4. Kemurkaan Keluarga Demir

188 27 26
                                    

     Omer berusaha menghindar dari Hasret, yaitu dengan cara meletakkan kepala gadis itu di bantal lalu menggeserkan tangannya, tapi Hasret memeluk Omer semakin erat.

“Don't leave me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't leave me.” Hasret mengigau sambil tersenyum. Hal itu membuat Omer semakin canggung dan menatap mata gadis itu yang masih tertutup. Omer bisa melihat apa yang gadis itu rasakan saat ini; sedih dan bahagia.

*Backsound diputar: Hali Sezai - Kafasi Kendinden Bile Guzel Bu Gece.

Kalbi aşk geçirmez yarası zırhlıdır
Gülüşünde bir şey var hep içime dokunur
Bir derdi var her halinden belli
Anlatmıyor, anlatsa kurtulur (2x)

Kafası kendinden bile güzel bu gece
İçmiş içmiş salınır
Ruhumu yakan bir şeyler var içimde
Öyle bakmayın, kırılır. (3x)

Terjemahan :

Hatinya cinta kasih, lukanya dilapis baja
ada sesuatu dalam senyumnya, itu menyentuh hatiku
dia memiliki masalah, yang jelas untuk diperhatikan dalam segala hal
dia tidak memberitahuku, kalau tidak, dia akan rileks
dia sangat mabuk malam ini
dia berjalan dengan keras
ada beberapa hal dalam diriku yang membakar jiwaku
jangan mencari dia di jalan, dia mungkin patah ...

Omer terus menatap gadis itu, sehingga akhirnya dia pun tersenyum.

______

     Di sisi lain, seorang pria yang sedang berdiri menghadap jendela sedang melihat pemandangan Jembatan Bhosporus dari kejauhan, di balik jendela. Tak lama kemudian, ponsel pun berbunyi. Ia meraih ponsel itu di sakunya, kemudian mengangkatnya.

“Hallo? Dari mana saja kau ini?! Kenapa kau baru meneleponku? Hah!” Pria itu mengamuk ke telepon.

Maaf, Tuan. Ponselku baru saja di-charge, karena semalam dua hari mati listrik.”

“Pembohong!”

“Aku serius, Tuan.”

“Baiklah, baik. Bagaimana? Apa kau sudah melakukan apa yang kuperintahkan?”

“Sudah, Tuan. Seluruh Keluarga Ilgas sudah tewas terbakar, tapi ...”

“Tapi apa?!”

“Putri mereka mungkin masih hidup. Karena saat pemeriksaan kejadian di rumah Ilgas, mayat gadis itu sama sekali tidak ada di sana.”

“Apa?!” gumam pria itu memekik. “Kurang ajar kau!”

Maafkan aku, Tuan.”

DevotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang