Part 6

1.8K 189 13
                                    

~~~Happy Reading~~~

Semakin hari hubungan Rizky dan Syifa kembali membaik seperti pada saat mereka SMP dulu. Mereka sering bercanda, tertawa, dan melakukan segala sesuatu bersama. Namun, walaupun Syifa sudah mulai kembali seperti dirinya yang dulu yang sangat menyayangi Rizky, ada sesuatu yang kurang dan sangat ingin sekali Rizky lihat lagi di diri Syifa, yaitu keceriaan.

Syifa sekarang memang lebih sering tertawa dan bercanda bersama Rizky, namun bukan canda dan tawa Syifa yang dulu Rizky kenal, keceriaan yang tulus dari diri Syifa.

Syifa masih tidak seceria dulu, Syifa seakan menyembunyikan sakitnya di balik senyumannya ketika bersama Rizky, namun pada saat Syifa sendiri dia sering merenung seakan memikirkan sesuatu yang Rizky tidak tahu, dan tanpa sepengetahuan Syifa Rizky sering melihat Syifa termenung seorang diri dan itu membuat Rizky sangat sedih.

Seperti hari ini Rizky diam2 melihat Syifa menyendiri di atap sekolah. Rizky tahu Syifa menyembunyikan kesedihannya dari Rizky. Walaupun Syifa dan Rizky sudah berbaikan dan kembali menjadi sahabat lagi, akan tetapi bukan persahabatan seperti ini yang Rizky inginkan. Rizky ingin Syifa sedikit terbuka kepadanya dan membagi kesedihannya dengan Rizky, bukan kah itu yang namanya persahabatan, saling terbuka dan selalu ada untuk sahabatnya di saat suka maupun duka.

"Kapan kamu mau bagi beban kamu sama aku Syif? Kalau kamu sedih, seenggaknya luapkan kesedihan kamu itu Syif, jangan hanya mendam dan justru itu bikin kamu tambah sakit" batin Rizky melihat Syifa dari kejauhan

Rizky menghampiri Syifa. Syifa yang awalnya memasang wajah datarnya langsung merubah ekspresi wajahnya di depan Rizky.

"Syif!!!" panggil Rizky menghampiri Syifa

"Eh kamu Ky?" tanya Syifa tersenyum

"Ngapain di sini sendiri?" tanya Rizky

"Nggak ada, aku... Aku cuman lagi belajar... Ya belajar, kan kita minggu depan mau lomba, jadi ya aku mempersiapkan diri" ucap Syifa berusaha berbohong

Rizky tahu Syifa berbohong kepadanya karena dari tadi Rizky sudah melihat Syifa. Namun, Rizky berusaha bersikap biasa.

"Loh... Kok kamu belajar nggak ngajak ngajak aku? Kita kan partner Syif" cemberut Rizky

"Heheee... Maaf, tadi itu aku lihat kamu lagi serius dengerin musik, jadi aku nggak berani ganggu" ucap Syifa

"Ya Allah Syifa... Kayak sama siapa aja, biasanya juga kamu kalau ada maunya langsung aja narik aku, tanpa lihat aku lagi ngapain" ucap Rizky

"Hahaaa... Emang aku gitu ya?" tanya Syifa

"Iya... Kamu itu dulu orangnya keras kepala banget, nggak mau dengerin orang. Kalau kamu mau sesuatu maka harus dapat, makanya kamu sempat nyuekin aku selama seminggu karena nilai mtk aku lebih bagus dari kamu. Kamu ingat nggak?" tanya Rizky mengenang masa lalunya bersama Syifa

Syifa hanya tertawa mendengar penuturan Rizky tentang dirinya.

"Tapi itukan dulu" ucap Syifa

"Tapi itu yang aku kangenin dari kamu. Aku kangen kamu yang keras kepala, kamu yang bawel, kamu yang optimis, kamu yang percaya diri, kamu yang sering ngerepotin aku, kamu yang sering marahin aku... Dan pastinya... kamu yang ceria" ucap Rizky

Seketika senyum yang merekah di bibir Syifa tiba2 menghilang mendengar ucapan Rizky.

"Kapan Syifaku yang dulu kembali seutuhnya Syif?" tanya Rizky lirih

Syifa terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

"Maaf Syif, aku nggak bisa bohong lagi dengan bilang aku nggak tahu kondisi kamu saat ini. Aku tahu semuanya Syif, kamu berusaha ceria ketika bersama aku, dan sedih ketika kamu sendiri. Syif! Kamu itu sahabat aku, dan aku sahabat kamu. Jadi apa nggak bisa kamu sedikit aja ngebagi beban kamu sama aku? Kamu jangan mendam rasa sakit kamu sendiri Syif, dengan kamu mendam rasa sakit kamu itu, itu malah akan nambah rasa sakit itu sendiri Syif, itu ibarat kamu membiarkan luka kamu yang belum kering, tanpa kamu obati berharap mengering dengan sendirinya tanpa kamu tahu luka kamu itu bisa aja infeksi" ucap Rizky

RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang