- AZ 13 -

9.7K 412 0
                                    

Aku tahu cinta tak bisa dipaksakan. Namun, aku terlalu lemah untuk mengalahkan obsesiku agar dirimu bisa kudapatkan.

-AZA-

✿✿✿

Setelah family time yang dilaksanakan oleh keluarga Zahra kemarin, tiba-tiba Fatimah ingin menginap selama beberapa waktu di rumah mertuanya tersebut. Tentu saja, umi dan Abi menyambut keinginan menantu mereka dengan senang.

Yusuf pun tidak mempermasalahkan keinginan sang istri. Terlebih ia menjadi lega, disaat kehamilan Fatimah ada yang menjaga dan menemaninya. Apalagi akhir-akhir ini ia mulai sibuk di perusahaan.

Namun, yang menjadi masalah dari hal ini adalah Fatimah yang selalu saja menempel dengan Zahra. Awalnya, baik Yusuf dan Zahra mengira jika Fatimah merindukan Zahra yang merupakan ipar perempuan satu-satunya yang ia punya. Tapi, sepertinya sebutan menempel bukan sekedar sebutan.

Terbukti jika ibu hamil itu, hampir setiap malam saat menginap di sana ingin tidur dengan Zahra dan berujung mengusir Yusuf untuk tidur sendiri dulu. Alasannya sih, anaknya ingin mendengar Zahra membacakan surah Al-Qur'an untuknya.

Bahkan, saat adiknya itu berpamitan untuk pergi ke kampus, Fatimah akan memasang wajah memelasnya agar bisa terus bersama adik iparnya tersebut. Tentu saja, hal itu membuat Zahra merasa tak tega tapi ia juga tak bisa melewatkan kelasnya. Dan berakhirlah dengan usaha bujukan yang dilakukan Yusuf agar sang istri tidak bersedih lagi.

Sekarang pun, saat mengetahui Zahra tidak ada kegiatan kuliah, Fatimah terus menempel pada adik perempuannya tersebut. Padahal ia akan segera berangkat ke kantor, tapi malah di abaikan sang istri.

"Sayang, kamu mau cuekin aku terus? Ini aku udah mau berangkat ke kantor loh," ucap Yusuf sambil memperhatikan Fatimah yang masih nyaman memeluk lengan Zahra yang sedang mengupaskan apel untuknya.

Zahra yang menangkap nada cemberut dari kakak keduanya itu, berusaha untuk tidak tertawa. Ia hampir saja tidak bisa menahannya saat melihat ekspresi bete sang kakak. Beruntung ia sudah memakai cadar, karena akan keluar dengan Fitri untuk kebutuhan tugas.

"Abang tahu kamu mau ketawa, Ra," celetuk Yusuf merajuk. Masih berusaha tenang, Zahra mencoba untuk tidak tertawa. Setidaknya ini yang bisa ia lakukan untuk harga diri sang kakak.

"Ih, Aa jangan gitu dong, sama Zahra. Kasihan tahu,"  tegur Fatimah. Yusuf dibuat melongo. Memangnya dia melakukan apa kepada adiknya?

"Lah, aku ngapain, sayang? Aku gak apa-apain Zahra loh," bela Yusuf.

"Aa ledekin Zahra," balas Fatimah tak mau kalah. Yusuf semakin melongo dibuatnya. Bukankah tadi yang diledek adalah dirinya?

Zahra yang menjadi topik perseteruan suami istri tersebut, memilih untuk diam saja. Ia berharap jika Thariq cepat selesai dan mereka bisa pergi.

"Aduh, Kak Fatimah bener tuh. Masa Abang ledekin Zahra." Tiba-tiba saja Thariq datang dan langsung menjadi kompor, hal itu membuat Zahra melotot pada kakak ketiganya itu. Jika begini makin lama ia terjebak antara kakak dan kakak iparnya tersebut.

"Iya kan, Riq? Kan kasian Zahra," ucap Fatimah lagi masih dengan penderian kebenarannya, sambil memeluk lengan Zahra lagi.

"Riq, kamu mau Abang opor ke rumah sakit daerah kecil mana?"

Seketika Thariq yang tadinya tersenyum menggoda Yusuf, berubah menjadi cengiran kelakar. "Bercanda aku, Bang. Ya udah, Ra, ayo berangkat. Nanti kamu telat loh," ujar Thariq yang sudah melangkah ke luar setelah mengucapkan salam kepada Yusuf dan Fatimah.

AMZAH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang