19. Malah sebaliknya

12.7K 419 3
                                    

Zayn ft. Sia _ Dusk till down

.

.

.

Peter tersenyum di atas meja dengan tangan menyanggah wajahnya. Dirinya terus mengingat wajah terpaku Vanessa pagi tadi. Ia senang dirinya berhasil mengerjai Vanessa dengan ucapannya tadi.

"Kita lihat, apa rencanamu berikutnya, Vanessa." Ucapnya tersenyum licik.

"Membuatku jatuh cinta. Ck, malah sebaliknya Vanessa. Kau yang akan jatuh cinta padaku." Ucapnya penuh keyakinan.

Ia memang ingin menikahi Vanessa dan menjadikannya miliknya. Membuatnya tersiksa dengan terus hidup bersama dirinya. Ia akan membuat Vanessa tidak lagi membangkang padanya dan beralih mencintainya. Ia tak tau apa alasan dirinya bisa berpikir seperti itu. Menjadikan Vanessa sebagai miliknya.

Apa ia mulai mencintai wanita itu?

Entahlah? Ia malas memikirkanya.

Entah kenapa ia merasa ingin sekali cepat-cepat pulang.

Di sisi lain,

Vanessa sedang merasa senang karena sebentar lagi rencananya berhasil. Peter sebentar lagi mulai mencintainya.

Rencananya adalah membuat Peter bertekuk lutut padanya. Lalu pergi dan menghilang dari rumah ini, hingga membuatnya merasa kehilangan. Agar Peter tau, bagaimana rasa kehilangan yang sesungguhnya. Ide bodoh bukan. Tapi, ia tidak punya pilihan lain. Walaupun harus menikahi Peter. Itu tidak masalah. Selagi dendamnya bisa terbalaskan.

Malam tiba. Peter melangkahkan kakinya ke kamar Vanessa. Membukanya, lalu masuk kedalam.

Disana sudah ada Vanessa yang berbaring memunggunginya.

Peter pun naik ke atas ranjang. Ikut berbaring dengan memeluk Vanessa erat. Menghirup aroma Vanessa dalam-dalam. Aroma yang selalu menjadi candunya. Hingga membuat dirinya tak bisa berpaling ke tubuh lain lagi. Dulu, saat belum bertemu Vanessa. Dirinya adalah penggila seks berat. Apalagi dengan cara yang tak lazim, yaitu Bdsm.

"Good night, my mine."

Tidak lama kemudian Peter ikut terlelap bersama Vanessa. Dengan tangan di payudara Vanessa yang selalu menjadi kebiasaanya sekarang ketika tidur.

Aneh..

Disisi lain. Mata Vanessa terbuka. Tidak. Ia memang belum tidur sama sekali. Ia hanya berpura-pura tertidur. Karena ia tau jika dirinya masih bangun, maka Peter pasti akan bercinta lagi dengannya. Ia muak jika terus bercinta tanpa perasaan dengan Peter.

Vanessa melepas pelukan Peter perlahan. Turun dari ranjang dan berjalan menuju balkon. Membiarkan angin malam mengenai tubuhnya yang hanya mengenakan piyama satin tipis.

Tidak lama kemudian sebuah tangan melingkari perutnya. Dan memeluknya erat.

"Kau belum tidur?" Tanya Peter, sambil sesekali mengecup leher Vanessa.

"Belum ngantuk, kau?"

"Aku tadi sudah tidur, tapi merasakan guling kesayanganku menghilang, aku pun terbangun."

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Lanjutnya.

"Memikirkan masa depan yang kelam."

Ucapan itu terdengar ambigu dan menyinggung perasaan Peter. Untuk pertama kalinya Peter merasa bersalah. Bersalah karena telah merenggut masa depan Vanessa.

"Maaf." Ucapnya tanpa sadar.

"Apa?"

"Hm."

"Kau tadi bilang apa?"

"Memangnya aku bilang apa?" Ucapnay pura-pura tak tahu. Padahal jelas-jelas tadi ia bilang maaf.

"Lupakan."

Tidak lama kemudian Vanessa merasa ada sesuatu yang menonjol diantara pahanya. Vanessa tidak bodoh. Ia tau apa itu.

Vanessa menghela nafas, "Kau menegang."

"Aku tau."

Secepat kilat Peter membalik tubuh Vanessa dan menyerang bibirnya. Melumatnya dalam dengan menggebu. Bibir yang tak pernah bosan ia cicipi.

Decapan terus memenuhi tempat itu. Dingin malam tak mengusik kedua insan yang terus saling bertukar saliva itu.

Tangan Peter tidak tinggal diam. Menyingkap piyama satin itu dan memasukkan tangannya menuju payudara Vanessa dan meremasnya.

Erangan pun terdengar. Peter makin bersemangat meneruskan aksinya ke babak selanjutnya. Ia mengangkat tubuh Vanessa, membawanya ketempat tidur dan menghujamnya berkali-kali. Terus menerus menjamah tubuh Vanessa tanpa henti. Hingga subuh menjelang. Barulah mereka berdua tertidur.

***

Seperti biasa like dan comen yang banyak ya.

Share juga cerita ini ke teman kalian yang lain.

Thangkyu😘

Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang