Holaaa Assalamualaikum.. kembali lagi sama cerita aku yang absurd parah ini. Maaf keun aku yang jarang update.. (iya tahu nggak usah diperjelas juga kali thor). Sekian lama menghilang akhirnya bisa juga aku lanjutin kisah Aisyah sama Ibrohim.. jujur aku udah mulai lupa sama alur ceritanya. Jadi yah balik lagi baca dari bab 1 sampai seterusnya.. nggak kebayang nggak sih.. oke udah dulu cuap-cuap nya..
No edit... Typo bertebaran dimana-mana
Happy Reading 💋💋
Lantunan dzikir senangtiasa terus ia lafalkan . memecah keheningan malam yang belum beranjak.
Astagfirullah..
Astagfirullah..
Astagfirullah..
Lelaki itu masih belum beranjak dari tempat sujudnya. Ia sangat menikmati detik demi detik kebersamaannya dengan pencipta-Nya. Keheningan malam membuatnya leluasa mengadukan beban hidupnya kepada Dia yang tidak pernah tidur.
Astagfirullah..
Astagfirullah..
Cairan bening itu mengalir dengan setia tanpa bisa ditahan. Setiap lantunan dzikir nya mengingatkannya dengan dosa - dosa yang ia perbuat dulu.
"Ya Rohman Ya rohim. Maafkan hamba mu yang senantiasa lalai dalam mengingat mu Ya Rabb. Hamba sering kali melupakan engkau dan sering menyalahkan engkau terhadap apa yang hamba hadapi ya Rabb. ..."
Lelaki itu terisak pelan pada saat ia berdoa.
"Ya Allah hamba malu.. Hamba malu yah Allah. Dosa hamba seperti butiran debu, seperti busa lautan Ya Allah. Tidak terhitung akan berapa jumlahnya. Dan tak tahu malunya hamba memohon kepada Engkau untuk mengampuni dosa dosa hamba yang tidak terhitung berapa banyak itu...
Ya Gaffar.. Hamba sering kali melupakan engkau yang maha segalanya. Hamba sering kali menyalahkan Engkau terhadap beban hidup yang hamba lalui Ya Allah.. Hamba malu kepada Engkau...."
Sayup -sayup suara adzan subuh mulai terdengar . Lelaki itupun bangkit dari posisinya dan bersiap-siap untuk mengambil air wudhu.
****
"Nak kemarin yang anterin kamu siapa?"
"Yang mana umi?"
"Yang kemarin ituloh. Yang pake mobil warna hitam."
"Oh.. hmm itu cuma temen Dira kok umi"
"Laki-laki atau perempuan " Tanya Umi Mia penasaran
"Laki-laki " jawab Dira dengan suara pelan.
"Apa umi kenal?"
"Umi kenal kok. Ituloh anaknya bu Riani"
"Riani? Yah mana to nak?" Tanya umi Dira bingung
"Itu loh mi.. tetangga kita dulu yang rumahnya depan gang"
"Riani.. Riani... Ahhh umi inget.. Aduh Umi kok bisa lupa sih? Faktor umur kali yah "
Dira hanya tersenyum mendengar penuturan Uminya
"Riani apa kabar nak?"
"Alhamdulillah baik umi.. oia Dira hampir lupa, Umi dapat salam dari tante Riani "
"Si Riani kirim salam?" Pekik Umi senang
Dira hanya menganggukkan kepalanya pelan
"Oh iya umi hampir lupa.. berarti tadi yang nganter kamu itu si Boim ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imamku (HIATUS)
SpiritualeIbroohim Rasyid siapa yang tidak mengenal dirinya. Seorang pebisnis muda yang terkenal akan keberhasilannya. Tampan, Mapan, Dan seorang hafidz Qur'aan. Siapa yang tidak menginginkannya menjadi calon Imam? Menurut sebagian orang Ibroohim adalah se...