20. Nanti saja hukumannya...

12.9K 419 1
                                    

Bebe rexha -_- 2 souls on fire ft. Quavo

.

.

.

"Ini." Ucap Peter. Memberi sebuah gaun indah berwarna ungu pada Vanessa. Gaun itu memiliki potongan v didadanya hingga mungkin akan menampilkan sedikit payudara atas Vanessa. Vaness bergidik ngeri jika memikirkan harus memakai gaun itu.

"Untuk apa aku memakai ini?" Tanya Vanessa mengernyit.

"Kita akan pergi malam ini. Ke club milik sahabatku." Jawabnya datar.

"Lalu untuk apa aku ikut."

"Tidak ada. Hanya menemaniku."

"Apa kau anak kecil. Aku tidak mau." Tolak Vanessa membuang muka. Terlihat seperti anak kecil.

Peter menghela nafas. Kenapa Vanessa begitu cerewet sekarang? Apa ia mau dibungkam dengan ciuman panasnya.

"Pakai saja. Ku beri waktu lima menit." Putusnya tak, tak memperdulikan ucapan Vanessa. Peter keluar dari kamar meninggalkan Vanessa dengan gaun itu disebelahnya.

Dasar Peter. Selalu saja bersikap memaksa dan sesuka hatinya. Dengan terpaksa Vanessa meraih gaun yang menurutnya menjijikan itu. Terlalu seksi dan terbuka. Ia tidak suka. Tapi, mau bagiamana lagi. Daripada sikap iblis Peter kembali. Lebih baik ia menurut.

Lima menit pun berlalu. Pintu kamar dibuka oleh Peter. Matanya langsung menatap punggung seorang wanita yang sedang kesusahan mengenakan gaun pemberian darinya.

Peter mengernyit begitu melihat Vanessa yang kesusahan mengenakan gaun itu. Jika ia sedang kesusahan, kenapa tidak memanggilnya agar ia membantunya. Kenapa harus menyiksa diri seperti itu.

Peter mendekat kearah Vanessa. Menangkap dan menurunkan tangan Vanessa yang hendak meraih resleting gaun itu. Ia pun menatap punggung indah Vanessa. Mengecup, lalu mengelusnya. Setelah itu menaikan resletingnya.

Jujur. Ada gelenyar aneh ditubuh Vanessa, begitu Peter menyentuh punggungnya.

"Kenapa tidak memanggilku jika kau sedang kesusahan." Ucapnya, lalu memeluk Vanessa dari belakang. Lalu meniup telinga Vanessa, hingga membuatnya geli.

"Aku tidak mau menyusahkanmu."

Peter tersenyum. Melepas pelukannya dan meraih tangan Vanessa, mengajaknya keluar dari kamar.

________

Peter dan Vanessa sudah tiba didepan pintu masuk sebuah Club mewah. Musik nyaring beserta lautan manusia yang tengah meliuk-liukan tubuhnya pun mengampiri mereka. Peter meraih pinggang Vanessa. Merapatkan dengannya dan mengajaknya menuju tempat dimana teman-temannya berjalan.

Tanpa disengaja seorang pria menabrak Vanessa.

"Aw..."

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Peter khawatir.

"Ah, maaf nona saya tidak sengaja" Ucap pria itu."

"Tidak apa-apa."

Pria itu tersenyum. Kemudian pandangannya jatuh kearah pakaian Vanessa. Memandangnya terpesona. Peter yang menyadari itu langsung membawa Vanessa kedepan dadanya. Menutupi bagian depan tubuh Vanessa.

"Jauhkan pandanganmu dari wanitaku." Ucapnya dingin dengan tatapan mengintimidasi.

Pria itu langsung mundur ketakutan. "Ma..maaf."

Begitu pria itu pergi. Peter langsung melepas sedikit pelukannya dan memandang baju Vanessa.

"Aku tidak tau, jika baju ini memiliki belahan menjijikan seperti ini. Aku akan hukum si Jay itu. Lagi-lagi dia membuat kesalahan."

"Sudahlah. Lagipula itu salahmu tidak lihat-lihat dulu." Ucap Vanessa kesal.

"Kau menyalahkanku." Ucap Peter memicing tajam.

"Jangan terus menyalahkan orang lain. Menyebalkan."

Peter menggera. Makin merapatkan pelukannya hingga jarak mereka sangat dekat. Hingga hidung mereka bersentuhan.

"Ingin sekali kuhukum kau tapi.."

Cup

"Sudahlah. Aku sedang malas berdebat. Dirumah saja hukumannya. Kemana teman-temanmu."

Peter masih terpaku karena ciuman itu. Kurang ajar. Vanessa berhasil membuatnya terlihat seperti orang bodoh sekarang.

Peter mencengkram pinggang Vanessa dan berbisik ditelingannya.

"Jangan pernah kau lakukan itu lagi." Geramnya.

"Lakukan apa."

Peter bungkam. Iya. Lakukan apa. Menciumnya? Itu bukan hal salahkan? Lalu apa.

"Aku juga tidak tahu." Bisiknya pelan, hingha membuat Vanessa bingung karenanya.

"Sudahlah, ayo kita pergi."

Sebelum mereka melanjutkan jalan. Peter membuka jasnya dan memasangkannya pada bagian depan tubuh Vanessa. Tidak ada yang boleh melihat tubuh Vanessa selain dirinya. Karena Vanessa adalah miliknya. Pria itu. Ingin sekali ia menghancurkan kepala pria itu karena berani melihat tubuh milik wanitannya.

***

Like and comen

Thankyu😘

11 agustus 2018



Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang