Tiga

36 1 0
                                    

Kiara melangkah mantap.
Niatnya kali ini benar benar tidak bisa digoyahkan.Dia menuju kantin,menerobos di antara siswa lain yang bergerombol dengan tujuan sama.
Kiara berhenti di depan pintu masuk kantin.
Mengedarkan pandang,mencari cowok yang ingin ditemuinya.

"Minggir dong,ini pintu buat orang lewat"

Kiara menolehkan kepalanya cepat.Dia menggeser tubuhnya masuk,kemudian menempelkan tubuhnya di dinding sebelah pintu.Menatap punggung cewek yang mencelotehi nya tadi.

Tatapannya teralihkan,saat matanya dengan tidak sengaja menangkap cowok yang ingin ditemuinya.

Kiara dengak cepat melangkah,menghampiri Ryan yang tengah duduk bersama teman temannya.

"Siang manis"

Kiara tidak menganggapi jahilan dari salah satu teman Ryan.
Yang dia inginkan hanyalah,ingin berbicara empat mata dengan Ryan.

Ryan menaikkan alisnya.
Dia tidak tahu mengapa dengan tiba tiba cewek yang satu minggu lalu mengatakan rasa suka kepada dirinya itu,muncul dihadapannya.

"Gue mau ngomong sama lo"
Kiara to the point.
Kedua teman Ryan faham,kejadian seperti itu sudah biasa mereka saksikan.
Tidak ada yang kabur dari pesona maskulin Ryan.

Ryan bukan Most Wanted nya SMA Cendekia,bukan juga Bad Boy nya SMA Cendekia.
Tapi Ryan cukup terkenal.
Tidak hanya karena fisiknya yang bisa dibilang perfect,tapi juga karena dia adalah vokalis "The Cogans" satu satunya band yang ada di SMA Cendekia.
Tidak akan ada yang menolak pesona dirinya.
Masalah asmara,Ryan kalah dengan si Aldo,bad boy kelas kakap,yang hanya modal dompet tebal.
Aldo memang tak se perfect Ryan dalam masalah fisik.Tapi karena berkat ke perfect an materinya,dia bisa menang jauh dari Ryan dalam masalah asmara.

Bukan juga,Ryan tidak mampu menyaingi ke bad boy an Aldo hanya karena minim materi,dirinya juga kaya,bahkan perusahaan Papa nya sudah menanti kedatangan dirinya untuk menjadi ahli generasi perusahaan.
Ryan tidak ingin memanfaatkan materi hanya untuk seorang atau beberapa orang wanita untuk hidupnya,baginya cinta tidak datang hanya karena materi.

Asmaranya memang kelabu.

"Duduk aja dulu.Kursi sebelah gue masih kosong"
Ryan merespon,dia menarik bibirnya ke atas,mengulas senyum.

Kiara merasa,sesuatu berdesir di hatinya.
Melihat senyuman yang terukir dari bibir Ryan,adalah kebahagiaan baginya.
Dia mengalihkan pandang dari Ryan,menatap kedua teman Ryan yang ada di depannya.

Yang ditatap tidak merasa.
Vani dan Diki.Mereka berdua merasa itu bukan urusannya.Itu urusan Ryan dan Kiara tentang asmara.Itu lah pemikirannya.
Mereka berdua sibuk pada mangkok masing masing.Makan dengan mengabaikan dua makhluk yang sedari tadi terlibat percakapan serius itu.

Kiara kembali menatap Ryan.
Begitupun juga Ryan,dia menatap cewek manis yang ada di depannya itu.
Dia tidak bisa berfikir,bagaimana bisa Kiara mengatakan rasa sukanya secara terus terang,seperti tidak akan ada penyesalan yang muncul di benak cewek itu di kemudian hari.
Dia cewek pemberani.
Tidak hanya satu kali,Ryan mengalami kejadian seperti ini.
Tapi untuk kali ini,beda,karena biasanya cewek lain mengatakan perasaannya lewat perantara,tidak untuk Kiara yang dengan langsung mengatakan rasa suka dari bibir mungil cewek itu.

"Gue mau ngomong sama lo,tapi gak disini"

Kedua alis Ryan naik.

"Kenapa?lo bisa duduk di sebelah gue,ngomong baik baik disini"

Kiara menarik tangan Ryan.Mengajak cowok itu keluar dari kantin.
Ryan menurut.Dia menghentikan langkah,sontak membuat Kiara menghentikan langkah juga.
Ryan melepaskan tangannya dari cengkeraman Kiara.
Menatap cewek yang hanya berjarak beberapa senti dihadapannya itu,kemudian meraih tangan Kiara,menggenggam ke dalam genggaman tangannya.

Kei El (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang