Keesokan harinya, dipagi hari setelah sarapan aku membantu kak Barry untuk memilih senjata baru yang akan dia pakai untuk persenjataannya barunya.
“Karena kak Barry sudah punya senjata utama, jadi mungkin kakak hanya perlu pistol untuk tambahan senjatanya.”
“Hmm... Mungkin kau benar.”
Aku mengambil Pistol kaliber berwarna perak yang dipajang didinding gunshop dan memberikannya pada kak Barry.
“Aku menyarankan pistol ini kak. Desert Eagle.”
“Apa kelebihannya?”
“Pistol ini memiliki Damage yang cukup besar. Bahkan kekuatan pistol ini bisa menyaingi senapan AK-47 dan M4A1 yang kakak pakai. Akurasinya cukup akurat karena rekoilnya tidak terlalu besar. Dan kekuarangannya menurutku ada pada magazine. Tidak seperti pistol Glock milikku yang memiliki magazine yang memuat sampai 15 butir peluru, Desert Eagle ini memiliki magazine yang hanya memuat 9 butir pelur. Tetapi karena dari yang aku lihat kak Barry sudah mulai akurat dalam menembak, jadi itu tidak terlalu masalah kalau pelurunya sedikit. Tetapi tetap kakak harus menembak seakurat mungkin”
Kak Barry mengangguk mengerti sembari mencoba membidik dengan pistol kaliber itu.
“Baiklah... Aku ambil yang ini. Boleh aku ambil yang ini July?”
“Oh... Deser Eagle. Itu pilihan yang bagus. Boleh, ambil saja”
July yang hanya memperhatikan kami menjawabnya dari meja kasir.
“Terima kasih July. Baiklah Hans, kita akan berlatih”
“Ehh?! Benarkah?”
~ ~ ~
Aku dan kak Barry sekarang sedang berjalan mencari tempat untuk latihan menembak.
Kak Barry membawa M4A1nya dan Desert Eagle yang baru saja dia dapatkan, sedangkan aku membawa Zonbikiraa dan pistol Glock.
Aku dan kak Barry sebenarnya mengajak kak Watson juga untuk ikut, tapi orang bodoh itu berkata “Aku tidak perlu latihan. Aku sudah mahir dalam menembak jadi kalian saja yang latihan”
Jadi kami tinggalkan dia bermain dengan Watson yang satunya lagi.
Saat perjalanan kami, kami melihat zombie yang berjalan terseok-seok keluar dari sebuah gedung besar disebelah kanan kami.“Aku akan mencoba menembaknya.”
Kak Barry sudah memegang Desert Eagle dan siap membidik mayat hidup yang menyadari keberadaan kami.
“Apa kakak yakin? Maksudku kita masih ditengah kota kak. Suara pistol itu akan terdengar oleh zombie lain. Itu akan berbahaya.”
“Kau benar juga.”
Kak Barry menurunkan tangan yang sudah siap membidik zombie itu dengan pistol barunya.
“Biar aku urus yang satu ini kak”
Aku mengeluarkan Zonbikiraa dari sarungnya dan menghampiri zombie itu dengan berlari.
Wuusshhh...
Dengan satu tebasan vertikal tepat dilehernya, kepala zombie langsung terjatuh ketanah terpisah dari tubuhnya.
“Itu tebasan yang bagus”
“Hehe... Terima kasih”
Aku memasukan kembali Zonbikira kemudian menoleh kearah kak Barry yang tiba-tiba saja berlari kearahku.
“HANS AWAS! ADA SATU LAGI DIBELAKANGMU”
Saat aku ingin menoleh kebelakang, tubuhku sudah terhempas jatuh ketanah karena didorong oleh kak Barry dengan bahunya.
Kak Barry mencoba untuk melindungiku dengan menahan zombie yang ada dihadapannya dengan kedua tangannya.
“Hans... Cepat tusuk zom-Aaarrgghh!!!”
“KAK BARRY!!!”
Sebelum aku sempat berdiri, zombie itu sudah berhasil menggigit kak Barry tepat disebelah kiri lehernya.
“SIIIAAALLL!!”
Kak Barry mencoba melepas gigitan zombie itu dengan menendangnya kedepan sehingga membuat zombie itu jatuh terhempas akibat tendangannya.
“HAARRRGGHHHH!”
Aku mengeluarkan kembali Zonbikiraa dan berlari kearah zombie yang terjatuh itu. Menusuk dadanya berkali kali karena kesal dan akhirnya aku menusuk tepat dikepalanya.
Setelah zombie itu benar-benar mati aku langsung menolong kak Barry kembali kerumah July
~ ~ ~
Aku berhasil membawa kak Barry kembali kerumah July dengan membopongnya.
Sekarang kak Barry sedang terbaring ditempat tidur dan masih tersadar.
“Hans. Apa yang terjadi?”
Kak Watson bertanya kepadaku dengan wajah bingung dan panik. Sedangkan aku hanya menunduk dengan wajah bersalah.
“Tadi ada zombie yang menyerangku dari belakang, kak Barry mencoba menolongku tetapi dia terkena gigit oleh zombie itu. Ini semua salahku...”
“Tidak. Itu bukan salahmu. Akulah yang ceroboh tadi”
Kak Barry menjawabnya dengan suara serak dan sangat kecil. Efek dari gigitan itu masih belum terlihat, tetapi pendarahan yang keluar dari lehernya tidak mau berhenti.
July datang dengan membawa sebuah kotak PPPK untuk mengobati luka kak Barry.
“Untuk sementara kita tutup dulu lukanya.”
“Itu tidak perlu. Cepat ambil pistol dan tembak aku.”
“DIAMLAH! Tutup mulutmu dan biarkan aku menutup lukamu.”
Entah mengapa July menjadi tidak ramah lagi dan terlihat panik saat menutup luka kak barry untuk pertolongan pertama
“Lalu apa yang harus kita lakukan?”
Kak Watson yang terlihat sangat kebingungan bertanya kepadaku.
“July. Apa kau tahu penawar dari virus itu?”
“Sebenarnya Jack Hollow bukan membuat virus melainkan membuat ramuan.”
“Jack Hollow? Siapa itu?”
Aku mendengar penjelasan July dan mengabaikan kak Watson yang kebingungan karena akan membutuhkan waktu yang lama untuk menjelaskan padanya.
“Ramuan itu terbuat dari Datura. Dan aku pernah membaca buku tentang tanaman kalau ramuan datura yang dibuat oleh Jack Hollow itu menyerang syaraf dan otak sehingga mayat yang Jack Hollow hidupkan kembali akan kehilangan kinerja otaknya dan hanya bergantung pada nafsu untuk memakan daging manusia”
“Jadi? Apa penawarnya?”
Aku sedang tidak membutuhkan informasi itu sekarang. Yang aku butuhkan adalah informasi obat penawarnya.
“Aku tidak yakin, tetapi aku pernah membaca ramuan yang terbuat dari bunga Bacopa. Itu bisa menangkal racun terutama racun yang menyerang bagian otak dan syaraf seperti yang dibuat oleh Jack Hollow.”
“Baiklah. Aku akan mencari bunga itu.”
“Apa?! Apa kau sudah gila?! Kau bahkan tidak tahu bentuk bunga itu. Kau akan mencarinya dimana?”
Kak Watson langsung melarang niatku untuk mencari bunga bacopa itu.
“Aku akan menemaninya. Aku pernah lihat bunga itu digunung WardFall.”
Gunung WardFall, itu berada dipinggir utara distrik 8. Itu mungkin akan memakan waktu sekitar 1 hari 12 jam dengan berjalan kaki untuk sampai kesana.
“Kalau begitu aku juga ikut.”
“Tidak. Kak watson harus tetap disini untuk menjaga kak barry. Lagipula ini salahku jadi aku yang akan bertanggung jawab.”
Aku pasti akan menyembukan kak barry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Player in the real world
TerrorPandemi zombie yang melanda seluruh negara mengharuskan Hans Miller, Gamers berumur 17 tahun untuk bertahan hidup dari serangan sekumpulan mayat hidup. Bersama kedua kakaknya yang bernama Watson Miller dan Barry Miller, mereka bertiga mencoba bertah...