Tujuh Belas

14 0 0
                                    

"Jadi,pertemuan kita hari ini agenda nya adalah casting"

Raja menutup pintu kelas.Dia kemudian duduk di bangku depan meja guru.Pandangannya lurus menuju ke sebelas teman di depannya.

"Gue jadi pangeran ja"
Udin angkat tangan,dia dengan percaya diri mengajukan dirinya sebagai pangeran.

"Pangeran kodok mau?"

"Mau lah,endingnya kan gue bakal dicium sama sang putri terus jadi manusia"

"Menikah dan hidup bahagia bersama selamanya"

Leo meneruskan.Cowok itu tidak bisa jika hanya diam di tempat.Matanya berkali kali beralih pandang,menatap Raja kemudian beralih ke Kiara.Kiara tampak gelisah.
Leo bisa menangkap dari gerak gerik Kiara yang tidak biasa.Kiara menghentak hentakkan kedua kakinya ke lantai,dan pandangannya tertuju pada pintu kelas yang tertutup.

Leo tidak tahu masalah apa yang menimpa Kiara.
Sebelumnya Leo patut bersyukur,dia bisa satu kelompok dengan Kiara.Dia percaya jika itu bukan sebuah kebetulan belaka.
Mungkin jika perlu Leo harus berterimakasih juga kepada Raja.
Walaupun bukan naskah drama buatannya yang terpilih,tapi naskah drama Raja bisa menjadi pengganti untuk merekatkan kedekatan antara dirinya dengan Kiara.

"Gue yang bakal milih.Gue kan sutradara"

Raja dengan bangga menyebut dirinya sebagai sutradara.Hanya sebuah kebetulan saja jika naskah drama yang dia buat itu akan menjadi panutan ke sebelas temannya.

Raja sudah merasa sangat tinggi derajatnya.
Memimpin kesebelas temannya untuk mengikuti aturan yang dia buat itu merupakan sebuah penghormatan mulia baginya.

Raja juga tidak menyangka jika tugas Toni untuk membuat naskah drama itu harus berujung seperti ini.
Pertanyaan yang semula dia ajukan kepada Leo untuk apakah Toni menyuruh anak didiknya membuat naskah drama padahal dipelajaran yang guru itu ajarkan tidak ada materi drama,sudah terpecahkan.

Guru bahasa Indonesia itu tidak menyia nyiakan tugas anak didiknya.
Toni memberikan setumpuk naskah drama buatan anak didiknya kepada Rani,guru Seni Budaya.
Alhasil,naskah drama itu berhasil Rani jadikan tugas lagi untuk siswa siswa kelas IPS 4.

Yang namanya juga tugas,pasti sangat memberatkan.Tapi lain untuk Raja.
Dia harus menjadi yang terbaik untuk kesempatan kali ini.Dia harus mengarahkan kesebelas pasukannya untuk menampilkan peran mereka masing masing dengan baik.

"Naskah drama lo itu ceritanya apaan sih ja?Jelasin dong biar kita semua tahu"

"Ok,ok.Gue jelasin,habis itu kita langsung casting.Biar besok agendanya ganti."

"Naskah drama lo normal kan?Gak absurd kaya punya Udin,masa pergi ke bulan naik delman"

Yang di sebut menoleh.Udin melemparkan tatapan tajam kepada Hilda.Tidak tinggal diam,Hilda justru membalas tatapan tajam Udin.Mereka berdua saling tatap.

Melihat kedua temannya yang mungkin sebenatar lagi akan meledakkan emosi,Raja menengahi.
Dia menggebrak bangku yang didudukinya.
Suara gebrakan itu membuat Udin dan Hilda kembali memandang depan.

"Gue jelasin sinopsisnya aja ya?Kepanjangan kalo gue ceritain sambil dialognya gue ucapin."

Raja menarik nafas panjang.

"Gue share ke grup aja deh,terus lo baca sendiri."

"Setuju gue,kaya nya telinga gue bakal panas kalo denger lo ngomong"

Raja hanya menanggapi dengan decakan.Dia langsung mengeluarkan handphone nya,memfoto lembaran lembaran naskah,kemudian mengirim ke grup kelompok yang dia buat tadi setelah Rani menentukan anggota kelompok drama yang akan dia ketuai.

Kei El (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang