Kembali

492 67 73
                                    

Jaehwan sedang berjalan ke arah kekasihnya yang berdiri di depan mobil dan saat ini sedang sibuk dengan ponselnya.

"Sayang"panggil Jaehwan.
"Oh? Kau sudah datang? Langsung pulang?"
"Kau tidak mau makan dulu? Ini sudah lewat jam makan siang"tanya Jaehwan seraya menggenggam jemari kekasihnya yang entah kenapa langsung menarik kembali tangannya, menimbulkan senyum kecut di wajah Jaehwan.
"Tidak, aku lelah"
"Yasudah pulang saja"ucap Jaehwan lalu masuk ke dalam mobil kekasihnya.

Jaehwan akhirnya setuju meskipun sebenarnya masih ingin sedikit lebih lama bersama kekasih yang beberapa bulan ini sibuk dengan pekerjaannya.

"Bagaimana pekerjaan mu?"tanya Jaehwan setelah memasang sabuk pengaman.
"Baik, sedang sangat sibuk"
"Kita sudah lama tidak pergi bersama"keluh Jaehwan.
"Aku sedang sibuk, ini saja aku terpaksa tidak lembur dan menunda pekerjaan ku"
"Jadi kau keberatan menjemput ku pulang?"tanya Jaehwan.
"Kita sudah bahas ini berkali-kali. Aku hanya sedang sibuk. Jangan mulai lagi"
"Aku hanya merasa kau berubah, Minhyun oppa"

Minhyun diam, panggilan Jaehwan sanggup membuatnya bisu. Panggilan yang sudah sangat lama tidak ia dengar karna biasanya Jaehwan akan memanggilnya "sayang" dengan suara lembut nya.

"Aku hanya buru-buru, di kejar deadline"kata Minhyun tak mau kalah.
"Kalau begitu turunkan aku"
"Apa maksudmu? Aku sedang lelah dan masih harus mengerjakan pekerjaan ku di rumah. Jangan menambah pikiran ku lagi"keluh Minhyun.

Jaehwan menangis, iya menangis. Namun tak seperti tangisnya yang sudah-sudah, yang selalu merengek seperti anak kecil. Tangisnya kali ini berbeda, hanya air mata dan isakan kecil.

"Turunkan aku"ulang Jaehwan dengan suara seraknya.
"Jangan main-main!"
"Kau yang main-main! Kau bilang terpaksa kan? Kau bilang aku menambah pikiran mu kan? Sekarang turunkan aku"
"Ku mohon dewasa sedikit, Jae"
"Apa aku masih kurang dewasa? Aku tak meminta mu menemani ku pergi sejak beberapa bulan lalu, aku tak meminta kau datang ke rumah lagi, aku tak menganggu mu lagi, dan sekarang aku hanya ingin bertemu sebentar saja denganmu. Kau bilang aku tidak dewasa?"
"Bukan begitu aku han-"
"Kau bahkan lupa jika 4 hari lalu adalah hari jadi kita yang kelima"
"Kita sudah bukan anak remaja lagi yang harus mengingat hal-hal seperti itu"balas Minhyun yang mulai kesal.
"Turunkan aku"
"Berhenti bertingkah kekanakan!"
"Turunkan aku!"
"Rumahmu masih jauh! Duduk dan diam saja!"
"Kubilang turunkan aku!"

Cittttt!!

"Turun!"seru Minhyun marah.
"Kau banyak berubah"
"Kau yang selalu kekanakan!"
"Kau benar"
"Kau menyulitkan aku!"
"Kalau begitu apa mau mu?! Berpisah?!"
"Jangan gegabah!"
"Terserah kau! Aku sudah tak mengenal Minhyun yang sekarang ada di samping ku. Aku pulang"

Jaehwan membanting pintu mobil Minhyun lalu berjalan menjauh, tak memperdulikan bunyi klakson mobil Minhyun yang berkali-kali berbunyi seolah menyuruh nya kembali.

"Akkhhh!! Sialan!!"umpat Minhyun setelah kekasih nya menjauh.
.
.
.
"Kenapa tak mengejar ku dan memilih membunyikan klakson bodoh itu, dia pikir aku akan kembali"

Jaehwan memilih untuk duduk di bangku taman yang kini ramai dengan beberapa pasang kekasih yang sedang berkencan. Mengingatkan Jaehwan pada kencan bahagia nya dengan Minhyun dulu.

Flashback on

Minhyun dan Jaehwan berjalan beriringan menyusuri jalan setapak taman kota dengan tangan yang saling bertaut erat.

"Jalan-jalan sore di taman kota ternyata tidak buruk. Iya kan, sayang?"tanya Minhyun.
"Eum, aku suka"
"Sayang, lapar tidak?"tanya Minhyun masih dengan tangan yang menggenggam erat jemari Jaehwan.
"Sedikit"
"Mau makan apa, sayang?"
"Eumm, chicken?"
"Baiklah, aku pesan dulu ya"

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang