9. Berarti aku juga harus menjadi iblis untuk melawanmu...

16.1K 523 6
                                    


Vanessa duduk bersandar diatas ranjang dengan tubuh masih telanjang. Ternyata memang Peter tidak main-main dengan ucapannya. Dia tidak setengah-setengah dalam menikmati tubuh Vanessa. Hampir tiap hari, tidak, malah setiap hari ia terus menikmati tubuh Vanessa dengan cara-cara yang tak lazim.

"Bagaimana caranya agar aku bisa lolos dari sini?" Tanyanya pada diri sendiri. Dia sudah tidak peduli akan harga dirinya yang sudah hancur. Yang terpenting adalah dirinya bisa lolos dari tempat terkutuk ini.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya pria brengsek yang baru saja sedang ada dikirannya.

"Tidak ada" Balasnya datar.

"Tch! Masih mau melawanku? Keras kepala sekali kau ini. Kau tau itu akan sia-sia" Desisnya, lalu menyentuh rahang Vanessa dengan kuat, mempertemukan wajah mereka, dan saling menatap tajam.

"Melawan iblis sepertimu, berarti aku juga harus menjadi iblis untuk melawanmu" Vanessa tidak memperdulikan rahangnya yang sakit karena ulah Peter. Dia terus menatap tajam Peter.

"Kalau begitu kau siap menerima harga yang harus kau bayar dengan perlawananmu itu" Desisnya dingin. Dia sudah begitu marah pada saat ini. Melihat perlawanan Vanessa membuat dirinya naik pitam.

Peter menghempaskan tubuh Vanessa kasar hingga jatuh terbaring ditempat tidur. Dia membuka tali pinggangnya, melayangkan ke tubuh telanjang Vanessa. Vanessa terkejut dengan apa yang baru saja didapatkannya. Dia mendadak bangun dan hendak menghindar dari cambukan terakhir Peter. Namun Peter lebih sigap. Dia menangkap tubuh Vanessa, membaringkannya kembali dan mengikat tangannya menjadi satu mengenakan dasi miliknya.

Vanessa berusaha memberontak sia-sia. Peter yang telah dibutakan oleh emosi kini membalik tubuh Vanessa dan melayangkan cambuknya lagi.

Psst

Psst

Cambukan bertubi-tubi terus didapatkannya, entah sudah keberapa Peter mencambuknya. Tak peduli kalau yang sedang dicambuknya saat ini adalah seorang wanita.

Vanessa menggugit bibir hingga berdarah, berusaha menahan jeritan yang keluar dari bibirnya. Ia tidak ingin Peter merasa menang dengan siksaan yang dilakukannya untuk membuat Vanessa tunduk padanya.

"Arghh...mengapa kau menahan jeritanmu hah! Jangan keras kepala Vanessa!" Teriaknya.

Peter melempar tali pinggang yang dikenakannya, dan berjalan keluar dari kamar itu dengan penuh amarah.

Dan saat itulah Vanessa mengeluarkan air mata yang ditahannya sejak tadi. Basah seprei membuktikan seberapa pilunya ia saat ini.

"Aku harus kuat, aku tidak boleh lemah"

Dan beberapa menit kemudian. Wanita rapuh itu pun tertidur karena lelah terus menangis. Tanpa tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

_______

"Bunuh pria tua itu dan bawah mayatnya kesini!" Perintah pria itu pada seseorang dihadapannya kini.

"Kami jalankan tuan." Ucap pria itu lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

"Tunggulah siksaan berikutmu honey"

***

Ini gua masih sakit tapi maksaan update. Gapapa demi kalian reader setiaku.😘

Jangan lupa vote dan comennya ya. Biar makin semangat nulisnya.

Thankyu😘

Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang