Our story (2)

511 54 92
                                    

"Kau baik-baik saja?"

Seongwoo terperanjat lalu kembali terdiam.

"Minhyun-ah"
"Wae?"
"Aku bertemu dengannya lagi"ucap Seongwoo.
"Siapa?"
"Jaehwan"

Minhyun yang semula hendak meminum kopinya langsung meletakkan kembali cangkirnya, seluruh tubuhnya ia hadapkan pada Seongwoo, matanya menatap teman baiknya itu dengan tatapan tak percaya.

"Kim Jaehwan maksudmu?"

Seongwoo mengangguk.

"Bagaimana bisa? Kapan?"
"Pagi tadi"
"Pagi tadi? Bukankah pagi ini kau melakukan foto prewedding mu?"tanya Minhyun heran.
"Dia adalah fotografer nya sekaligus pemilik WO yang kami pakai"terang Seongwoo.
"Ini gila. Aku merinding mendengarnya. Sungguh. Bagaimana bisa kalian baru bertemu sekarang? Kemana saja gadis itu selama ini? Kau bahkan tidak berhenti mencarinya kan?"
"Dia bersembunyi dengan baik"jawab Seongwoo disertai senyum kecutnya.

Minhyun menepuk pundak Seongwoo pelan beberapa kali sebelum kembali ke posisi semulanya.

"Kau tidak bisa gegabah, sebentar lagi kau akan menikah. Jangan bertindak bodoh"ingat Minhyun.
"Setidaknya aku ingin menjelaskan apa yang terjadi pada waktu itu padanya. Aku masih merasa sangat bersalah hingga sekarang"keluh Seongwoo.
"Kau masih mencintainya?"tanya Minhyun.
"Awalnya ku kira tidak, tapi setelah melihatnya kembali, semua perasaanku padanya kembali utuh"jawab Seongwoo frustasi.
"Kau gila! Lalu bagaimana dengan Siyeon?"
"Aku bingung, kau tau sendirikan jika kami berdua ini dijodohkan"
"Tapi dia mencintaimu, kau mau meninggalkannya begitu saja?"
"Aku tidak bisa melakukan itu juga, Siyeon itu sangat baik padaku"
"Pernikahan kalian semakin dekat, manfaatkan waktu 3 bulanmu dengan baik. Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan, yang terbaik untuk kalian"

Seongwoo hanya mengangguk lalu mulai tenggelam kembali dalam lamunannya, meninggalkan Minhyun yang juga mulai melamunkan gadis yang sempat mendapatkan julukan "gadis Ong" karna menjadi kekasih Seongwoo dulu.
.
.
.
"Terima kasih, Niel"ucap Jaehwan yang sudah berbaring di atas ranjang setelah membersihkan badan.
"Apa baju tidurmu hangat?"tanya Daniel.
"Iya, ini hangat"

Daniel berjalan ke arah ranjang Jaehwan setelah mengambil sweater pink milik Jaehwan yang ada di sofa tempatnya duduk.

"Pakai ini juga ya? Kau tidak boleh kedinginan"

Jaehwan menurut, ia segera memakai sweaternya lalu kembali tidur.

"Kau sudah makan?"tanya Jaehwan.
"Nanti saja"
"Bukankah tadi sebelum aku mandi aku sudah menyuruh mu makan malam dulu? Eomma ada di bawah kan?"
"Iya, cantik. Setelah kau tidur aku akan makan, eomma mu sedang keluar sebentar"
"Kau menginap saja ya? Besok kita berangkat pagi lagi kan?"tanya Jaehwan.
"Kita berangkat siang, Woojin dan yang lain bisa mengerjakan semuanya, mereka kan sudah hebat"terang Daniel.
"Tapi kau tetap menginap ya? Sudah malam"
"Dimana aku tidur? Disini?"goda Daniel.
"Biasanya juga kau tidur di kamar tamu kan! Jangan menggodaku!"omel Jaehwan.
"Iya, iya, sudah sekarang istirahat"

Jaehwan mengangguk.

"Sudah mengantuk?"tanya Daniel.
"Berikan aku usapan ya? Aku sudah sedikit mengantuk"pinta Jaehwan.

Daniel tersenyum, ia mendudukkan diri di pinggir ranjang Jaehwan lalu mulai mengusap kening si manis dengan lembut. Kebiasaan Jaehwan jika tidak bisa tidur, Daniel jadi sering melakukannya 2 tahun terakhir ini jika harus lembur bersama di kantor atau saat mereka ada pekerjaan di luar kota.

"Lullaby ku?"tanya Jaehwan dengan mata tertutup.
"Iya, bawel"

Daniel mulai menggumamkan lagu pengantar tidur dengan jari yang masih setia mengusap kening Jaehwan dengan lembut. Hingga akhirnya terdengar dengkuran halus dari bibir merah Jaehwan.

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang