24. Lepaskan saja aku..

12.7K 450 5
                                    


Hailee steifeild & alesso _ Let me go ( Feat. Florida georgio line & watt)

.

.

Mata Vanessa perlahan terbuka. Matanya menatap keseluruh ruangan, dan berhenti pada sosok seorang pria yang kini tengah tertidur dikursi dengan setengah tubuhnya diatas tempat tidur. Ia melirik pada tangannya yang kini tengah digenggam pria itu.

"Apa yang terjadi padaku?" Tanyanya pada diri sendiri.

Ah..dia baru ingat. Kemarin ia pingsan saat Peter tengah menyetubuhinya. Ia juga masih ingat ucapan terakhirnya sebelum ia pingsan.

Vanessa kembali menatap wajah tampan Peter. Sayangnya sekali wajah seperti itu harus memiliki sifat bejat. Seandainya ia memiliki kekuatan yang bisa membalaskan dendamnya pada Peter. Ingin sekali ia menghancurkan pria itu. Sayangnya ia terlalu lemah untuk melawan iblis itu.

Saat tengah menatap wajah Peter. Tiba-tiba mata pria itu terbuka, sehingga mata mereka saling bersitatap.

"Kau sudah bangun." Ucap Peter dengan suara serak nan seksinya, namun terdengar menjijikan ditelinga Vanessa. Suara itu mengingatkan saat Peter sedang menyetubuhinya.

Melihat Vanessa yang hanya diam, Peter mendengus. Ia bangkit dari duduknya.

"Aku akan mengambilkanmu sarapan." Ucapnya lembut disertai elusan dirambut Vanessa.

Begitu Peter pergi, Vanessa mendengus kasar.

"Tch, ada apa dengannya?"

Vanessa sungguh merasa jijik mendengar ucapan Peter yang lembut. Tidak cocok dengan pembawaanya yang selama ini, yang seperti membawa aura kegelapan dimanapun ia berada.

Tidak lama kemudian Peter datang dengan membawa sarapan untuk Vanessa.

Peter duduk disebelah Vanessa yang tengah berbaring. Setelah ia meletakan sarapan yang berupa bubir dan susu itu diatas nakas, ia pun membantu Vanessa bangun.

Vanessa hanya menurut dan memperhatikan sikap Peter padanya. Masih merasa bingung dengan apa yang terjadi.

"Makanlah"

Peter mengarahkan sendok berisi bubur itu kearah Vanessa. Vanessa awalnya diam, namun tidak lama kemudian ia menerimanya. Apa Peter baik padanya karena ia pingsan semalam.

"Mengapa kau berubah perhatian padaku?"

"Kau sedang sakit Vanessa. Kau harus makan yang bergizi, dan banyak istirahat agar kau dan bayi kita lahir dengan sehat nantinya."

Deg

Vanessa mendadak diam. Ia berusaha mencerna ucapan Peter. Jadi karena itu ia baik padanya.

"Kau bohong.." Lirih Vanessa. Ia meremas seprei bersamaan dengan air mata yang memaksa untuk keluar.

Peter mendekat. Ia hendak menyentuh pipi Vanessa namun ditepis oleh empunya.

"Jangan menuentuhku! Kenapa? Kenapa Peter?"

Vanessa meremas dadanya yang sakit, bahkan tenggorokannya ikut sakit, seperti ada yang memaksa untuk dikeluarkan.

"Kenapa takdir begitu kejam padaku hiks.. Kenapa hanya aku yang tersakiti.." Vanessa mengacak rambutnua frustasi, matanya menatap tajam kearah Peter dengan air mata yang terus mengalir keluar.

"Mengapa aku harus hamil..hiks..anak dari iblis sepertimu.."

Hati Peter serasa diremas oleh ribuan tangan tak kasat mata. Seberapa dalam sebenarnya Peter menyakiti Vanessa. Ia menyesal, sungguh.

"Hukum aku Vanessa." Lirih Peter dengan kepala ditundukan.

Vanessa terkejut dengan apa yang dikatakan dan dilakukan Peter.

"Jangan menangis lagi, kumohon hukum saja aku.."

Peter tidak sanggup lagi melihat air mata Vanessa. Seakan-akan ia merasa ikut tersakiti oleh air mata itu.

"Menghukum dengan cara apa? Apa aku juag harus membunuh orang yang kau cintai?" Desis Vanessa.

"Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi Vanessa. Orang yang aku cintai tinggal dirimu."

Vanessa tertegun dengan ucapan Peter. Apa yang dikatakannya tadi Entah kenapa ia merasa simpati dan deg-degaan disaat yang bersamaan mendengar ucapan Peter. Tidak-tidak. Ia tidak boleh simpati dan jatuh hati padanya. Pria itu iblis jahanam, tidak pantas mendapat belas kasihan dan juga jatuh hati padanya.

"Kalau begitu lepaskan saja aku."

***

Next chapter👉

Jangan lupa Like and comennya.

Thankyu😘

20 agustus 2018










Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang