- AZ 8 -

13.6K 642 18
                                    

Mencoba bersabar mungkin sudah hal biasa bagi setiap orang, tapi jika sabar tidak juga dihargai apakah masih bisa bersabar?

-unknow-

✿✿✿


Untuk kesekian kalinya, Fatimah hanya termenung memikirkan kehidupannya yang berubah sejak menikah dengan Yusuf. Entahlah, meskipun sudah melihat sikap yang ditunjukkan oleh suaminya itu, ia tetap saja tidak bisa pergi dari sisi pria itu.

Bukan hanya memikirkan orangtuanya yang sudah memberi amanah padanya sebelum meninggal, agar ia bisa menerima Yusuf sebagai suami. Ia juga memikirkan perasaannya yang semakin dalam meskipun sudah melihat sifat suami yang ia pikir asli.

Di saat kegiatan bermenungnya, Fatimah tidak menyadari bahwa Yusuf sedang memandanginya dari belakang. Hanya diam dan terus menatap Fatimah dari belakang yang sedang duduk di jendela kamar mereka.

Tak ada ekspresi yang bisa dibaca dari wajah pria itu. Datar, kata yang tepat menggambarkannya. Siapa saja belum tentu bisa menebak apa yang dipikirkan Yusuf. Saat ini, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Setelah beberapa puluh menit menatap sang istri, Yusuf beranjak pergi, membiarkan Fatimah menyendiri untuk kesekian kali.

Helaan napas keluar dari mulut wanita berkhimar hijau toska tersebut, tangannya terangkat untuk memijit kepalanya yang tiba-tiba saja merasa pusing. Mungkin ia terlalu banyak berpikir setelah perdebatannya dengan Yusuf kemarin lusa.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kata siapa yang harus aku turuti? Logika? Atau hatiku?"

✿✿✿

Irsyad melihat atasan sekaligus sahabatnya itu heran. Ia berpikir hari ini Amar sedikit kurang fokus bekerja, terbukti saat meeting tadi pagi. Lelaki itu tampak sedang berpikir keras sepanjang meeting. Meskipun terlihat mendengar, Amar tetap saja tergagap saat ditanyai tanggapan soal presentasi yang dilakukan oleh karyawannya.

"Kamu kenapa sih, Am? Udah dari tadi loh aku perhatikan, kayak gak fokus gitu. Kamu punya masalah pribadi?" tanya Irsyad setelah menyeruput sedikit cappucino miliknya.

Amar yang tadinya bermenung, tergagap saat mendengar pertanyaan Irsyad. "Ha?"

Irsyad mendengus melihat respon yang diberikan Amar, bukannya menjawab malah menatapnya seperti orang linglung.

"Kan, baru juga aku bilangin malah gitu lagi. Kamu sebenarnya kenapa? Dari tadi pagi aku perhatikan kamu gagal fokus terus," ujarnya kesal.

"Maaf, Syad. Aku hanya sedikit punya masalah, tapi ini benar-benar membuatku penasaran. Sudah sejak kemarin lusa aku kepikiran, tapi aku tidak juga mengerti," jelas Amar yang diakhiri helaan napas panjang.

Alis Irsyad tampak menyatu, sedikit bingung dengan ucapan sahabatnya itu. "Memangnya masalah seperti apa sampai membuatmu tidak fokus begini?" tanyanya penasaran.

"Ada seseorang yang mengirimkan pesan padaku kemarin lusa. Apa kamu bisa membantuku untuk melacaknya?"

✿✿✿

Fatimah memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit saat akan bangkit dari duduknya. Ia kembali terduduk saat tak dapat menyeimbangkan tubuhnya.

Pelayan yang tak sengaja lewat dan melihat majikannya, langsung berlari ke arah Fatimah dengan khawatir.

"Bu? Ibu tidak apa-apa?" tanya pelayan tersebut. Fatimah mencoba untuk meredakan rasa sakitnya dan kembali berdiri, kemudian menggeleng pelan. "Tidak, saya tidak ap–"

Bruk!

Tubuhnya jatuh ke lantai, dan sesaat setelah itu terdengar teriakan dari arah pintu utama.

"HUMAIRAH!!"

Yusuf berlari kencang ke arah Fatimah, lalu menjatuhkan diri di sebelah Fatimah yang tak sadarkan diri. Ia meraih kepala sang istri dan membawanya dalam pangkuan. Ia mencoba membangunkan dengan cara menepuk pelan pipi istrinya, tapi tak bisa. Itu membuatnya semakin khawatir.

"SIAPKAN MOBIL SEKARANG!!"

✿✿✿

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh manteman 👋🏻

Gimana part kali ini? Suka? Pastinya dong, wkwk. Pendek ya part-nya? Hehe, emang. Tapi yang penting kalian bisa mengerti alur cerita versi revisi daripada versi lama. Karena versi revisi lebih padat dan jelas dari pada versi lama yang bertele-tele:v

Jadi, karena kalian udah baca jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Tap bintang dan beri aku komentar kalian♡

Sekian dari calon jodoh dia, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

AMZAH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang