33

3K 91 0
                                    

"Woahh.. gara-gara lagi marahan sama Vienna dari tadi lo jadi menang terus Pram," ucap Indra saat mereka sedang berkumpul di rumah Paramartha sambil bermain PS.

"Gue juga sepemikiran sama lo Ndra, biasanya juga dia sampai gak mau ikutan main karena kalah terus dari kita," ucap Surya menimpali.

"Apaan sih lo, gue menang atau pun kalah itu gak ada hubungannya sama Vienna!" ucap Paramartha penuh penekanan.

"Galak banget sih lo Pram, kita kan cuma bercanda," ucap Surya.

"Bercanda lo gak lucu, gue mau main game di handphone aja," sahut Paramartha yang langsung menaruh stik PS'nya dan mengambil handphone.

"Lo lebih parah dari cewek yang lagi pms Pram, judes amat lo," ucap Surya.

"Udah kayak emak-emak aja lo," ucap Indra dan kembali melanjutkan mainnya.

Kesal, Paramartha melempar botol minum yang sudah kosong ke arah Indra dan Surya. Indra yang tau akan dilempar menghindar. Alhasil botol minumnya mengenai kepala Surya.

"Gue mulu yang kena sialan lo!! kalau gue tambah bego gimana." Kesal Surya yang melempar kembali ke arah Paramartha.

***

"Na, lo gak bawa mobil?" tanya Laura saat jam kuliah mereka berdua sudah selesai.

"Enggak," jawab Vienna datar.

"Kenapa gak bawa mobil?" tanya Laura lagi.

"Iya lagi males bawa mobil aja, gue minta dianterin Mama tadi pagi."

"Yaudah sekarang lo pulang bareng gue aja sama supir."

"Gak usah, La. gue naik taksi aja, soalnya habis ini gue mau ke rumah Pram dulu."

"Oh gitu, kalau gitu gue duluan ya. Semangat berjuang dapatin maaf dari Pram," ucap Laura memasuki mobil.

"Iya, lo Hati-hati," sahut Vienna sambil melambaikan tangan.

Vienna menatap rumah mewah di depannya, ia masih ragu untuk masuk ke dalam dan bertemu dengan Paramartha. Vienna menghela napas "Lo pasti bisa Na, semangat." Vienna menyemangati diri sendiri.

"Eh, kamu Na. Silakan masuk sayang." ucap Mama Paramartha saat membukakan pintu.

"Tante ke dapur dulu ya Na, Pramnya ada disana bareng Indra sama Surya."

"Iya, Tante," balas Vienna dengan tersenyum.

Vienna melihat Paramartha sedang fokus memainkan handphonenya dan kedua temannya yang sedang bermain PS.

"Pram," panggil Vienna saat sudah menghampiri Paramartha. Indra dan Surya yang mendengar itu langsung menoleh dan tersenyum ke arah Vienna. Sedangkan Paramartha hanya melirik Vienna sebentar lalu memainkan handphonenya kembali.

"Iya Tante, Indra sama Surya ke sana sekarang," teriak Indra berbohong. Ia memberikan Vienna dan Paramartha waktu untuk berbicara berdua. Vienna yang tahu kalau Indra sedang berbohong tersenyum ke arahnya.

Vienna terus menatap Paramartha yang masih memainkan ponselnya. Merasa di tatap seperti itu Paramartha nenaruh ponselnya. "Mau ngapain kamu kesini?" tanya Paramartha sinis.

"Aku kesini pengen ketemu kamu."

Paramartha terkekeh pelan. "Dan ngelupain masalah yang terjadi di antara kita."

"Maksud aku gak gitu Pram, aku ke sini mau minta maaf sama kamu. Aku salah karena udah gak dengerin penjelasan kamu waktu itu," jelas Vienna.

"Udalah, aku lagi males bahas itu mending kamu pergi aja deh! Ngeliat lo bikin gue tambah kesal."

"Pram," ucap Vienna sambil memegang tangan Paramartha.

"Pergi, Na!" Bentak Paramartha dan menepis tangan Vienna.

Vienna yang merasa sakit di perlakukan seperti itu pergi meninggalkan kediaman Paramartha sambil menangis.

Mendengar bentakan Paramartha. Indra dan Surya segera meghampirinya "Vienna mana Pram? jangan-jangan lo," ucap Surya.

"Iya gue ngusir dia," sahut Paramartha tanpa melihat kedua temannya.

"Lo keterlaluan banget sih Pram, gue tau Vienna salah sama lo tapi dia dateng kesini dengan niat baik. Dia mau minta maaf tapi malah lo usir. Dan lo ngusir dia saat cuaca lagi hujan gini dia pasti kehujanan," ucap Indra.

"Kenapa bisa kehujanan dia kan bawa mobil," balas Paramartha berusaha terlihat tenang.

"Dia gak bawa mobil, dia kesini naik taksi," sahut Indra.

"Apa!! Kenapa lo gak bilang dari tadi," ucap Paramartha mengacak rambutnya frustasi dan langsung mengambil kunci mobilnya.




Fall In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang