2. The jerk

23.2K 760 15
                                    


Vanessa bercermin dan mendapati wajahnya yang terlihat buruk dengan mata membengkak, ini pasti karena semalam ia terus-menerus menangis, dengan cepat dia memoles wajahnya dengan make up untuk menutupinya.

Di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu sudah ada Peter dan David tengah berbicara dengan serius.

"Aku akan memajukan bisnismu, jika kau memberikan gadismu padaku"

"Maaf Mr.Parker, Saya tidak menjual anak saya."

"Shit.., lalu apa kau mau perusahaan kecilmu itu hancur di tanganku hah!"

Dasar manusia tak berperasaan, dan tidak punya sopan santun. Bayangkan saja, Peter berani-beraninya berteriak dan membentak orang yang lebih tua darinya.

"Hei kau!"

Seketika kedua orang itu berbalik menatap wanita cantik yang berteriak itu.

Peter menyeringai, ia sudah menegang saja, hanya karena melihat Vanessa yang mengenakan kaos hitam polos dan dipadukan hot pants.

"Hi Vanessa, we meet again" Ucapnya dengan seringai licik tercipta di bibirnya.

"Damn you jerk, go to hell!" Umpatnya.

"I went to hell with you"

Vanessa merinding begitu mendengar ucapan Peter. Entah mengapa ada banyak arti dari ucapannya itu.

"Vanessa, masuklah kedalam, ini urusan ayah, bukan urusanmu"

"Ah tidak Mr. David. Dia ada urusan denganku" Ucapnya tak lupa seringai licik tak lepas dari bibirnya.

"Apa maksud ucapanmu"

"Dengar baik-baik. Jika Vanessa tidak kau serahkan segera padaku, aku akan menyapu ratakan perusahaanmu, ingat itu baik-baik!"

Peter beranjak pergi dari rumah itu begitu ucapannya selesai, namun tak lupa ia sempat melirik Vanessa melalui ekor matanya.

Seksi. Shit aku butuh pelampiasan sekarang..,batinnya.

Peter memarkirkan mobilnya tak jauh dari rumah Vanessa. Ia tidak segera pulang, begitu keluar dari rumah Vanessa, itu karena ia butuh pelampiasan dari tubuh Vanessa, entah mengapa ia tidak tertarik lagi dengan para jalang setelah menikmati tubuh Vanessa, ia seakan ingin lagi dan lagi.

Beberapa menit kemudian, munculah Vanessa yang keluar dari rumahnya dengan mengenakan baju kaos putih yang tadi ia kenakan dengan dipadukan celana jeans.

Dengan cepat Peter menjalankan mobilnya ke arah Vanessa dan membunyikan klakson hingga membuat Vanessa menoleh.

Peter dapat melihat Vanessa terkejut begitu melihat dirinya.

"Masuk!" Perintahnya tegas.

"Tidak!" Tolak Vanessa yang mendapat tatapan tajam dari Peter.

"Jadi kau lebih suka dipaksa, baiklah"

Peter berjalan keluar mobil dan mendekat ke arah Vanesaa. Vanessa yang merasakan dirinya dalam bahaya berniat untuk kabur. Percuma, Peter sudah mengangkat tubuh Vanessa seperti karung beras dan memasukannya ke mobil.

"Lepas! Lepaskan aku brengsek!" Teriaknya berusaha keluar dari mobil.

"Pasang sabuk pengamanmu!" Ucapnya dingin.

"Tidak mau"

Mendengar penolakan Vanessa, membuatnya marah, dengan sengaja ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh hingga menyentak tubuh Vanessa.

"AKHH...." Teriaknya, dengan tangan gemetar Vanessa menagmbil seatbelt dan memasangnya cepat.

"Kau mau kemana?" Tanya Peter yang mulai memperlambat laju mobilnya.

Vanessa mengatur nafasnya, degub jantungnya berdetak cepat sekarang.

"Bukanhh...urusanmuhh" Ucapnya terengah.

Peter memberhentikan mobilnya di pelataran rumahnya. Menatap Vanessa yang terengah.

"Pindah ke belakang sekarang!" Seraknya.

Vanessa menurut, sepertinya dia masih shock, sehingga membuatnya menurut begitu saja. Tidak lama kemudian Peter menyusul Vanessa ke bangku penumpang. Peter menatap Vanessa yang sepertinya mulai tenang. Hingga Tidak lama kemudian bibirnya sudah menyatu dengan bibir Vanessa. Vanessa yang tersadar akan apa yang baru saja terjadi, berusaha mendorong tubuh Peter, namun sepertinya sia-sia. Tangannya di jadikan satu dan di pegang oleh Peter dengan satu tangan, sedangkan yang satunya membuka paksa celana yang dikenakan Vanessa begitupun dirinya.

Vanessa terisak, lagi-lagi ia akan di perkosa oleh orang yang sama, betapa tidak berharganya dirinya sekarang.

"Ahh.." Desah Peter begitu kejantanannya sudah masuk ke milik Vanessa, lalu mulai menggerakannya penuh nafsu.

Setengah jam kemudia Peter masih terus menggerakan miliknya di milik Vanessa yang sudah tergolek lemah. Dia seakan tidak pernah puas dengan tubuh Vanessa.

Setelah beberapa babak, Peterpun selesai, memakai celananya kembali dan menatap Vanessa yang berantakan. Tanpa sadar Peter merapikan pakaian Vanessa. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, hanya Vanessa yang membuatnya melakukan ini, entah apa yang membuatnya melakukan ini.

"Kau sekarang akan tinggal denganku, suka atau tidak suka. Urusan ayahmu, biar aku yang urus"

Vanessa tidak menjawab, ia hanya diam dengan air mata yang turun membasahi wajahnya. Peter berdecak melihatnya.

"Jangan menangis! Aku tidak suka" Ucapnya lalu mengusap air mata Vanessa.

"Jangan membuatku melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya, merepotkan saja"

***

Next

⚠️typo bertebaran

Mischievous devil(book 3 : Mafia Lovers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang