Just the way you are

576 65 56
                                    

Jaehwan itu cerewet, Jaehwan itu cengeng, Jaehwan itu moody, dan Jaehwan itu sangat kekanakan. Tapi orang-orang disekitarnya menerima itu, mereka menyayangi Jaehwan apa adanya, seperti Minhyun, namja yang telah menjadi kekasihnya selama setahun terakhir ini juga sangat mencintai segala kurang dan lebihnya Jaehwan. Namja Hwang itu selalu menjadi penyeimbang bagi Jaehwan nya itu. Mereka adalah pasangan kocak yang saling melengkapi.

"Aku tidak mau yang biru! Kemana milikku yang warna merah muda itu?"tanya Jaehwan kesal saat melihat headset nya berubah warna seketika.

Minhyun berdehem, takut salah menjawab jika tak memilih kata yang benar.

"Nanti ya, sayang. Headset mu sedang di pinjam"jawab Minhyun.
"Siapa yang pinjam?"
"Nayeon"
"Mwo? Bagaimana bisa dia pinjam? Aku kan menitipkannya padamu"
"Tadi saat di kelas dia melihat headset mu padaku lalu meminjamnya"
"Kenapa boleh? Kau kan tau aku tidak suka dia"omel Jaehwan kesal.
"Aku meminjamkan milikku tapi dia tak mau, aku tidak mungkin menolak"
"Aku akan lebih marah jika dia memakai milikmu! Lalu kenapa kau tidak bisa menolak? Tidak tega?"

Minhyun menghela nafas, mengumpulkan segala kesabarannya untuk menghadapi gadis tercinta nya yang sedang dalam mood buruk ini.

"Nanti akan ku minta. Aku hanya tidak enak hati padanya"
"Tidak usah, aku tidak mau memakai bekasnya"kata Jaehwan sembari beranjak menyaut tas nya dan segera melenggang pergi dengan wajah kesalnya.

Minhyun hendak mengejar tapi ia masih ada tanggung jawab melaporkan hasil kerja anggota OSIS pada kepala sekolah sebentar lagi.

"Ada apa dengan kekasihmu?"

Minhyun mendongak dan menemukan Dongho di depannya sudah duduk di kursi kantin bekas Jaehwan tadi.

"Marah"
"Kenapa lagi?"
"Headsetnya di pinjam Nayeon lalu mengamuk, tidak mau di pakai lagi"

Seongwoo tertawa lalu memukul bahu Minhyun main-main.

"Kekasihmu itu antik sekali, ada saja yang Jaehwan ributkan setiap hari"ucap Seongwoo.
"Ya begitulah"
"Tapi yeoja memang begitu kalau sudah cemburu. Turuti saja, kau tidak mau dia semakin marah kan?"

Minhyun kembali menghela nafas lalu mengangguk lemah.
.
.
.
"Kau itu akan menjadi mahasiswa sebentar lagi, masih saja seperti anak kecil"olok Sungwoon, kakak Jaehwan.
"Eomma~,eonnie mengganggu Jae!"adu Jaehwan.

Nyonya Kim menghampiri kedua putrinya yang sedang berada di dalam kamar Jaehwan lalu duduk di ranjang si bungsu yang sudah memasang wajah kesalnya.

"Hayo, tidak boleh marah pada eonnie mu. Yang baik, sayang"
"Eonnie mulai dulu, eomma~"
"Dia marah pada Minhyun, eomma. Lagi"kali ini Sungwoon yang mengadu.

Nyonya Kim tersenyum lalu mengusap kepala putri bungsunya itu dengan lembut.

"Jae kan sudah besar, sudah akan masuk universitas. Masa masih pemarah? Seperti anak kecil saja. Dewasa sedikit, sayang. Kasihan Minhyun, kasihan orang-orang disekitar Jae yang harus mengimbangi Jae"

Jaehwan diam merenungkan kata-kata ibunya yang memang benar. Tidak akan ada orang yang bisa menghadapi Jaehwan jika orang itu tidak mengenal Jaehwan dengan baik.

"Eonnie tidak memarahimu, eonnie hanya ingin kau menjadi gadis manis yang tidak merepotkan orang-orang di sekitarmu"tambah Sungwoon yang sudah berada di atas ranjang Jaehwan lalu memeluk adiknya itu.
"Sekarang turun, Minhyun sudah menunggu"

Jaehwan dan Sungwoon menatap ibunya tak percaya lalu keduanya saling tatap.

"Kenapa eomma tidak bilang sejak tadi?"tanya keduanya secara bersamaan.
"Kalian bertengkar tadi, lupa?"

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang