"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (mahkluk), kemudian dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah "
Qs.Al-'Ankabut (29) ayat:19*
*Typo bertebaran
Sesibuk apapun, sejauh apapun pergi, keluarga merupakan tempat untuk pulang. Uang dan popularitas tak mampu membayar kebersamaan dengan keluarga. Liburan terbaik bukanlah soal kemewahan, tetapi soal kebersamaan di tengah keluarga tercinta.
Seperti Ibrohim hari ahad, merupakan hari yang selalu menjadi rutinitas wajib baginya untuk mengimbangi kediaman orangtua nya. Dia tidak tinggal bersama orangtuanya semenjak kepergian Ayahnya . Dan memutuskan untuk tinggal di Apartemen mewahnya yang berdekatan dengan kampus tempat dimana ia mengajar.
Itu hanya salah satu alasan, alasan sebenarnya adalah dia tidak ingin berlarut - larut dalam kesedihan ditinggalkan oleh Ayahnya.
Dia memilih untuk tinggal sendiri semenjak usianya menginjak 20 tahun . Walaupun pada mulanya Riani ibunda Boim sangat menentang keras keputusan anak tunggal nya ini. Tapi setelah membujuk dengan berbagai cara maka izin tersebut dengan mudah ia dapatkan.
Deru mesin mobilnya pun berhenti didepan gerbang yang menjulang tinggi dihadapannya ini . Secara otomatis gerbang tersebut terbuka. Pak Rinto yang bertugas menjadi security dirumah Rasyid ini pun lari tergopoh - gopong menghampiri tuan mudanya.
"Assalamualaikum tuan" sapa Pak Rinto sambil membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan.
"Walaikumussalam "
"Tuan mau ketemu ibu?" Tanya Pak Rinto
Ibrohim hanya menganggukkan kepalanya.
"Tadi ibu bilang. Katanya Tuan disuruh tunggu diruang tamu " tambah Pak Rinto
Ibroohim mengerutkan kening nya bingung.
"Mama kemana?"
"Ibu lagi keluar tuan. Tapi sebentar lagi akan pulang "
"Oh" sahut Ibrahim singkat.
"Kalau gitu saya masuk dulu pak " tambah Ibrahim dengan senyum tipis nya.
Ibrrohim mulai melangkah kan kakinya untuk menuju ke dalam rumahnya. Dia kemudian berhenti didepan pintu dan mengamati rumahnya yang masih seperti dulu tidak pernah berubah.
Rumah yang telah menyaksikan pertumbuhannya dan menyimpan terlalu banyak kenangan untuknya.
Dia pun melangkahkan kembali kakinya untuk masuk kedalam rumah .
Setelah sampai di ruang tamu. Dia mendapati Bi Lastri sedang membersihkan debu-debu yang menempel di guci kesayangan mamanya.
"Assalamualaikum Bi " sahutnya dengan nada datar
Bi Lastri pun menoleh dan tersenyum
"Eh. waalaikumussalam tuan " dengan berlari-lari kecil untuk menghampiri tuan mudanya."Tuan pengen minum apa atau makan biar bibi siapkan " tanya bi Lastri tersenyum.
"Seperti biasa Bi" jawab Ibrahim dengan senyum tipis nya.
"Kalau gitu. Bibi kebelakang dulu. Mari tuan " Bibi lastri sambil membungkukkan badannya.
Ibrahim kemudian melanjutkan langkahnya menuju sofa yang berada didalam ruangan itu. Dia pun mengeluarkan Handphone nya yang bermerek apel gigit . Untuk mengecek email yang masuk kedalam Handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imamku (HIATUS)
EspiritualIbroohim Rasyid siapa yang tidak mengenal dirinya. Seorang pebisnis muda yang terkenal akan keberhasilannya. Tampan, Mapan, Dan seorang hafidz Qur'aan. Siapa yang tidak menginginkannya menjadi calon Imam? Menurut sebagian orang Ibroohim adalah se...