Omer menceritakan kejadian 10 tahun lalu yang telah membuat Keluarga Demir terpisah, bahkan ada yang tewas karena kejadian itu. Ia menceritakannya sambil menangis. Hal itu membuat Toprak diam memaku.
Omer memegang kedua pundak Toprak. Sambil menangis ia mengatakan, “Tolong percaya padaku. Kulakukan semua ini untuk keluargaku, terutama dua anak kembarku.”
“Apa yang harus kulakukan, Tuan? Temanku bahkan tidak ingin menemuimu karena dia benci padamu.” Toprak memandang Omer dengan matanya merah berkaca-kaca.
Omer mengeluarkan kartu namanya dari saku, kemudian memberikannya pada Toprak. “Ini kartu namaku, dan semuanya ada di situ. Kau bisa menghubungiku kalau kau melihat keadaan yang mencurigakan, termasuk keadaan putriku yang sering sakit.”
Toprak memegang kartu nama itu, sesekali memandang kartu tersebut. “A-aku mengerti.”
“Aku sangat berterima kasih padamu, Nak. Aku harus pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik, ya!” Tanpa basa-basi lagi, Omer pergi meninggalkan Toprak sendirian.
Toprak terdiam, memandang kepergian Omer sambil memegang kartu nama itu, sesekali memandang kartu tersebut. “Bagaimana aku harus memberitahu Aydin?”
______
Di sisi lain, Bahar berusaha menghubungi Omer secara berkali-kali. Berusaha, akhirnya pun diangkat juga.
“Omer, di mana kau? Mengapa malam-malam begini belum juga pulang? Aku mengkhawatirkanmu!” cemas Bahar pada telepon.
“Aku tadi ada lembur di kantor, Bahar. Ini aku akan segera pulang. So, tunggu di rumah, ya.”
“Baik. Aku mencintaimu.”
“Aku juga.”
Telepon dimatikan. Bahar mendengkus, kemudian menoleh ke arah jendela. Sedang menunggu suaminya pulang.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Devotion
Hành động[Cerita Sudah Lengkap] [Sekuel Resound] [Disarankan baca kisah Resound] Penyebab pengeboman yang membuat kedua orangtua Hasret (27) meninggal, Hasret menjadi kehilangan kendali. Apalagi saat ia bertemu dengan mahasiswa baru bernama Kaan (26), kini...