh baya itu.
"Manajemen Ekonomi, Tante. Kalau boleh tau anak Tante jurusannya apa?" tanya Vienna.
"Woah, berarti kamu calon pembisnis nih. Kalau anak tante kedokteran."
"Tante bisa aja, anak Tante juga gak kalah hebat. Calon dokter kayak gitu," balas Vienna sambil tersenyum.
"Tante hampir lupa ngenalin anak Tante saking asiknya ngobrol sama kamu. Pram sini turun ada tamu."
"Iya, Ma," jawab anaknya.
Vienna yang mendengar nama itu langsung membelakkan matanya saat melihat Paramartha menuruni anak tangga sambil bergumam, "Pram."
Tidak hanya Vienna, Paramartha juga tak kalah terkejut saat melihat Vienna berada di rumahnya. "Vienna," lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love ✔
Teen FictionApa yang akan terjadi jika cowok cuek ketemu sama cewek cuek ? # 29 - cuek 09.08.18 #675 - fiksiremaja 20.08.18