13. membungkuklah ketika berbicara denganku...

16.1K 531 11
                                    

Mata wanita mengerjab, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk melalui kelopak matanya.

Vanessa berusaha bangun dari tidurnya karena rasa pusing dikepalanya. Ia berjalan menuju balkon. Membiarkan angin menerpa tubuhnya, menghilangkan sejenak masalah yang ada dikepalanya.

Tidak lama kemudian sebuah lengan melingkari perutnya. Ia tidak perlu tanya siapa gerangan pemilik lengan itu. Hanya satu nama jawabannya.

Pria itu mencium seluruh permukaan tengkuknya, sedangkan tangannya yang satu naik ke payudara Vanessa dan memainkannya disana.

Secepat kilat Peter membalik tubuh Vanessa hingga mereka saling berhadapan. Tangannya menyentuh bibir Vanessa sensual.

"Siapa yang pernah merasakan bibirmu selain diriku." Tanyanya serak.

"Apa maksudmu? Tentu saja kekasihku Jonathan, aku tidak sok suci dalam berpacaran."

Rahang Peter langsung mengeras begitu mendengar nama pria itu disebut. Dengan kasar ia mendorong tubuh Vanessa ke pagar pembatas balkon hingga membuatnya hampir terjatuh.

"Akh..Peter" Pekiknya takut dengan berpegangan kuat dilengan Peter.

"Jangan menyebut nama pria itu lagi dihadapanku. Dan lagi, jangan pernah ada pria lain yang menyentuh bibirmu lagi selain diriku, ingat itu baik-baik."

"Dan aku tidak janji" Sahutnya datar.

"Kau..." Geramnya.

Peter menarik tubuh Vanessa dan menjatuhkannya kelantai. Membuka paksa pakaiannya dan menghujaminya kasar berkali-kali hingga membuat Vanessa meringis kesakitan. Hujaman kasar dan punggungnya yang bergesekan langsung dengan lantai sungguh membuatnya merasakan sakit yang luar biasa, belum lagi luka cambukannya yang belum mengering.

Tentu saja. Dia pasti akan terus merasakan sakit ini. Jika luka lama sembuh, maka luka baru akan bermunculan.

Luka batin dan luka tubuh sudah ia rasakan sakitnya. Lalu luka apa lagi yang akan ia rasakan.

Begitu selesai dengan tubuh Vanessa, Peter pun mengeluarkan kejantanannya. Memakai pakaiannya dan meninggalkan tubuh Vanessa disana. Sungguh miris bukan. Setelah puas dengan tubuhnya. Ia langsung meninggalkannya begitu saja. Mengerikan memang, tapi itu faktanya.

"Ck! Aku seperti bercinta dengan mayat saja." Ucap Peter.

Mengapa ia katakan begitu, itu karena Vanessa yang tak mendesah sama sekali begitu ia menyetubuhinya.

***

Peter dan orang-orang diruangan itu tengah mengawasi pergerakan beberapa orang yang tengah menerobos masuk rumahnya.

"Tj bawa orang-orangmu untuk memusnahkan tikus-tikus kecil itu, sedangkan kau Jay  dan beberapa orangmu ikut denganku untuk mengeksekusi kekasih wanitaku itu."

"Baik tuan"

Saatnya berpesta sayang, batinnya.

Ditempat lain Vanessa terus berjalan mondar-mandir didepan pintu kamarnya dengan menggigit jarinya. Ia takut jika Jonathan kekasihnya tidak berhasil masuk kerumah ini.

Ceklek,

Pintu kamar terbuka. Vanessa sontak menoleh. Tubuhnya mematung begitu melihat orang yang sedari tadi ditunggunya kini berdiri dihadapannya.

"Nathan..." Panggilnya.

"Vanessa.."

Dan mereka pun berpelukan erat, saling menyalurkan kerinduan yang dalam.

Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang