Sudah sekitar 4 bulan pandemi virus zombie mulai melanda kota ini dan sampai sekarang kami masih belum mengetahui apa penyebab dari pandemi ini.
Dan sudah selama itu pula kami belum pernah menemukan manusia yang masih hidup, bahkan kami juga tidak menemukan binatang yang masih hidup.
Selama ini kami hanya menemukan mayat yang bertebaran dan sekumpulan zombie.
Sama seperti saat ini. Sekarang kami sedang berada ditengah kota, tepatnya dipersimpangan terbesar distrik 7 untuk memulai rencana kami yang kami susun kemarin.
Disini kami hanya melihat mayat yang bertebaran, bercak darah dimana-mana, beberapa mobil rusak karena tabrakan dan ada juga yang sampai terbalik.
Bau busuk dari mayat-mayat itu sudah memenuhi udara dikota ini. Entah sejak kapan aku mulai terbiasa dengan bau busuk ini dan sekarang hidungku mulai mati rasa akan bau busuk ini.
Kembali pada keseharian kami…
Aku tidak bisa menemukan senjata apapun yang disertai amunisi yang cukup pada mayat yang tergeletak.
Jadi aku mencoba mencari pada satu mobil polisi.
Aku melihat kedalam kaca pintu mobil polisi. Didalamnya aku melihat sebuah shotgun M887 yang tergeletak dikursi penumpang belakang.
Melihat sesuatu yang keren seperti itu, aku langsung mencari sebuah batu dan memukul kaca pintu mobil itu dengan batu yang aku ambil.
Praankk!!
Suara keras barusan membuat kedua kakakku menoleh padaku.
“Hans. Jangan terlalu berisik. Itu bisa mengundang zombie untuk datang kearah kita.”
Kak Barry menghampiriku setelah aku memecahkan kaca pintu mobil.
“Iya iya... aku tahu”
Aku berkata saat mencoba masuk melalui kaca pintu mobil yang baru saja aku pecahkan.
“Memangnya apa yang kau temukan?”
“Aku menemukan sebuah shot-… hehe”
Aku tertawa aneh dengan shotgun ditanganku saat kak Barry membuka pintu mobil tanpa kaca dan melihatku dengan tatapan aneh.
Yaa… aku tidak tahu kalau mobil ini tidak terkunci. Aku kira mobil ini terkunci jadi aku memecahkan kacanya.
Kak Barry menghela nafas dalam dan lanjut berbicara.
“Jadi… apa ada pelurunya?”
“Tunggu sebentar…”
Aku mencoba mencari-cari didalam mobil itu.
Saat aku mencoba membuka dasbor mobil, aku menemukan sebuah kotak peluru yang berisi peluru tabung berwarna merah.
“Ini dia, aku menemukannya. Tetapi hanya tersisa setengah kotak.”
Itu mungkin hanya tersisa sekitar 20 sampai 25 butir peluru.
“Tidak apa-apa. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali”
“Iya. Bagaimana denganmu kak?”
“Aku menemukan sebuah senapan ini, dan sebuah pistol pada mayat tentara didepan toko baju tadi.”
Kak Barry mengambil sebuah senapan assault rifle dan sebuah pistol dari samping kakinya.
Aku melihat sesuatu yang tidak terduga. Itu adalah sebuah senapan M4A1 dan sebuah pistol Glock.
Itu adalah senjata kesukaanku saat aku bermain game bergenre FPs (First Person Shooter). Selain mempunyai damage yang cukup lumayan, senjata itu cukup akurat karena recoilnya yang tidak terlalu besar dan mempunyai magazine yang besar untuk memuat peluru yang cukup banyak.
“Keren!!! Ini assault rifle M4A1 kak. Kakak menemukannya dimana? Apa ada lagi yang seperti ini? Bagaimana dengan pelurunya?”
Aku begitu antusias ketika aku melihat senjata favoritku dengan mata kepalaku sendiri.
Aku ingin menembak sesuatu dengan itu.
“Oh iya. Aku juga menemukan peluru dan magazine ini dimayat yang sama dan magazine pistol yang terisi penuh ini. Apakah ini cocok?”
Kak Barry mengeluarkan 2 buah magazine, yang satu berukuran kecil dan satu lagi berukuran besar dan setumpuk peluru kaliber.
Itu adalah magazine assault yang cocok untuk M4A1 dan yang satu lagi juga cocok untuk pistol Glock yang dia temukan.
Peluru yang kak Barry tunjukan adalah peluru kaliber 5.56 x 45 NATO. Itu peluru yang pas untuk M4A1 yang dipegang oleh kak Barry.
“Cocok kak!! Itu sangat cocok. Hei kak Barry. Tukar senjata itu dengan shotgun ini ya.”
“Gawat!!!”
Saat aku sedang sibuk dengan kak Barry, kak Watson berteriak dan berlari mengampiri kami dengan panik.
“Ada apa Watson?”
“Kita kedatangan banyak tamu”
Aku keluar dari mobil dan melihat kearah belakang kak Watson.
Sekumpulan zombie yang sedang manghampiri kami dengan terseok-seok terlihat dari kejauhan.Jumlah mereka sangat banyak. Aku tidak tahu pasti, tapi mungkin berjumlah 50 sampai 70 zombie.
Bagus! Ini adalah saat yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Player in the real world
HorrorPandemi zombie yang melanda seluruh negara mengharuskan Hans Miller, Gamers berumur 17 tahun untuk bertahan hidup dari serangan sekumpulan mayat hidup. Bersama kedua kakaknya yang bernama Watson Miller dan Barry Miller, mereka bertiga mencoba bertah...