Vienna sampai di rumah, ia menghampiri Vinno yang sedang bersantai di sofa sambil memainkan handphone.
"Kak."
"Hmm."
"Gue mau cerita sama lo," ucap Vienna.
"Iya cerita aja," balas Vinno masih asyik dengan ponselnya.
"Berhenti dulu lah main handphonenya."
"Emang lo mau cerita apa? Serius banget kayaknya," tanya Vinno yang sudah berhenti memainkan ponsel.
"Gue tadi ketemu Pram."
"Yang benar lo, dimana?" tanya Vinno antusias.
"Di rumahnya."
"Di rumahnya, kenapa bisa?" tanya Vinno lagi.
"Gue belum selesai ngomong lo udah nanya aja, dengerin gue dulu," ucap Vienna sedikit kesal.
"Iya, iya sorry"
"Gue nganterin Nyokapnya Pram, mobilnya dia mogok," jelas Vienna.
"Na, emang ya jodoh gak kemana. Lo ketemu lagi sama Pram setelah dua tahun, mungkin ini cara Tuhan supaya Pram bisa memperbaiki kesalahan dia dulu yang udah nyakitin elo."
Vienna hanya terdiam mendengar itu. "Pram kuliah dimana, Na?" tanya Vinno.
"Mana gue tau, lo tau gak sih kak Pram ngambil jurusan apa."
"Emang apa?" tanya Vinno.
"Kedokteran," jawab Vienna.
"Woah makin keren aja tu orang," ucap Vinno terkagum-kagum.
"Dia juga tambah ganteng," ucap Vienna seperti berbisik tapi masih bisa di dengar oleh Vinno.
"Apa..lo bilang apa tadi?" tanya Vinno.
"Gue gak bilang apa-apa kok," ucap Vienna.
"Lo bohong, gue tadi dengar lo bilang Pram tambah ganteng."
"Gue gak bilang gitu, lo salah dengar," ucap Vienna mencoba mengelak.
"Gak mungkin, gue jelas dengar kalau lo bilang kayak gitu," ucap Vinno.
"Kalau emang gue ngomong gitu lo mau apa?"
"Gue bakal aduin omongan lo sama Pram," balas Vinno.
"APA?! Lo mau bilangin ke Pram. Kurang ajar banget lo kak," ucap Vienna yang hendak memukul Vinno tapi tidak bisa karena Vinno sudah berlari memasuki kamarnya.
***
Vienna bersiap berangkat ke kampus, ia terkejut ketika melihat Paramartha duduk di ruang tamu rumahnya. Karena masih mengira itu tidak mungkin ia mengucek kedua matanya. "Pram," panggilnya.
Merasa dipanggil Paramartha pun menoleh lalu tersenyum ke arah Vienna.
"Lo kok bisa ada disini?" tanya Vienna.
"Mau nganterin kamu ke kampus," jawab Paramartha santai.
"Lo kok tau kalau gue mau ke kampus?" tanya Vienna lagi yang masih tidak mengerti.
"Vinno yang ngasi tau, aku juga di suruh jemput kamu hari ini. Katanya dia gak bisa nganter kamu ke kampus," jelas Paramartha.
"Aduh Pram lo dibohongin sama Vinno. Gue gak pernah dianter dia ke kampus, gue selalu bawa mobil sendiri."
"Oh gitu."
"Reaksi lo cuma gitu setelah dibohongin," ucap Vienna.
"Yang penting kan aku bisa ketemu kamu sekarang," ucap Paramartha sambil tersenyum.
"Gak ngerti lagi gue sama jalan pikiran lo, lo dibohongin malah senang."
"Kalau dibohongin biar bisa ketemu sama kamu, aku gak kenapa."
"Gue bawa mobil sendiri aja ke kampus," ucap Vienna.
"Jangan, kamu gak kasian sama aku, Na. Udah jauh-jauh kesini buat jemput kamu," ucap Paramartha.
"Ya udah deh gue berangkatnya sama lo," ucap Vienna. Paramartha hanya membalasnya dengan senyuman.
***
Tidak terasa mereka sudah sampai di kampus. Vienna turun dari mobil Paramartha, ia bingung melihat Paramartha yang juga ikut turun dari mobil.
"Kok ikut turun juga."
"Iya aku juga mau ke kampus," balas Paramartha.
"Ya udah sana ke kampus, ngapain ikut turun," ucap Vienna.
"Vienna, ini kampus aku."
"Jadi lo kuliah disini juga. Tapi kok gue gak pernah liat lo?" tanya Vienna.
"Aku juga gak pernah liat kamu," balas Paramartha.
"Gimana bisa ngeliat, kalian berdua terlalu cuek. Mana tau kalau ternyata satu kampus," ucap Laura yang sejak tadi melihat Vienna dan Paramartha berdebat.
"Eh lo La," sapa Vienna sambil tersenyum.
"Gue duluan ya, Pram. Makasi udah nganterin gue."
"Iya, nanti pulangnya bareng aku lagi ya," ucap Paramartha.
Vienna tampak berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya. Paramartha yang melihat itu tersenyum senang.
"Na, lo masih belum bisa maafin Pram?" tanya Laura.
"Kok lo nanya gitu emangnya kenapa?"
"Gue kasihan aja sama Pram, dia kelihatan banget kalau udah menyesali perbuatannya ke elo," ucap Laura.
"Gue sih udah maafin dia, La. Tapi gue masih takut aja kalau Pram nyakitin gue lagi," balas Vienna.
"Na, gue kasi tau ya, gue liat dari cara Pram natap lo penuh dengan cinta. Yang mana menurut gue itu benar-benar tulus. Kenapa lo gak kasi dia kesempatan kedua aja. Semua orang berhak mendapatkan itu, Na. Termasuk Pram," jelas Laura.
Vienna hanya diam tidak mengatakan apapun, ia berpikir bahwa apa yang dikatakan Laura itu memang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love ✔
Teen FictionApa yang akan terjadi jika cowok cuek ketemu sama cewek cuek ? # 29 - cuek 09.08.18 #675 - fiksiremaja 20.08.18