Bab 9

5.3K 196 2
                                    

"Sumber bencana yang menimpamu adalah karena engkau tidak memiliki cinta pada Allah, tidak suka dzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, asma dan sifat-sifatNya. Allah berfirman, "Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada". (QS.AI-Hajj: ayat 46).

*
*

Typo bertebaran

Pasrah kepada keadaan. Apakah itu akan menjadi akhir dalam sebuah kisah atau malah sebaliknya akan menjadi awal nya sebuah kisah?.

Entah bagaimana jika memang itu akan menjadi sebuah akhir maka akan dengan mudahnya untuk melupakan seseorang yang pernah dikasihi dulu.

Lucu memang, jika hati seorang hamba masih mengharapkan kehadiran seseorang yang telah lama menghilang bukan karena pergi meninggalkan sebab karena ada yang lain. Tapi justru pergi karena Ilahi .  Yah memang Setiap orang mempunyai definisi  'kehilangan' masing - masing. Tak terkecuali Ibrohim

Takdir memang kejam  !!!

Disinilah ibrohim harus terjebak berduaan dengan Andira didalam dimobilnya.

Andira selalu menundukkan kepalanya takut merasa bahwa aura didalam mobil ini terasa mencekam  dan menakutkan. Tidak ada suara kecuali deru mesin mobil yang sedang melaju.

Ibrohim hanya menatap datar  kearah jalan dengan ekspresi yang tidak menentu.

Kesal, marah , lelah  menjadi satu.

Kalau bukan karena mamanya dia pasti tidak akan mau satu mobil dengan mahkluk yang berjenis perempuan ini . Trauma ? Mungkin iya.

Dia sangat menyayangi mamanya. Walaupun sikap nya seolah-olah tak peduli tapi percayalah jauh didalam lubuk hatinya paling dalam. Dia sangat menyayangi mamahnya melebihi nyawanya sekalipun.

Untuk menyenangkan Riani  mamanya , dia rela melakukan apapun demi kebahagiaan Riani. Walaupun harus melanggar privasi nya

Ibrohim melirik Andira dari kaca spion Dia tak berniat beramah - tamah kepada Andira. Dia justeru mengganggap bahwa Andira seolah-olah adalah makhluk yang tak kasat mata.

"Kanan atau kiri ?" Tanya Ibrohim yang menghentikan mobil nya di depan persimpangan jalan.

"Belok kanan mas"

Ibrohim tidak menyahut. Dia kemudian mengemudikan kembali mobilnya. Dan mengikuti arahan dari Andira.

Mobilnya pun berhenti didepan rumah Andira. Ibrohim menurunkan kaca mobilnya untuk melihat secara jelas rumah Andira. Satu kata 'megah.' Itulah yang ada didalam penilaian Ibrohim mengenai rumah Andira.

Sebelum Andira turun dia kemudian menawari Ibrohim untuk masuk

"Makasih yah mas. Udah repot - repot anterin Dira pulang "

"Nggak papa santai aja " ibrohim tersenyum tipis. Saking tipisnya hampir tidak terlihat jika dia sedang tersenyum.

"Mas nggak mau mampir dulu?" Tawar Andira

Ibrohim melirik jam tangannya. Dan menolak secara halus ajakan Andira

"Lain kali aja. Titip salam aja buat orang rumah "

Calon Imamku (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang