22. Aku akan ikuti permainanmu..

12.9K 432 0
                                    

"Apa kau belum mengetahui dimana adikku berada?"

"Saya sudah mengetahui dimana adik anda berada tuan. Tapi, tempat itu sangat ketat. Kita harus berhati-hati untuk masuk kedalamnya."

"Aku tahu,"

Pria itu berjalan kearah jendela kaca yang menampilkan kota New york.

"Aku harus menyelamatkan adikku. Ini sebagai bayaran karena telah meninggalkan mereka dan memilih mengikuti wanita jalang itu."

"Jangan terus menyalahkan diri anda terus tuan. Tidak semua kesalahan anda tuan."

"Lalu salah siapa? Jika aku tahu bahwa ibuku selingkuh, aku tidak akan mengikuti dirinya pergi dan meninggalkan ayah dan juga adikku!!" Ucapnya lalu mengacak rambutnya hingga membuat rambut itu tak rapi lagi. Ia duduk kembali dikirsi kebesarannya dan mengingat kejadian itu.

"Reina, kau mau kemana?" Tanya David dengan meraih tangan istrinya yang hendak keluar rumah dengan membawa koper dan juga anak lelakinya yang masih berusia 5 tahun itu.

"Lepas. Aku mau pergi dari rumah ini."

"Tapi kenapa?" Lirih David dengan terus memegang lengan wanita itu agar tak pergi darinya.

"Kenapa? Karena aku sudah bosan denganmu."

David seketika menegang. Tangannya sontak terlepas. Untuk apa ia menahan wanita itu jika sudah tak ingin hidup dengannya. Jika wanita itu pergi hanya karena marah dengan kesalahan yang ia lakukan, ia takkan melepaskannya dan memperbaiki kesalahannya itu. Tapi, wanita pergi karena sudah bosan padanya. Jadi, untuk apa ia menahan wanita itu jika bosan adalah penyebab ia pergi. Itu berarti ia gagal mempertahankan keluarganya. Ia gagal membuat wanita itu bahagia dengannya.

Wanita itu pun pergi dengan anak lelakinya. Meninggalkan dirinya bersama anak perempuannya yang masih berusia 2 tahun, yang kini sedang tertidur diatas.

"Kau awasi terus awasi tempat itu."

"Baik tuan Cade. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Hm,"

_______

Lagi-lagi Vanessa berdiri diatas balkon dengan melamun. Perasaan putus asa kini tengah memenuhi otak Vanessa. Ia berpikir rencana membuat Peter jatuh hati padanya akan sulit. Ia pikir ia sudah berhasil, nyatanya tidak.

"Apa yang kau lakukan disitu? Berniat bunuh diri?" Suara bariton yang begitu dikenalnya itu terkekeh.

Vanessa hanya diam. Dia memang berniat bunuh diri.

Tapi setelah berhasil membunuhmu, batinnya.

Ah..benar juga. Lebih baik ia menyusun rencana membunuh Peter walaupun besar kemungkinannya akan gagal, dan malah ia yang terbunuh oleh Peter. Ia tidak peduli lagi. Dia capek berpura-pura manis pada Peter jika ujung-ujungnya akan gagal juga. Orang-orang yang dicintainya telah dibunuhnya. Ia tidak punya tujuan hidup lagi. Jadi jika ia terbunuh karena rencananya ini, ia tidak peduli lagi.

Sebuah lengan kekar menyelimuti pinggangnya.

"Kau mengabaikanku?" Bisik Peter dileher Vanessa.

"Hm.."

"Kenapa? Menyerah dengan rencanamu?"

Vanessa menegang. Jadi Peter sudah mengetahui rencananya? Sejak kapan?

"Aku tidak bodoh Vanessa. Aku tidak tahu apa maksudmu berniat membuatku jatuh hati padamu, tapi aku suka permainanmu." Desis Peter.

Ia membalik tubuh Vanessa menghadapnya. Menatap manik itu tajam.

"Apa rencanamu? Katakan?" Suara Peter begitu tajam menusuknya. Namun ia tidak takut lagi. Ia malah balik menatapnya. Jika ingin membunuh Peter, maka ia harus memiliki tekad yang kuat.

"A..aku tidak tau apa maksudmu" Ucap Vanessa juga tajam.

Peter menghela nafas. Apa yang terjadi dengan Vanessa. Sikap.pembangkangnya seakan kembali. Apa ini rencana lain lagi? Entahlah.

"Dengar Vanessa, apapun rencanamu, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Sampai kapanpun. Walaupun kau akan tersiksa bersamaku, aku tidak peduli. Yang penting kau bersamaku."

Vanessa tersenyum miring, "Kau mimpi? Ah..aku lupa iblis sepertimu tidak pernah tidur."

Peter mengernyit. Ternyata memang benar. Sikap Vanessa yang dulu kembali.

"Rencana apa lagi yang sedang kau buat?"

"Membunuhmu." Datar Vanessa. Tidak lagi kelembutan an bersikap sok manis. Dia memilih melawan dengan nyawa taruhannya.

"Membunuhku? Apa kau bisa? Kau tahu siapa aku Vanessa.."

Tangan Peter naik kerahang Vanessa. Mencekramnya kuat seakan berniat menghancurkannya. Jujur. Ia benci sikap Vanessa yang ini. Dia lebih suka sikap Vanessa yang manis padanya.

"Kalau begitu aku ikuti permainanmu

***

Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang