12. Jangan pernah melihat pria lain selain diriku..

15.4K 528 13
                                    

Your playlist

Cristina aquilera _ hurt

***

Vanessa sudah sembuh. Ia kini berada dikamar lebih tepatnya penjara Peter. Yah penjara karena Peter mengurungnya paksa dirumah ini. Rumah mewah bagai istana namun penjara bagi Vanessa.

Vanessa kini berbaring bak mayat di atas tempat tidur dengan pikiran kosong.

Tiba-tiba pelayang masuk membawakan senampan makanan dan meletakannya diatas nakas.

"Nona silahkan dimakan"

"Simpan saja dulu, nanti aku makan." Perintahnya.

"Nona ada sesuatu untuk anda," Ucap pelayan itu sambil menyerahkan sebuah amplop.

Vanessa menoleh kearah pelayan itu, "Apa ini?" Ucapnya sambil menerima amplop tersebut.

"Nona jangan bilang siapa-siapa, langsung sembunyikan amplop tersebut begitu nona selesai membacanya."

Vanessa mengangguk mengiyakan ucapan pelayan tersebut.

Begitu pelayan pergi, Vanessa pun membuka amplop tersebut. Membacanya satu persatu. Begitu selesai membaca amplop tersebut Vanessa pun membekap mulutnya dan terisak.

"Nathan...hiks" Ucapnya sembari terisak.

Di dalam amplop tersebut tertulis bahwa Jonathan Allen kekasih Vanessa akan datang menjemputnya.

"Aku akan menunggu Nathan, cepatlah" Doanya. Semoga saja Jonathan mampu membebaskannya dari penjara ini. Itulah yang diharapkannya.

Brakk

Pintu terbuka kasar. Peter berjalan dengan marah kedalam kamar. Tangannya langsung menarik tangan Vanessa kasar hingga mereka saling berhadapan.

"Berikan amplop yang ada dibelakangmu itu!" Perintahnya tajam.

Vanessa menggeleng sambil terus menyembunyikan amplop itu dibelakang tubuhnya.

Melihat penolakan Vanessa membuat Peter geram, dengan kasar Peter membanting Vanessa kesamping hingga kepalanya membentur kepala ranjang dengan cukup keras. Vanessa meringis lalu memegang pelipisnya yang mengeluarkan darah.

Peter lagi-lagi menarik tangan Vanessa kasar, namun sekarang yang satunya tempat dimana amplop itu berada.

"Tidak-tidak jangan Peter kumohon" Pintanya mencoba menggapai-gapai tangan Petet untuk mengambil amplop itu kembali.

Namun sayang, Peter terlalu tinggi darinya.

Plakk

Peter menampar pipi Vanessa hingga membuatnya terlempar kembali keranjang.

"Diamlah Vanessa!" Teriaknya kemudian membaca isi surat dari amplop tersebut.

Rahangnya seketika mengeras begitu selesai membaca surat itu. Matanya menoleh tajam ke Vanessa hingga membuat Vanessa merinding takut sambil memegang 5225 yang pedih.

"Siapa Jonathan Allen?, Vanessa" Tanyanya.

"Dia...bukan siapa-siapa"Dusta Vanessa.

"Jangan membohongiku!" Bentaknya lalu mencengkram rahang Vanessa kuat seperti ingin meremukkannya. Vanessa meringis merasakan sakit berkali-kali lipat, bekas tamparan tadi masih sakit, ditambah pening kepalanya yang mengeluarkan darah.

"Jawab dengan jujur Vanessa" Geramnya, dia tidak memperdulikan kesakitan Vanessa bahkan darah yang menetes di pelipis Vanessa karena benturan tadi.

"Di..dia kekasihku..kumohon jangan apa-apakan dia, dia tidak salah" Bisiknya yang mulai kehilangan kesadaran.

"Sayangnya aku akan membunuhnya. Takkan kubiarkan siapapun memilikimu kecuali diriku, dan jangan pernah melihat pria lain selain diriku" Desisnya.

Dan saat itulah kesadaran Vanessa menghilang. Peter langsung menangkapnya dan membaringkannya perlahan ke tempat tidur.

Peter merobek amplop tadi, senyum terlukis dibibirnya.

"Dia tidak akan bisa menolongmu Vanessa, dia hanya akan mengantar nyawa padaku, bersiaplah untuk melihat mayat lagi Vanessa"

***

Hai readers,
Jangan lupa vote dan comen ya.
Share juga cerita ini ke twman kalian.

Thankyu😘

Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang