Goodbye, my first love

489 57 53
                                    

Jaehwan masih duduk di kelasnya saat bel pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu, kelasnya pun sudah kosong sejak tadi.

"Hufftt, bagaimana caranya aku bilang? Apa tidak usah saja ya? Eum, tapi aku tidak akan bisa tidur jika masih memendamnya"keluh Jaehwan dengan wajah frustasinya.
"Oh? Mwoya? Kim Jaehwan? Apa yang kau lakukan disini?"

Jaehwan hampir saja menjerit karna terkejut, matanya menatap namja yang berdiri di depan pintu kelasnya dengan tatapan herannya.

"Ah, iya. Aku baru saja akan pulang"jawab Jaehwan.
"Menunggu apa?"
"Eum, tidak. Tidak menunggu apa-apa"
"Benarkah? Ku pikir kau sering pulang terakhir karna memiliki maksud lain"

Jaehwan hanya tertawa canggung, ia takut jika apa yang ia lakukan selama ini akan ketahuan, dan lebih parahnya lagi yang mengetahuinya adalah sosok yang menjadi alasan kenapa ia sering pulang terakhir.

"Ti.. Tidak, Niel. Aku, aku hanya sedang ingin pulang telat. Rumahku sedang kosong, jadi aku bosan jika di rumah sendiri"jawab Jaehwan dengan cepat, efek terlalu gugup.

Daniel berjalan mendekat ke arah meja Jaehwan yang berada di deretan paling belakang, berada di pojok dekat dengan jendela. Senyum namja Kang itu terlihat semakin jelas bagi Jaehwan dan sukses membuat Jaehwan berdebar.

"Sebenarnya aku sedang mencari seseorang"ucap Daniel.
"Si.. Siapa?"
"Yang sering memberikan jelly di loker ku, apa kau tau?"tanya Daniel.
"Jelly? Ah tidak, maaf"
"Eum, tapi dia salah. Seharusnya jangan menaruh di loker sepatu, jelly kan makanan, kenapa jadi satu dengan sepatu?"

Jaehwan mengernyit heran, seingatnya dia menaruh jelly di loker buku Daniel, bukan loker sepatu.

"Loker sepatu? Tidak, di loker buku"kata Jaehwan bingung.
"Gotcha!!"seru Daniel riang.
"Huh? Ada apa? Kenapa?"tanya Jaehwan panik.
"Baru saja kau bilang loker buku kan? Padahal aku tak mengatakan jika jelly itu di loker buku. Jadi kau pasti tau siapa kan? Atau itu kau?"selidik Daniel dengan wajah penuh kemenangan.

Jaehwan diam, mati gaya. Cara terakhir untuk kabur yang terpikir oleh Jaehwan adalah kabur begitu saja.

Takk! 

Namun nasib baik sedang tak berpihak pada gadis Kim itu sepertinya, karna saat ia berdiri hendak kabur, jelly yang sejak tadi ia pangku jatuh tepat di depannya dan Daniel.

"Ah, jadi kau tak kenal? Lalu jelly ini? Apa kau juga hanya kebetulan membelinya?"tanya Daniel dengan wajah cerahnya.
"Huh? Ooo, aku hanya kebetulan membelinya"

Tukk!!

"Kau pikir aku percaya?"tanya Daniel setelah menyentil kening Jaehwan gemas.
"Auw! Appo~"
"Jadi, mau jadi kekasihku?"

Hening.

Jaehwan menatap Daniel dengan tatapan tak percayanya, baru saja Daniel memintanya menjadi kekasihnya kan? Benar kan? Apa telinga Jaehwan bermasalah?

Hikk!!

Daniel tertawa saat gadis manis di depannya itu menatapnya lalu cegukan dengan wajah imutnya.

"Jae? Kau mendengar ku kan?"

Hikk!

Daniel tak tahan lagi, gadis di depannya ini imut sekali, tangannya terangkat lalu mencubit kedua pipi merah Jaehwan yang chubby itu.

"Mau jadi kekasihku ya?"tanya Daniel lagi.
"Ka.. Kau serius?"
"Tentu saja, gadis manis pemberi jelly"jawab Daniel.

Jaehwan tersenyum lalu mengangguk sembari mendongak menatap Daniel yang kembali mencubit pipi kanan Jaehwan.

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang