19. Mevva - Hubungan Batin Omer?

108 19 9
                                    

     Perlahan, Omer membuka matanya, langsung terkejut ketika menatap mata gadis itu, dan langsung melepaskan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Perlahan, Omer membuka matanya, langsung terkejut ketika menatap mata gadis itu, dan langsung melepaskan tangannya. Begitupun sama dengan sang gadis, langsung menjauh.

“Siapa kau? Di mana Hasret-ku?” lirih Omer bertanya.

“A-aku tidak tahu. Aku hanya melihatmu saja di pinggir jalan,” jawab Alina.

“Aku harus mencarinya!” Pria itu sangat cemas, khawatir akan ada terjadi apa-apa pada Hasret-nya, berusaha bangun untuk mencari istrinya karena demikian, namun Alina berusaha mencegahnya. “Aku harus cari dia! Dia istriku!”

“Tenanglah, Bung. Kau tidak perlu melakukannya dalam keadaan yang seperti ini.” Alina membaringkan pria itu kembali secara perlahan. “Nanti kau tambah sakit, tidak akan bisa lagi mencari istrimu, Hasret!”

Omer terdiam. Benar-benar hancur rasanya. Sialan memang orang yang telah menculik gadisnya, dan entah akan dibawa ke mana gadisnya itu pergi. Menghela napas, memalingkan wajahnya dari Alina untuk menyembunyikan tangisnya.

______

    “Ayah, kenapa kau menculikku? Apa salahku, Ayah?!” Hasret menjerit histeris di hadapan Kaan.

“Diam!” bentak Kaan seraya memegang erat lengan gadis itu, sementara Hasret langsung terdiam tersedu-sedu. Hasret takut. “Aku bukan Ayahmu! Sangat jijik bila kau terus memanggilku dengan sebutan itu!”

“Kau telah membuat mereka menderita, Hasret! Dari Ayahmu, Ruya, dan Yusuf, kau telah membuat semuanya menderita! Kau bebas bermesraan dengan suamimu itu di bawah penderitaan kami semua!” Kaan menambahkan dengan bentakannya yang amat kasar melebihi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau telah membuat mereka menderita, Hasret! Dari Ayahmu, Ruya, dan Yusuf, kau telah membuat semuanya menderita! Kau bebas bermesraan dengan suamimu itu di bawah penderitaan kami semua!” Kaan menambahkan dengan bentakannya yang amat kasar melebihi dosen killer-nya Hasret. Hal itu membuat Hasret semakin ketakutan, trauma kembali menyubur, dan jantungnya berdebar cepat, sehingga Hasret pun hanya bisa menangis.

“Apa salahku? Katakan, Kaan! Mengapa bisa dia menderita? Apa yang telah aku lakukan padanya sehingga dia menderita seperti yang kaukatakan?” Hasret melirih tersedu-sedu, matanya merah berkaca-kaca di hadapan Kaan. “Bahkan aku sendiri pun tidak mengenal siapa mereka. Aku tidak tahu apa-apa!”

DevotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang