Part 16

8K 664 79
                                    

Dua tahun kemudian ...

Seorang balita cantik menggemaskan dengan pipi merah merona sedari tadi sibuk bolak-balik dari teras lalu ke dapur hanya untuk memastikan kedatangan pria tampan superhero-nya. Balita itu sedari tadi selalu memasang wajah masam jika kembali ke dapur.

Kedua wanita berbeda usia yang melihat tingkah ajaib balita itu hanya bisa tersenyum dengan tetap fokus pada pekerjaannya. Hingga wanita tua yang sedari tadi selalu tertawa melihat tingkah cucunya datang menghampiri.

"Kenapa, Sayang? Bersabarlah, sebentar lagi Ayahmu tiba," bujuk sang Nenek melihat wajah Neysha yang hampir menangis karena lama menunggu.

"Nek, Ayah ama. Eca ... lindu. (Nek, Ayah lama. Neysha ... rindu)" ucap bayi dua tahun itu dengan artikulasi yang masih belum terlalu fasih namun cukup jelas dipendengaran kedua wanita itu.

"Sebentar lagi Ayahmu pasti sampai. Mungkin sedang sibuk. Sekarang lebih baik Neysha duduk dikursi makan saja. Nenek dan Ibumu menyiapkan makanan ini terlebih dahulu. Agar saat Ayahmu tiba, bisa langsung menyantapnya," ujar Martha mencoba mengalihkan.

Dengan patuh Neysha langsung mengambil posisi duduk manis disalah satu kursi pilihannya. "Acik, ayam goyeng! Ayah cuka. (Asik, ayam goreng. Ayah suka)" jerit Neysha senang.

Raina yang melihat atusias putrinya hanya tersenyum kecil. Neysha memang sangat dekat dengan Evan. Meski terselip rasa ketidaksukaan tapi saat melihat pancaran kebahagiaan dari putrinya, Raina membuang jauh keegoisannya.

Cklek

Bocah kecil itu langsung berlari menghampiri pria gagah nan tampan yang memasuki rumah. Neysha langsung meraih tubuh besar yang selalu menjadi kerinduannya ketika seharian tak bertemu.

"Ayah ama. (Ayah lama)" Evan langsung mengangkat tubuh putrinya. Neysha memeluk leher Evan dan bersandar di bahunya.

Evan tertawa, kemudian membelai tubuh kecil yang menggelayut depan dadanya.

"Ayah hanya telat sebentar. Kau saja yang terlalu tidak sabar, Squishy," kekeh Evan mencium puncak kepala malaikat kecilnya.

"Neysha, Ayahmu baru tiba. Biarkan Ayah beristirahat sejenak, setelahnya kita akan makan bersama." Raina menghampiri keduanya lantas meraih putri kecilnya yang masih enggan melepas tubuh hangat dari Evan.

"Tidak apa-apa, aku menyukainya. Meski sebenarnya aku ingin memeluk serta ibunya," ucap Evan sengaja menggoda.

Raina mendelik jengah menatap Evan dari ujung ekor matanya. Terlihat pria itu tersenyum kecil. Namun ia mengabaikannya. Wanita itu meraih putri kecilnya lalu kembali membawa ke kursi meja makan. Martha yang melihatnya hanya menggeleng kecewa menyayangkan kekerasan hati Raina yang tak kunjung lunak.

Evan berlalu untuk membersihkan tubuhnya. Sebelum beranjak ia sempat mengedipkan sebelah matanya pada putri kecilnya yang tersenyum cerah padanya.

🍁🍁🍁

Usai makan malam Evan masih setia menemani kelincahan Neysha. Sangat antusias ia mendengarkan semua kegiatan yang begitu semangat diceritakan dari bibir mungil squishy hidupnya.

Balita itu semakin histeris ketika Evan memberikan mainan jenis baru yang saat ini sedang hits. Mainan yang sangat cocok dengan panggilan sayangnya pada anak terkasihnya.

Sebuah squishy berbentuk little pony berwarna pink mampu menimbulkan sebuah jeritan dari pita suara gadis kecil berpipi merah bulat. Sangat persis dengan mainan tersebut.

"Eca, cuka, macih. (Neysha, suka, terima kasih)" Neysha memeluk erat leher Evan hingga pria itu sulit bernapas. Ia tidak menyangka reaksi Neysha seperti ini.

Evil's Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang