Prolog

918 38 23
                                    

      Hasret Ilgas. Dahulu ia adalah gadis yang periang. Namun, saat kedua orangtuanya meninggal karena bom yang ada di dekat jendela, kini Hasret menjadi masam. Tidak ada senyuman di wajahnya sampai kapan pun itu, sampai sekarang.

Hasret ingat, di mana sebelum kedua orangtuanya meninggal, ia sempat memiliki perasaan yang buruk di benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasret ingat, di mana sebelum kedua orangtuanya meninggal, ia sempat memiliki perasaan yang buruk di benaknya. Hasret bahkan tidak ingin sekolah saat itu karena takut akan perasaan itu, tapi kedua orangtuanya—Swara dan Sanskar—melarangnya di rumah dan tetap harus melakukan aktivitas di luar, termasuk sekolah.

Mereka mengataiku dengan sebutan wajah pendendam. Ya, mereka benar sekali. Hal ini menunjukkan bahwa aku memang sedang menyimpan dendam pada siapa saja yang membuat kedua orangtuaku tewas terbakar karena bom, bahkan mayatnya tak bisa dimakamkan karena telah menjadi abu.”

Setiap kali Hasret mengingatnya, bisa jadi ia depresi berat. Ia pernah diajak Omer ke rumah psikolog untuk mengobati pikirannya, tapi Hasret tetap menolak.

“Alasanku sedemikian adalah karena ingin keadilan. Aku ingin tetap terus mengingat itu meskipun depresi ini terus bersarang di otakku. Aku akan melupakan kejadian itu bila  pelakunya sudah berdiri di hadapanku, dan aku akan merasa puas.”

Hasret sangat menyayangi mereka berdua.

“Meskipun Sanskar bukanlah ayah kandungku, ia sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri. Selain dia, Paman Ozgur juga begitu saat aku masih kecil. Berkat mereka berdualah yang telah mempertemukanku pada Ibu.”

Hasret berharap, semua ini akan berakhir, dan pelakunya akan segera ditangkap lalu berdiri di hadapannya.

“Untukmu Ipek, aku sangat berterimakasih karena kau telah menuliskan kisah-kisahku, kisah percintaanku pada Omer dan pada orang yang kusebut “Ayah”, serta misi-misi yang harus kuselesaikan untuk mencari pelakunya. Mereka akan membaca kisah itu dan merasakan bagaimana rasanya bila mereka menjadi aku.”

Baiklah, akan Author tuliskan kisah awalnya!

______

DevotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang