Rajin.

5K 512 8
                                    

Jika dibandingkan dengan banyak mahasiswa-mahasiswa lain di kelasnya -tunggu, bahkan mungkin di jurusannya juga-, Jeongguk merupakan salah satu mahasiswa yang cukup unggul di bidang akademiknya.

Nilai-nilai ujiannya jarang berada di bawah angka 80, hasil pengumpulan tugasnya juga selalu diberi nilai tinggi.

Tapi kalau ada yang menganggap laki-laki itu merupakan mahasiswa yang rajin, yang akan Jeongguk lakukan adalah terkekeh kecil sambil membantah keras. Menurutnya, ia bukan orang yang rajin. Hanya saja, jika sudah diberi tugas atau tanggung jawab, ia akan melakukannya dengan serius dan tidak setengah-setengah.

Jeongguk bilang, ia tidak mau dibilang rajin karena jika boleh jujur, ia merupakan salah satu orang yang masih dengan patuh menggunakan prinsip SKS (Sistem Kebut Semalam)-nya.

Dan untuk teman-teman yang mengenal Jeongguk dengan baik pasti akan setuju dengan bantahan yang satu itu. Di luar kegiatan kampus, pemuda Jeon yang satu ini sangat dikenal dengan sifat pemalasnya. Malas membalas chat, malas disuruh bersih-bersih, malas menghargai hyungdeulnya, dan masih banyak malas-malas yang lain.

Tapi, kalau sudah berhubungan dengan Taehyungnya, maka seketika ia akan menjadi orang terajin sedunia. Contohnya seperti sekarang.

"Kamu sudah makan, Tae?"

"Sudah, Gukie. Bagaimana denganmu?"

"Sudah juga. Kalau tugasmu? Sudah selesai, belum?

"Belum. Aku baru mulai, tapi rasanya lelah sekali. Mau tidur saja~"

Jeongguk terkekeh mendengar rengekan kekasihnya di ujung telepon. Saat merasakan lengannya disenggol pelan oleh Hoseok, ia menoleh lalu mengangkat tangannya sebentar, mengisyaratkan ia akan segera mengakhiri panggilannya.

"Kalau lelah, istirahat sebentar, sayang. Tapi jangan terlalu lama, nanti kalau sudah dikejar deadline kamu pasti rewel."

"Apaan sih, Gukkie? Kapan aku rewel?"

"Masih berani bertanya kapan?"

Jeongguk tanpa sadar mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum jenaka. Hoseok menyenggol lengannya lagi, membuatnya menghela nafas bosan sebelum akhirnya kembali membuka suara.

"Sayang, aku tutup dulu teleponnya. Hoseok hyung sudah bawel sekali, ini."

Dari ponselnya, Jeongguk bisa mendengar tawa Taehyung saat mendengar Hoseok melontarkan protes atas pernyataannya barusan, kemudian Jeongguk ikut tersenyum lebar. Suara tawa kekasihnya adalah yang terbaik.

"Ya sudah, kamu latihan dulu sana. Yang benar ya, Gukkie. Aku mau lihat Jeonggukieku tampil di pementasan sebagai yang terbaik!"

"Aku selalu yang terbaik."

"Percaya diri sekali. Kalau aku bilang masih lebih keren Jimin, bagaimana?"

"Aku akan menjadikan si pendek itu rempeyek penyet nantinya."

Taehyung terbahak keras mendengar penuturan kekasihnya.

"Sudah sana, latihan yang fokus. Aku bisa membayangkan Hoseok hyung sudah memasang ekspresi cemberutnya, tuh."

"Kamu benar sekali, sayang. Ya sudah, aku matikan dulu ya. Bye."

"Bye, Gukkie."

Pip.

"Tidak usah cemberut begitu dong, hyung. Aku tahu kau memang belum berpacaran, tapi seharusnya kau memahami kami yang sedang kasmaran ini."

Rasanya Hoseok ingin sekali memukul kepala laki-laki yang lebih muda di hadapannya saat ini. Sudah membuatnya menunggu lama, bermesraan di depannya, masih ada waktu untuk meledeknya lagi. Tapi karena tidak mau menunda latihan dance mereka lebih lama lagi, ia memutuskan untuk diam saja.

Tepat sebelum Hoseok memutar lagu latihan mereka, ia menoleh ke arah Jeongguk dan menemukan laki-laki itu tengah mengetikan sesuatu di ponselnya. Tanpa harus ditanya pun, ia sudah bisa menebak apa yang tengah dilakukan Jeongguk saat ini.

"Chatting dengan Taehyung?"

Lelah marah-marah, akhirnya Hoseok menunda niat awalnya memutar lagu dan berjalan mendekati Jeongguk, sementara subyek yang ditanya hanya menganggukkan kepala sekilas.

"Aku penasaran sesuatu. Jeongguk, kenapa kau selalu rajin sekali melakukan hal-hal yang berurusan dengan Taehyung?"

"Maksud hyung?"

"Iya, rajin chatting, rajin telepon, rajin berkunjung ke rumahnya, rajin menanyakan kabarnya yang menurutku agak aneh mengingat kalian selalu bertemu setiap waktu. Perlu kulanjutkan?"

Jeongguk mengernyitkan kening bingung.

"Bukankah semua pasangan pasti begitu?"

"Tidak juga. Coba lihat saja Yoongi hyung dan Jimin. Mana pernah Yoongi mau repot-repot menghubungi pacarnya?"

Jeongguk tertawa sekilas mendengar penuturan Hoseok, sebelum kemudian tampak memikirkan sesuatu.

"Hm.. Karena aku sayang."

"Karena itu?"

"Karena itu." Jeongguk tersenyum yakin. "Karena itu, rasanya aku ingin menghabiskan waktu selama mungkin dengan Taehyung, mendengar ocehannya, melihat raut wajahnya yang lucu ketika bercerita, dia lucu sekali sampai aku benar-benar gemas dibuatnya."

Hoseok tersenyum kecil melihat Jeongguk di depannya yang benar-benar serius menjelaskan kepadanya. Diam-diam, ia bergumam kepada dirinya sendiri.

"Dasar bucin."

Together Forever🐰🐯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang