Tiga Belas

9 0 0
                                    

"Makasih ya"
Leo membuka kaca helm nya,menatap Kiara,menunggu cewek itu membalas ucapan terimakasihnya.

Kiara yang tengah sibuk membuka pengait helm yang dipakainya itu,mengabaikan ucapan Leo.
Kiara tidak tahu mengapa pengait helm yang dipakainya itu sangat susah untuk dibuka.
Helm nya dan helm yang dipinjamkan Leo kepadanya,memang berbeda.
Tapi setidaknya,Kiara bisa membuka pengait helm itu,karena dia bukan termasuk orang yang jarang menggunakan helm.

Leo tersenyum.Kiara tidak membalas ucapan terimakasihnya.Tangan cowok itu terulur,menarik tubuh Kiara agar berdekatan dengannya.

Rengkuhan tangan Leo dipinggang Kiara,sontak membuat cewek itu membelalakkan matanya lebar lebar.
Tangannya yang sedari tadi memegangi pengait helm,terayun ke bawah.

Dengan posisi yang masih diatas motor,Leo membuka pengait helm yang dipakai Kiara,jemarinya sesekali bersentuhan dengan dagu cewek itu.

Tubuh Kiara menegang.Jarak antara dirinya dengan Leo terbilang sangat dekat.Kiara bisa menatap dalam manik mata Leo.Mata cewek itu menyusuri setiap inci wajah bersih Leo.Tak ada noda sekecil apapun yang menempel di wajah Leo.Tak ada jerawat,wajah cowok di depannya itu sangat mulus,baru kali ini Kiara bisa menatap Leo dengan jarak dekat.

Leo memiliki hidung yang mancung.Kiara iri,hidungnya tidak seperti hidung Leo.
Cewek itu bahkan belum tersadar saat Leo menjauh dari wajahnya.Cowok itu melepas helm yang dipakai Kiara,kemudian mengaitkan pada grip motornya.

"Makasih ya"

Leo mengulang kembali perkataannya.
Kiara menggelengkan kepalanya cepat.Dia sudah terjerumus kedalam lamunan yang cukup panjang.

"Makasih juga karena lo udah nganterin gue pulang"

"Itu sudah jadi kewajiban gue.Gue gak mau nyakitin anak orang.Apalagi orang yang punya anak,sebaik Mama kamu"

"Emm....gue masuk dulu ya.Hati hati di jalan."

Leo tersenyum.Menatap punggung Kiara yang semakin jauh darinya.Leo menunggu cewek itu hingga benar benar masuk ke dalam rumah.Baru dia menutup kaca helm nya,dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Lista sudah berdiri di ambang pintu.Yang jelas wanita itu melihat adegan romantis putrinya dengan Leo.
Lista mempercayai Leo,batinnya kuat mengatakan jika Leo adalah cowok baik baik.Jika tidak ada keyakinan bahwa Leo bukan cowok baik seperti kata batinnya,maka sejak tadi pasti Lista tidak mengizinkan Kiara pergi bersama cowok itu.
Leo sudah memberi keyakinan kepada Lista,sejak awal pertemuan mereka.

"Gitu aja masih ngelak,kalo kalian berdua pacaran"

Kiara menatap Lista yang berdiri di sampingnya.

"Sejak kapan Mama berdiri disini?"

Kiara berharap,Lista baru saja keluar dan berdiri di depan pintu.Kiara tidak mau Lista melihat kejadian dirinya bersama Leo tadi.
Tapi yang jelas,tanpa sepengetahuan Kiara,Lista sudah melihat kejadian itu.

"Udah dari tadi.Mama lihat kamu romantis romantisan sama Leo."

Bibir Kiara menganga.

"Udah berapa lama kamu pacaran sama dia?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Lista,membuat Kiara mengerucutkan bibir.
Cewek itu memasuki rumah dengan langkah kesal.

Diletakkannya sekantong plastik berwarna hitam di atas meja depan televisi.
Kiara berlalu,menuju kamarnya dengan menenteng tas belanja.

Lista tersenyum setelah dia membuka kantong plastik yang diletakkan putrinya itu.

"Kamu beneran beliin Mama apel?"
Teriaknya kemudian kepada Kiara yang sudah tak terlihat dalam pandangannya.

Kei El (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang