Kak Barry dan kak Watson menatapku dengan tatapan yang aneh.
Aku menunjukkan jariku kearah wajahku dengan ekspresi panik berkeringat.
Apa?! Bukan salahku kalau zombie itu datang menghampiri kami. Aku tidak tahu kalau mobil itu tidak terkunci jadi aku memecahkan kacanya.
“Huft... Yasudah... apa boleh buat. Sekarang kau harus tanggung jawab. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“Baiklah. Bagiku ini saat yang tepat. Kita akan mencoba senjata yang baru kita temukan pada zombie-zombie itu”
“Apa kau yakin? Kita bahkan baru pertama kali memegang senjata asli seperti ini”
“Ya. Aku sangat yakin.”
Aku yakin dengan kemampuan bermain game FPSku. Walaupun kedua kakakku tidak berpengalaman dengan senjata tetapi aku yakin dengan kemampuanku.
Dengan pengalamanku bertahun-tahun bermain game bergenre FPs, aku yakin bisa menghabisi sekumpulan mayat hidup yang sedang menghampiri kami.
“Baiklah kalau kau bilang begitu.”
“Hoi!! Bagaiman denganku?! Aku tidak menemukan senjata apapun.”
Kak Watson terlihat panik dengan tangan kosong.
“Ini pakai pistol ini. Dan ini pelurunya.”
Kak Barry memberikan pistol Glock dan magazine yang dia temukan.
“Yosh!! Akan aku pecahkan kepala mereka satu persatu”
Darrr!!! Darrr!!! Darrr!!!
Kak Watson langsung berlari kedepan dan langsung menembak sekumpulan zombie itu.
Aku dan kak Barry tercengang melihatnya.
Darimana dia mempelajari cara menembak? Semua tembakannya mengenai sasaran. Dan hampir semuanya mengenai tepat dikepala.
Cara membunuh zombie disini sama seperti didalam sebuah film atau game horror pada umumnya. Kami harus menembak tepat dikepala untuk membunuhnya atau menghancurkan seluruh bagian tubuhnya.
Ohh iyaa! Aku baru ingat. Kak Watson sempat mengikuti komunitas menembak target dengan senjata rakitan saat dia masih menjalani kuliahnya dulu.
Tidak heran kalau kak Watson sudah menguasai cara menembak dengan pistol sungguhan.
Baiklah. Aku juga tidak mau kalah.
“Hey Hans”Saat aku ingin melangkah menyusul kak Watson, kak Barry memanggilku dengan wajah kebingungan.
“Ada apa kak Barry?”
“Eee... Bagaimana cara menggunakan senjata ini?”
Kak Barry berkata dengan senyum lugu diwajahnya.
“Pertama kak Barry tarik bagian ini dulu untuk mengokangnya supaya pelurunya bisa keluar. Lalu letakan stock senapannya didepan bahu kakak seperti ini supaya mengurangi gunacangannya saat menembak. Kemudian bidik targetnya lalu tarik pelatuknya untuk menembak.”
Karena kami sedang terburu-buru jadi aku menjelaskan pada kak Barry dengan sangat singkat dan sejelas mungkin.
“Woah! Darimana kau mempelajari soal senjata seperti ini?”
“Haha. Apa kakak lupa? Aku ini seorang gamers. Jadi pengetahuan seperti itu sedikit banyak sudah aku ketahui”
Aku membusungkan dadaku saat berkata seperti itu. Tidak apa-apa kan kalau aku menjadi sedikit besar kepala?
Tidak! Ini bukan saatnya untuk itu. Ini saatnya untuk beraksi!
Darrr!! Darrr!! Darrr!!
“Maju kalian semua!!!"
Kak Watson semakin menggila setelah membunuh beberapa zombie yang ada dihadapannya.
Aku melangkah kedepan dan mulai membidik pada sekumpilan zombie itu.
Dan…
DOORR!!!
Aku terkejut saat menarik pelatuk shotgun M887 yang ada ditanganku ini.
Apa ini?! Ini tidak sama seperti saat bermain game FPS!
Guncangannya terlalu besar sampai menghempaskan tubuhku dan membuat tembakanku meleset.
Aku mencobanya sekali lagi dan…
DOORR!!!
“HOI!!! Tembak yang benar dasar bodoh! Tembakanmu hampir mengenaiku”
Kak Watson berteriak kesal setelah aku menembak.
Tembakanku meleset lagi dari bidikanku.
Ada apa dengan senjata ini?! Aku benar-benar tidak mengerti.
“Jangan bercanda Hans! Tembaklah dengan benar”
Selagi aku masih mencoba senjataku, kak Barry sudah mulai beradaptasi dengan senjata M4A1 itu dan mulai menembak dengan benar.
“Jangan salahkan aku. Senjata ini rusak”
“Kemarikan senjatamu”
Kak Barry langsung merebut shotgun yang ada ditanganku dengan wajah kesal.
“Hey Watson! Ambil ini dan berikan pistol itu.”
“Baik!”
Mereka berdua saling melempar senjata.
“Ini… pakai pistol ini saja”
Apa?! Aku disuruh untuk menggunakan mainan ini? Yang benar saja.
DOORR!!! DOORR!!! DOORR!!!
Kak Watson bisa menggunakan shotgun itu dengan sangat baik.
Bagaimana cara dia menggunakan senjata itu? Semua peluru yang dia lesatkan mengenai sasaran seperti menggunakan cheat anti recoil.
Aku mengambil pistol Glock yang dilemparkan kak barry kepadaku dan mencoba untuk menggunakannya dan…
Daarr!!! Daarr!!! Daarr!!!
Aku sungguh tidak mengerti! Bagaimana kak Barry dan kak Watson bisa mengatasi guncangan dari senjata senjata ini?
Tembakanku meleset juga saat aku menggunakan pistol Glock ini.
Aarrgghh!! Semua senjata ini rusak.
Doooorrrrrrr…. Chekk… Chekk…
Kak Barry kehabisan peluru dimagazinenya.
“Sial! Mereka terlalu banyak. Kita harus lari.”
Aku benci untuk untuk mengatakannya karena aku masih penasaran dengan senapan asli ini tapi aku setuju dengan kak Barry.
Kita harus mundur dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Player in the real world
HorrorPandemi zombie yang melanda seluruh negara mengharuskan Hans Miller, Gamers berumur 17 tahun untuk bertahan hidup dari serangan sekumpulan mayat hidup. Bersama kedua kakaknya yang bernama Watson Miller dan Barry Miller, mereka bertiga mencoba bertah...