- AZ 12 -

10.4K 440 6
                                    

Healing terbaik bagiku adalah ketika bersama dengan orang-orang yang kusayang dan menyayangiku.

-ZAF-

✿✿✿

Amar sedang serius membaca berkas yang harus ia tanda tangani, saat Irsyad masuk setelah mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam. Ada apa, Syad?" tanya Amar setelah sahabat sekaligus sekretarisnya itu sampai di depan mejanya.

"Aku lupa bilang, kalau hari ini seharusnya laporan bulanan keuangan perusahaan. Di luar sudah ada kepala manajemen keuangan, karena baru ingat jadi aku minta untuk tunggu sebentar. Kalau kamu tidak sibuk, akan kusuruh dia masuk."

Amar mengangguk mengerti. Merasa berkas yang akan ia tinggal sedikit, Amar pun meminta Irsyad untuk mempersilakan karyawannya itu untuk masuk. Dengan segera Irsyad menyuruh kepala manajer untuk masuk dan menyampaikan laporan bulanan.

"Assalamualaikum. Selamat siang, Pak Amar," salam orang itu.

"Wa'alaikumussalam, Zidan. Selamat siang juga, bagaimana keadaan keuangan perusahaan bulan ini?"

Ya, kepala manajemen keuangan perusahaan Amar adalah Zidan. Ahmad Zidan Al-kadri. Kepala manajemen keuangan yang diamanatkan dan diangkat bulan lalu.

Dengan lancar Zidan melaporkan kondisi keuangan perusahaan. Tidak ada masalah, bahkan laporan yang Amar dapat kondisi keuangan perusahaan cenderung stabil.

"Kerja bagus, Zidan. Terima kasih sudah melaporkannya. Oh ya, untuk produksi yang sekarang coba kamu berkoordinasi dengan divisi pemasaran berapa taksiran keuntungan dan kerugian pada produk ini. Jika bisa, kalian diskusikan cara meminimalisir kerugian jika ada. Setelah itu bisa laporkan lagi pada saya," ujar Amar yang diangguki oleh Zidan.

Saat Amar kembali melihat berkas laporan yang dibawa Zidan, tiba-tiba Irsyad masuk.

"Maaf mengganggu sebelumya, Pak. Barusan saya dapat telfon dari bunda anda, beliau berpesan untuk anda menghubungi beliau. Katanya membahas perihal lamaran anda dengan anak perempuan keluarga pak Firdaus."

Zidan yang mendengar kalimat terakhir Irsyad menoleh dengan raut wajah yang tidak bisa digambarkan. Namun, terkejut lebih mendominasi dirinya saat ini.

Barusan apa yang dikatakannya? Anak perempuan keluarga Firdaus? batinnya.

"Oke. Terima kasih, Irsyad. Kalau begitu Zidan lakukan seperti apa yang saya katakan lagi, dan Irsyad untuk tiga berkas yang harus saya tanda tangani ini, saya serahkan ke kamu. Tolong pelajari dengan baik dan pertimbangkan, jika menurutmu baik untuk perusahaan tidak perlu tunggu tanda tangan saya, langsung berikan cap stempel perusahaan."

Dengan ragu-ragu, Zidan mengangguk kemudian mengikuti Irsyad yang keluar setelah mengambil berkas yang diberikan Amar.

Setibanya di luar ruangan, Zidan menahan Irsyad sebentar. Tujuannya untuk memastikan dugaannya yang ia harap tidak benar.

"Ah, maaf sebelumnya Pak Irsyad, kalau kesannya saya terlihat kepo. Cuma saya ingin bertanya, apa keluarga yang Bapak maksud tadi adalah pak Firdaus pemilik rumah sakit Kasih Pertiwi?" tanya Zidan harap-harap cemas, namun tetap memperlihatkan wajah dan senyuman tenangnya.

"Iya, betul. Pak Zidan kenal dengan beliau?" tanya Irsyad balik. Penasaran dari mana Zidan tahu tentang keluarga Firdaus.

Sesaat ekspresi Zidan mengeras, namun kembali tersenyum dan menjawab pertanyaan Irsyad. "Iya, tapi tidak terlalu dekat. Saya kenal beliau saat ada keluarga saya dirawat di sana, kebetulan dokter yang menanganinya adalah beliau. Jadi saya sedikit mengenal beliau."

AMZAH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang