26

3K 87 0
                                    

Vinno mendekati Vienna yang sedang belajar di ruang tamu. Ia mengelus kepala adiknya itu.

"Na, gue mau keluar dulu ya, lo baik-baik di rumah sendirian," ucap Vinno.

"Lo mau kemana kak?" tanya Vienna.

"Gue mau ke rumah teman bentar," ucap Vinno.

"Ow ya udah lo hati-hati ya."

"Lo juga baik-baik di rumah," ucap Vinno sebelum berlalu.

Vienna yang merasa bosan dan tidak suka hanya sendiri di rumah memutuskan menelpon Paramartha.

"Iya, Na," ucap Paramartha saat sudah menjawab telepon dari Vienna.

"Kamu lagi apa sayang?" tanya Vienna sambil memainkan pulpen di tangan satunya yang tidak memegang handphone.

"Gak ngapain-ngapain kok, kenapa, Na?" tanya Paramartha.

"Kok ribut banget disana, kamu lagi sama siapa?"

"Lagi sama teman-teman aku, Na"

"Teman yang mana?" tanya Vienna.

"Indra sama Surya lagi main ke rumah. Kamu kok nelpon aku? kangen ya."

Vienna yang mendengar itu terkekeh pelan "Iya kangen, aku ganggu kamu gak?"

"Enggalah sayang," jawab Paramartha.

"Aku lagi sendirian di rumah kamu kesini ya."

"Emang Mama Papa kamu kemana? terus Vinno juga kemana?"

"Mama sama Papa lagi ada urusan di luar rumah, kalau kak Vinno lagi ke rumah temannya," jelas Vienna.

"Oh gitu, kamu tunggu aku ya. Bentar lagi aku kesana."

"Iya aku tungguin."

Saat Vienna akan mengakhiri panggilannya, paramartha masih bersuara di sana "Kissnya mana sayang."

"Iya nanti kalau kamu udah kesini, dah Pram," ucap Vienna langsung mengakhiri panggilan.

***

"Guys gue mau ke rumah Vienna. Lo pada masih mau disini?" tanya Pram kepada kedua sahabatnya yang sedang asyik bermain PS.

"Iya lo pergi aja sana, kita masih mau disini. Masih seru mainnya," ucap Surya tanpa melihat Paramartha karena masih fokus bermain.

"Iya Pram kita disini aja, gak kenapa kok," ucap Indra menimpali.

"Ya udah kalau gitu gue pergi dulu," ucap Paramartha.

"Hati-hati, Bro" ucap Surya dan Indra yang masih fokus bermain.

***

Vienna segera membukakan pintu setelah mendengar bel rumahnya berbunyi. Ia melihat Paramartha membawa sesuatu sambil tersenyum.

"Pram, kamu bawa apa?" tanya Vienna.

"Bawa Pizza kesukaan kamu."

"Woah, pasti enak tu," balas Vienna sambil tesenyum.

Mereka berdua duduk di ruang tamu sambil memakan pizza yang dibawa Paramartha.

"Kamu lagi buat tugas, Na?" tanya Pamartha.

"Iya, udah selesai kok buatnya. Aku kan pinter kayak kamu."

"Kamu makan pizzanya pelan-pelan dong sayang, saosnya ada di bibir kamu tuh," ucap Paramartha sambil menunjuk bibir Vienna yang terkena saos.

"Mana, bersihin dong," ucap Vienna sambil mendekatkan bibirnya ke Paramartha.

"Mau di bersihin pakek cara yang lain?" tanya Paramartha.

"Cara apa?" tanya Vienna.

Tanpa Vienna duga bibir Paramartha mendarat di bibirnya begitu saja. Bibirnya bergerak di atas bibir Vienna, begitu manis dan lembut. Ciuman itu begitu lembut membuat mata mereka sama-sama terpejam menikmati ciuman itu. Karena sudah merasa kehabisan napas Paramartha menyudahi ciumannya.

Paramartha menatap Vienna dan ibu jarinya bergerak menghapus sisa ciuman mereka tadi di sudut bibir Vienna.

"Manis," ucap Paramartha.

Vienna hanya menatap Paramartha, ditatap seperti itu membuat Paramartha bingung.

"Kenapa?" tanya Paramartha.

"Itu bukan ciuman pertama kamu kan?" tanya Vienna.

Paramartha terdiam, entah kenapa Vienna bertanya seperti itu kepadanya.

"Gak mungkin kamu sehebat tadi kalau itu ciuman pertama kamu," ucap Vienna lagi.

"Itu memang bukan ciuman pertama aku," balas Paramatha jujur.

"Siapa yang pertama?" tanya Vienna.

"Mantan aku"

"Mantan kamu yang mana?" tanya Vienna.

"Ngapain bahas itu sih sayang," ucap Paramartha.

"Aku cuma pengen tau aja siapa yang dapetin ciuman pertama kamu," balas Vienna sambil mengangkat kedua alisnya.

"Namanya Dira, dia mantan aku," ucap Paramartha sambil menangkup wajah Vienna dengan kedua tangannya.

"Oh jadi dia."

"Kamu tahu siapa Dira?" tanya Paramartha.

"Tahu, dia pernah nelpon kamu di taman waktu kita belajar bareng dulu," ucap Vienna santai.

"Kamu gak marah?" tanya Paramartha.

"Ngapain aku harus marah, dia cuma masa lalu kamu"

Paramartha langsung memeluk Vienna. Vienna membalas pelukan Paramartha dan mengelus punggungnya "Aku gak peduli kalau dia yang pertama, yang penting sekarang kamu disini sama aku," ucap Vienna sambil mengeratkan pelukannya yang dibalas Paramartha dengan mengecup puncak kepala Vienna.








Fall In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang