Dibawah 2 pohon besar yang bersampingan aku dan July bersembunyi dibalik pohon yang berbeda dari sekumpulan zombie yang ada dibalik pohon tempat kami bersembunyi.
Kami sedang menunggu saat yang aman untuk melanjutkan perjalanan. Walaupun kami sebenarnya bisa untuk membunuh semua zombie itu, tetapi kami tidak mempunyai ruang gerak yang bagus didalam hutan.
Ditambah amunisi July yang terbatas membuatnya untuk tidak bisa terus menembak. Jadi kami memutuskan untuk menghindari zombie-zombie itu.
“Sepertinya sudah aman.”
“Kau benar. Ayo kita jalan.”
Dengan menjaga suara langkah kaki, kami melanjutkan perjalanan. Zombie itu sangat peka terhadap suara apapun dan kalau saja sekumpulan zombie itu mendengar suara langkah kaki kami itu akan sangat gawat.
Formasi kami sekarang berbeda, aku berada didepan sedangkan July dan Watson mengawasi bagian belakang.
Itu lebih efektif karena July bisa mengatasi zombie itu dengan jarak jauh dan aku hanya bisa melawan zombie itu dari jarak dekat jadi aku akan mengawasi bagian depan.
“Didepan kita belok kekanan.”
“Baiklah.”
July memberitahukan arahnya kepadaku.
~ ~ ~
Matahari sudah tepat diatas kepala. Jadi kami harus cepat karena kami tidak punya banyak waktu.
“Dimana tepatnya bunga bacopa itu? Apa sudah dekat?”
“Itu masih lumayan jauh.”
“Kalau begitu kita harus cepat.”
Kami harus menemukan bunga bacopa itu sebelum hari mulai gelap dan kembali kerumah July secepatnya untuk mengobati kak Barry.
“Guukk Guukk”
“Ada apa-… Tunggu! Watson!”
Watson tiba-tiba saja berlari kedepanku dan terus berlari entah mengarah kemana dan dengan reflek aku dan July langsung mengejarnya.
Aku dan July terus mengejarnya sampai akhirnya kami terhenti karena dihalangi oleh sekumpulan zombie yang dilewati oleh Watson begitu saja.
“Watson berhenti!”
Watson tidak mau berhenti dan terus berlari melewati sekumpulan zombie itu.
Zombie-zombie mencoba menangkap Watson yang berlari melewati kaki-kaki mereka. Tetapi karena Watson berlari sangat gesit, jadi watson bisa melewati sekumpulan zombie itu dengan mudahnya tidak seperti aku dan July.
“Sial! Bagaimana ini Hans? Kita harus mengejar Watson.”
“Kalau kau bilang begitu, berarti hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan.”
Aku mengeluarkan Zonbikiraa dan siap menyerang sekumpulan mayat hidup itu untuk membuka jalan supaya kami bisa lewat dan mengejar Watson.
“Apa kau siap?”
July mengokang senjata M16 yang ada ditangannya setelah aku bertanya kepadanya.
“Aku siap.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Player in the real world
HorrorPandemi zombie yang melanda seluruh negara mengharuskan Hans Miller, Gamers berumur 17 tahun untuk bertahan hidup dari serangan sekumpulan mayat hidup. Bersama kedua kakaknya yang bernama Watson Miller dan Barry Miller, mereka bertiga mencoba bertah...