- A Z 28 -

8.8K 347 2
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaratuh semuaa!!

Sebelum baca, aku cuma mau bilang thank you so much buat kalian yang udah baca AMZAH dari versi awal hingga versi revisi sekarang.

Luvyuol🫶🏻

SELAMAT MEMBACA!!

Kuserahkan semua takdir pada-Mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuserahkan semua takdir pada-Mu. Tapi, bolehkah aku berharap akhir yang bahagia untuk kisahku bersamanya?

- MAS -

✿✿✿

Tanggal pernikahan antara Amar dan Zahra sudah ditentukan. Dua minggu lagi, kedua insan itu akan saling menyempurnakan ibadah mereka.

Hari-hari setelah lamaran, Zahra maupun Amar tetap menjalankan aktifitas mereka seperti biasa. Hanya, bedanya bagi Zahra ia selalu berkomunikasi dengan bunda maupun kakak Amar. Dan sering kali yang menghubungi dahulu adalah calon mertuanya tersebut, katanya sih sebagai penenang dari rasa tak sabar beliau.

"Semua desain bajunya bagus-bagus, ya?" Bunda mengangguk membenarkan ucapan umi Zahra.

Hari ini, Zahra mendapatkan agenda dadakan dari dua ibu tersebut yaitu fitting baju pengantin untuknya. Untung saja ini tak ada kelas, jadi Zahra tak perlu khawatir akan hal itu.

Tia, pemilik butik yang didatangi Zahra menginstruksi salah seorang karyawannya untuk memberikan katalog best seller gaun pengantin pada kedua wanita paruh baya tersebut.

"MasyaAllah, yang udah nemuin jodohnya tahun ini nikah," goda Tia sambil menyenggol Zahra yang berada di sampingnya.

Zahra tertawa pelan. "Alhamdullilah, Kak. Doain terus ya, Kak, semoga lancar dan Allah terus memberkahi sampai hari H," ujar Zahra sambil mengelus lengan Tia.

"Aamiin. Kakak selalu doain yang terbaik buat adik tingkat Kakak yang MasyaAllah ini."

Keduanya melanjutkan obrolan sambil sesekali Zahra meminta pendapat mengenai dress pernikahan yang cocok untuknya. Keduanya juga berdiskusi dengan umi dan bunda.

Hingga beberapa lama kemudian, akhirnya model dress yang akan Zahra pakai sudah ditentukan. Sedangkan untuk Amar sendiri, akan disesuaikan hanya tinggal masalah ukuran saja.

Setelah selesai mengukur untuk bajunya, Zahra meminta izin untuk memakai toilet sebentar. Tia memperbolehkan dan meminta tolong karyawan yang membantunya tadi untuk menunjukkan jalan pada Zahra.

"Untuk ukuran baju mempelai prianya nanti gimana ya, Tante?" tanya Tia pada bunda Amar setelah Zahra beranjak pergi ke toilet.

"Untuk itu nanti Tante tanyakan dulu sama anaknya, mau langsung ke sini atau gimana? Nanti Tante kabari aja," jawab bunda Amar yang diangguki oleh Tia.

AMZAH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang