Bucin

539 54 36
                                    

Pagi ini universitas yang biasanya tenang dan damai tiba-tiba di ramaikan oleh kegaduhan yang dibuat namja tinggi yang sibuk membuntuti gadis manis berambut panjang yang tetap berjalan tanpa mau menengok sama sekali pada sang namja meskipun sudah di panggil berualng kali.

"Jae~,ayolah~"
"Tidak dengar, tidak dengar, tidak dengar"ucap Jaehwan keras.
"Aku kan sudah tidak playboy lagi"
"Tidak"
"Aku juga sudah tidak merokok dan berhenti minum sejak 2 bulan lalu"
"Aku tau"
"Jadi mau ya?"
"Tidak"
"Ayolah~"
"Aku tidak dengar"
"Cantik"
"..."
"Manis"
"..."
"Sayang"
"..."
"Hei"
"..."
"Kwon Jaehwan"
"Ya! Aku ini Kim! Bukan Kwon!"protes Jaehwan yang kini sudah berbalik dan menatap namja Kwon itu dengan tatapan kesalnya.
"Tapi kau berbalik saat aku memanggilmu Kwon. Ah, apa kau mau aku langsung mengganti margamu? Harusnya kau bilang sejak awal"
"Kwon Hyunbin!!!"
.
.
.
Hyunbin berjalan memasuki area kantin lalu mendekat ke arah meja yang sudah diisi oleh teman-teman seperjuangannya.

"Oh si bucinnya Jaehwan sudah datang. Ayo, ayo kemari"sambut Daniel yang malah mendapat pukulan di kepalanya.
"Ya!! Kenapa memukulku?!"protes Daniel.
"Kau banyak bicara"balas Hyunbin.
"Ada apa lagi? Jaehwan kenapa lagi?"tanya Jinyoung.
"Dia menolakku"
"Lagi? Lalu kenapa? Bukankah sudah biasa?"tanya Guanlin dengan santainya.
"Ya tak apa, aku hanya sedih saja"
"Sedihmu itu hanya bertahan selama 10 menit, sebentar lagi juga sedihmu hilang"olok Daniel.
"Apa-apaan kau ini, sedih hanya 10 menit. Kau gila"omel Hyunbin.

Tangan Jinyoung mengarahkan kepala Hyunbin untuk menghadap ke arah meja kantin yang tak jauh dari meja mereka dan seketika senyum Hyunbin kembali terlihat. Kaki panjangnya segera berjalan menuju meja yang hanya ada gadis manis itu disana.

"Dia memang gila"ucap Guanlin.
"Kenapa?"tanya Jinyoung heran.
"Dia memang tak sedih selama 10 menit, hanya 2 menit"terang Guanlin lalu disusul oleh tawa Daniel dan Jinyoung serta Guanlin yang geli dengan kelakuan salah satu teman mereka.

Daniel menepuk-nepuk dadanya lalu segera menyaut minuman di depannya.

"Tapi kasihan juga jika Hyunbin terus begini"kata Daniel.
"Lalu kau mau bagaimana? Jika aku jadi Jaehwan pun aku juga akan melakukan hal yang sama"ucap Jinyoung.
"Eum tapi jika ku pikir lagi, gadis itu sudah memberi dampak positif bagi Hyunbin bahkan kita semua. Sekarang kita sudah tidak merokok dan tidak minum-minum lagi kan? Berkat gadis itu kita jadi lebih baik"ucap Guanlin.
"Hei! Jangan jatuh cinta padanya! Kau mau Hyunbin semakin gila?"seru Jinyoung.
"Aku tidak menyukainya, hanya kagum saja. Kalian pasti juga merasa begitu kan?"tanya Guanlin seraya menunjuk Daniel dan Jinyoung bergantian.

Daniel dan Jinyoung diam saja, mereka lebih memilih memandang ke arah lain, menghindari tatapan Guanlin yang seolah sedang mengintimidasi mereka.

"Dasar munafik"ujar Guanlin lirih.
"Apa kau bilang?"tanya Daniel dan Jinyoung bersamaan.
"Kalian munafik, suka tapi bilang tidak"olok Guanlin.
"Aku tidak"ucap Jinyoung.
"Aku juga tidak"ini suara Daniel.
"Cih, bohong itu dusta"balas Guanlin acuh. (Aergiaaa mak, kata-katanya si linlin ini adek pinjem ya 😆)

Daniel dan Guanlin saling tatap lalu mengangguk, sepertinya mereka sedang berkomunikasi dengan telepati.

Dan selanjutnya yang terjadi adalah teriakan Guanlin yang menggema di seluruh penjuru kantin karna rambutnya menjadi korban jambakan kedua teman tidak tau dirinya itu.

"Kenapa dengan teman-temanmu?"tanya Jaehwan sambil menatap ke arah tiga serangkai itu.
"Biarkan saja, mungkin mereka sedang tidak ada kerjaan"jawab Hyunbin masih dengan mata yang menatap lekat pada Jaehwan.
"Kau ini kenapa? Jangan menatapku seperti itu"keluh Jaehwan.
"Jae, kau itu cantik sekali"ucap Hyunbin.

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang