Dua Puluh Satu

7 0 0
                                    

Mentari sudah menyapa.Mengusir dingin yang sejak tadi malam melanda.
Pagi adalah awal dari semua kegiatan manusia dimulai.
Sesuai apa yang akan mereka lakukan,mereka akan memulainya pagi ini.

Leo menutup pintu kamarnya.Dia sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
Kakinya melangkah menuruni tangga.

"Brak"

Langkah Leo terhenti.Dia menoleh,dimana suara itu berasal.
Mata Leo menyipit,memastikan bahwa sosok itu lah pelakunya.

Gilang balik menatap.Memberikan tatapan tajamnya.Rahangnya mengeras.

Leo tidak peduli.Dia lalu meneruskan langkah.
Tidak dihiraukannya apa yang telah terjadi semalam.
Pagi hari tidak tepat jika untuk berkelahi.

Wanita Gilang tidak terlihat batang hidungnya.Apa wanita itu sudang pulang?

Biarkan.Peduli apa Leo dengan wanita yang mendesah menjijikkan itu?

Leo meninggalkan Gilang,yang masih menatapnya.
Dia lalu duduk di kursi makan.

Sania tidak ada di rumah.Karena wanita itu sedang menemani Bagas di kantor.
Tidak ada yang tersaji di meja makan,kecuali beberapa sisir roti dan selai.
Leo rindu sarapan buatan Sania.

Tangan Leo terulur mengambil roti lalu mengolesnya dengan selai.
Cowok itu lalu memakannya,dengan fikiran melayang.

Bagas dan Sania mungkin akan pulang nanti malam.Itu artinya motor milik Leo akan kembali juga nanti malam.
Berarti hari ini,Leo harus berangkat ke sekolah dengan menggunakan mobil Bagas.

Bukan Leo tidak mau.Siapa sih yang tidak mau ke sekolah dengan membawa mobil.Apalagi mobil itu mobil dengan harga yang wah.
Leo hanya malas saja.
Jika dia membawa mobil ke sekolah,itu berarti dia harus memasuki parkiran barat.
Karena mobil harus diparkirkan disana.

Dan selama ini,Leo selalu memarkirkan motornya di parkiran belakang sekolah karena itu adalah tempat khusus untuk motor.

Leo akan merasa canggung nanti,karena dia baru pertama kali masuk ke parkiran barat.
Selain karena akan bertemu dengan guru guru karena sebagian besar guru membawa mobil pribadi,alasan lainnya karena,pasti Leo akan bertemu dengan para siswa keturunan milyader.
Leo tidak suka.Bukannya Leo malu jika disanding,bahkan Leo bisa dikata keturunan milyader juga,tapi karena Leo muak dengan wajah sombong mereka.

Tidak ada pilihan lain.
Leo melahap sisa rotinya.Dia lalu meraih kontak mobil yang tergantung di gantungan dinding balik dapur.

Leo akan ke sekolah dengan membawa mobil.
Dia lalu melangkah ke luar rumah.

"Raja....."

Pagi pagi sudah ada kejutan yang Leo dapat.
Pelaku yang membuat Leo terkejut hanya tersenyum sok manis.

Apa tujuan Raja ke rumah Leo sepagi ini?

"Gue berangkat bareng lo"

Leo mendelik.
Dia langsung menuju garasi diikuti Raja di belakangnya.

"Kenapa motor lo?"

"Masuk bengkel"

"Lagi?"

"Iya.Tadi malam motor gue nabrak tiang listrik.Hancur deh."

Leo mengernyitkan kening.Dia meneliti Raja dari kepala hingga kaki.Tidak ada lecet sedikitpun.

"Bukan gue yang nabrakin,tapi sepupu gue"

Leo mangut mangut sebelum akhirnya bersuara.

"Ojek online masih banyak"

"Gue tadi udah naik itu,tapi karena gue keingat lo,gue jadi mampir ke rumah lo.Nempel sama tukang ojek gak sewangi nempel sama lo"

Kei El (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang