Never - Nielhwan

391 45 6
                                    

Daniel pulang dari kerja nya saat jam baru menunjukkan pukul 2 siang, kebetulan perusahaan yang di pimpin kakak kandungnya itu memang akan mengadakan liburan seluruh karyawan esok hari selama 3 hari di daerah yang jauh dari kota. Daniel ikut? Tentu saja tidak, dia ini pengantin baru. Dia mau memanfaatkan liburnya ini hanya dengan istri tercintanya saja. Lagipula Jaehwan pasti tidak keberatan jika mereka liburan di rumah saja. Yeoja manis itu adalah seorang penurut yang baik.

Ceklek

"Sayang~"panggil Daniel saat membuka pintu rumah nya.
"Niel? Sayang? Kau sudah pulang?"tanya Jaehwan dari arah ruang baca.

Daniel tersenyum cerah saat melihat istrinya keluar dari ruang baca dengan kacamata bacanya dan rambut yang di ikat sembarangan. Cantik sekali.

"Kau lupa ya? Besok kan ada liburan bersama, sayang"ujar Daniel sembari memeluk tubuh istrinya lalu mengangkatnya karna gemas.
"Ah iya. Kita di rumah saja kan ya?"
"Eum. Kenapa? Kau mau ikut?"tanya Daniel sembari membubuhkan kecupan pada pelipis Jaehwan.
"Tidak. Aku mau di rumah saja, dengan Nielie"jawab Jaehwan.
"Manisnya istriku ini! Sayang, kau harus tau jika aku ini sangat mencintaimu"

Jaehwan tertawa, Daniel memang selalu seperti ini. Mengatakan apapun yang ia rasakan. Tanpa malu. Sejak dulu.

"Tapi apa Dongho oppa tidak apa kalau kau tidak ikut?"tanya Jaehwan.
"Tenang saja. Hyung malah mendukung asal kau tau"
"Mendukung?"
"Iya. Kau tau apa yang Dongho hyung bilang?"
"Apa?"tanya Jaehwan dengan tatapan polos dan kepala yang miring menatap Daniel. Menggemaskan sekali.

Daniel mencium bibir tipis istrinya itu lalu menatap Jaehwan teduh.

"Hyung bilang aku memang harus di rumah. Dia ingin segera memiliki keponakan, sayang"terang Daniel.

Wajah Jaehwan memerah. Memang ia baru menyandang marga Kang selama sebulan tapi ia sudah kenal baik dengan keluarga Kang semenjak kecil karna hubungan bisnis awalnya. Ia juga sangat paham bagaimana jahilnya kakak adik Kang itu dan sepertinya kali ini mereka juga sedang menjahili Jaehwan.

"Sayang? Hei? Kenapa melamun?"tanya Daniel dengan tatapan jahilnya.
"Huh? Tidak ada"
"Kau membayangkan sesuatu?"goda Daniel.
"Sesuatu apa? Tidak"
"Sesuatu yang membuat Dongho hyung cepat punya keponakan"
"Mesum!"
"Aih sudah ayo! Kasian Dongho hyung"ucap Daniel seraya membopong tubuh istrinya memasuki kamar mereka.
"Niel! Lepas! Ini masih siang!"jerit Jaehwan protes.
"Aku bisa sampai pagi jika kau mau, sayang"
"Mesum!!"
.
.
.
"Ayo beli jajangmyeon di kedai bibi Lee, Niel"pinta Jaehwan di sore hari secara tiba-tiba.
"Tumben, sayang. Kau ngidam?"
"Ih bukan! Tadi siang aku melihat orang makan jajangmyeon di TV dan sekarang aku juga mau"

Daniel tersenyum lalu mengangguk mengiyakan permintaan sang istri yang sudah rela di kurung seharian di rumah kemarin. Hitung-hitung menyenangkan kesayangan.

"Yasudah ayo, jalan saja ya? Sambil kencan"pinta Daniel.
"Iya, iya! Mau!"jawab Jaehwan penuh semangat.

Keduanya berjalan beriringan dengan jemari yang saling bertaut erat mengisi di sela jari mereka, terasa sangat pas.

"Sayang"panggil Jaehwan.
"Hm?"
"Boleh minta cotton candy itu tidak?"tanya Jaehwan dengan wajah yang ia buat semanis mungkin.
"Kita kan mau makan, sayang"
"Nanti saja~ boleh ya? Aku mau itu dulu"rengek Jaehwan.

Daniel menghembuskan nafas nya lalu mengangguk, mengalah. Tentu saja, memang kapan dia bisa bilang tidak pada istri manisnya itu?

"Aku sayang Niel!"seru Jaehwan lalu berlari lebih dulu untuk memilih cotton candy nya.
"Ah, aku benar-benar menikahi seorang bocah manis"gumam Daniel gemas.

Keduanya menghabiskan sore itu dengan berjalan-jalan, berkencan seperti saat mereka masih berpacaran.

"Niel, ayo makan sekarang. Aku lapar"ajak Jaehwan dengan wajah memelasnya.

Tukk

Daniel menyentil dahi Jaehwan pelan, menimbulkan desisan kesal dari bibir tipis istrinya itu.

"Kau yang menunda acara makan kita tadi, sekarang rasakan kelaparan itu"omel Daniel.
"Jangan marah, aku kan sedang senang karna bisa jalan-jalan denganmu. Sudah lama kita tidak jalan-jalan"
"Baiklah, ayo makan. Besok kita masih bisa kencan lagi"
"Benar? Kau janji? Kita bisa kencan lagi besok?"tanya Jaehwan dengan mata berbinar nya.
"Iya, sayang. Bisa, sangat bisa"
"Aku sayang Niel!"
"Kau selalu mengatakannya saat mendapat apa yang kau mau"goda Daniel sembari mencubit pelan hidung Jaehwan.

Jaehwan hanya terkekeh lalu menarik tangan suaminya memasuki kedai yang seharusnya sudah mereka datangi sejak sore tadi.
.
.
.
"Coklat panas nya, sayang"

Daniel menerima mug bergambar kumis hitam dari Jaehwan setelah menggumamkan terima kasih pada sang istri.

"Aku selalu suka duduk di halaman belakang saat malam hari"ucap Jaehwan.
"Kenapa?"
"Bisa melihat bintang dengan jelas, terima kasih karna telah membeli rumah ini, Niel"ucap Jaehwan.
"Apapun untukmu, sayang"

Jaehwan tersenyum manis, amat sangat manis hingga Daniel yang notabene nya sudah menjadi suami resmi Jaehwan kembali terpesona akan kecantikan senyum itu. Sungguh jika boleh jujur, Daniel terkadang masih tak percaya jika Jaehwan menerima lamaran mendadak nya dulu.

Saat itu Jaehwan dan Daniel baru saja selesai menonton film di bioskop, keduanya duduk di cafe lalu sibuk membahas tentang film yang baru mereka tonton, film romantis. Disana tiba-tiba Daniel mengajak Jaehwan menikah, dan tanpa menunggu lama Jaehwan langsung mengiyakan. Kalian harus tau jika mereka berdua tidak berpacaran sebelumnya, hanya dekat tanpa ada kata jadian atau apapun itu. Keputusan keduanya memang mengejutkan kedua belah pihak keluarga tapi juga di sambut baik karna memang kedua orang tua mereka berniat menikahkan Daniel dan Jaehwan suatu saat nanti.

"Jae"panggil Daniel.
"Ya?"
"Dulu kenapa kau menerima lamaran asal-asalan ku?"tanya Daniel heran.
"Mungkin malam itu aku terpengaruh oleh film yang baru saja kita tonton?"canda Jaehwan.
"Aku serius, sayang~"

Jaehwan terkekeh, matanya beralih menatap langit yang kini menyuguhkan ribuan bintang disana.

"Karna aku menyukai mu tentu saja"ralat Jaehwan.
"Benarkah? Sejak kapan?"tanya Daniel.
"Sejak kau bilang akan menikahi ku jika kita dewasa nanti"jawab Jaehwan.
"Jae, itu kan saat kita masih SD. Kau menyukai ku selama itu? Kenapa tidak pernah bilang?"tanya Daniel heboh, pasalnya ini adalah fakta baru. Ia tidak tau jika Jaehwan menyukai dirinya lebih dulu, jauh sebelum itu bahkan. Daniel tertarik pada Jaehwan saat keduanya menduduki bangku SMA, Perubahan Jaehwan membuat Daniel tertarik dan semakin menyukai Jaehwan setelahnya.
"Kau tidak pernah tanya"jawab Jaehwan lalu terkekeh saat melihat wajah linglung Daniel.
"Sayang, lihat! Langitnya indah sekali! Iya kan?"tanya Jaehwan yang sedang mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia malu, sungguh.

Daniel melihat wajah malu istrinya itu lalu tersenyum jahil.

"Iya, indah. Sangat indah"tambah Daniel.

Jaehwan menoleh dan mendapati suaminya mengatakan kata indah bukan dengan mata yang menatap langit melainkan dirinya. Si raja gombal sedang beraksi rupanya.

"Kau selalu juara dalam masalah membuat ku malu"keluh Jaehwan yang sudah masuk ke dalam pelukan Daniel.

Daniel mengeratkan pelukannya lalu memberi beberapa kecupan pada pucuk kepala istrinya.

"Aku hanya melakukan itu pada istriku"bisik Daniel.
"Ku pukul jika kau berani melakukan itu pada orang lain"ancam Jaehwan.
"Tidak akan, sayang. Tidak akan pernah"

END

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang