Sweet memory

426 53 25
                                    

Sabtu pagi. Hari libur. Waktunya istirahat. Begitu yang Minhyun pikirkan sebelum suara ceria istri manisnya mengusik tidurnya.

"Sayang~ sayang~ sayang~"
"Sebentar lagi ya, sayang. Aku masih mengantuk"ucap Minhyun dengan suara seraknya.
"Tapi kan oppa sudah janji kemarin"
"Iya, Jae, sayang. Tapi sebentar lagi ya"

Hening.

Semula Minhyun pikir Jaehwan keluar dari kamar, namun saat sesuatu menindihnya ia merubah pikirannya. Jaehwan tidak marah, yeoja itu masih mencoba membuat Minhyun bangun dengan cara tidur di atas tubuh Minhyun ditambah kecupan menganggu di seluruh wajah Minhyun.

"Masih tidak mau bangun ya? Bagaimana lagi ya?"gumam Jaehwan lirih.

Dalam hati Minhyun tertawa, bagaimana bisa ia tidak terusik jika ditimpa beban seberat Jaehwan, dan lagi ciuman yang membasahi wajahnya itu. Minhyun sudah jelas bangun, tapi niat mengerjai istrinya tiba-tiba hadir.

"Sayang~"panggil Jaehwan sembari menelusupkan wajahnya pada perpotongan leher suaminya.

Minhyun masih diam meskipun mati-matian menahan geli.

"Aengggg~~"gumam Jaehwan sembari menggigit gemas leher suaminya.
"Akh! Sayang, sakit"protes Minhyun.

Jaehwan terduduk di atas perut Minhyun, menatap suaminya dengan mata yang berbinar.

"Yeayyy!! Akhirnya bangun juga!!"seru Jaehwan senang.
"Tapi sakit"keluh Minhyun.
"Benarkah? Maaf, kemari kemari"

Jaehwan kembali pada posisi telungkup di atas Minhyun lalu memberi beberapa kecupan pada bekas gigitan nya membuat Minhyun kegelian.

"Sudah, sudah. Aku geli"pinta Minhyun.

Jaehwan segera berguling, merebahkan diri di samping kiri Minhyun lalu menatap suaminya dengan mata yang berkedip-kedip lucu. Minhyun tidak tahan, dikecupnya bibir merah itu lalu keduanya tersenyum.

"Mau kemana kita hari ini?"tanya Minhyun, jemarinya memainkan rambut panjang Jaehwan.
"Eum, taman bermain dulu. Lalu aku mau ke timezone. Membeli sweater baru. Makan ramen di mini market dekat rumah, lalu pulang. Boleh?"

Jaehwan selalu bisa menarik diri Minhyun masuk ke dalam dunia menyenangkan yeoja itu hanya dengan berceloteh seperti ini. Minhyun terpesona. Lagi. Dan lagi. Walaupun pada kenyataan mereka sudah menikah selama setahun, tapi Jaehwan masih saja terlihat selalu mempesona bagi Minhyun.

"Boleh tidak?"tanya Jaehwan.
"Boleh. 7 hari liburku kan memang untukmu. Kita bisa pergi kemanapun yang kau mau, sayang"jawab Minhyun.
"Terima kasih, sayang"
"Sama-sama. Lagipula 2 bulan ini aku sering meninggalkan mu keluar kota dan tak pernah ambil libur. Jadi sudah sepantasnya jika aku menurutimu"

Jaehwan mendekat pada Minhyun lalu masuk ke dalam pelukan hangat itu. Pelukan yang ia rindukan karna memang selama 2 bulan ini mereka jarang tidur seranjang. Minhyun lebih sering tidur di kantor dan ada waktu namja itu keluar kota untuk urusan kantor. Jadi wajar jika Jaehwan rindu, kan?

"Biarkan aku mandi dulu, kita bisa jalan-jalan setelahnya"ucap Minhyun masih mengusap punggung kecil istrinya.
"Sebentar lagi. Aku masih rindu"
"Baiklah. Aigoo, sayangku~"
.
.
.
Jika dimana-mana namja yang memaksa memainkan mesin capit boneka untuk pasangannya, disini berbeda. Jaehwan merengek pada Minhyun agar mendapatkan boneka beruang warna putih sejak tadi.

Minhyun bukannya tidak mau, tapi mesin boneka itu sangat besar, begitupun bonekanya dan pasti kesulitan nya juga makin besar. Buktinya ia sudah mencoba 19x dan tidak juga berhasil.

"Kita beli saja ya, sayang? Percuma, ini hanya membohongi kita"
"Tidak mau. Mau itu"
"Tapi aku sudah mencoba 19x dan gagal"
"Coba lagi~"

Minhyun menghela nafas. Jaehwan dan rengekannya.

Lovely Jae 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang