Vote dulu readears tercinta hehee...
~~~Happy Reading~~~
Hari sudah mulai gelap, namun, ketiga insan manusia masih saja setia bertahan di tempat semula dengan satu tangan memegang tangan masing-masing si gadis. Sampai si gadis sudah mulai jengah dan menyentak kedua tangannya dengan kasar.
"Cukup! Aku mau istirahat! Lebih baik kalian pulang" lirih Syifa
Melihat Syifa yang seperti itu, Rizky sadar kalau ia sudah menyakiti gadis itu terlalu dalam. Tapi dia bisa apa? Dia tak sanggup pulang tanpa menjelaskan semuanya kepada gadisnya. Eh bahkan Rizky tak pantas menyebut Syifa gadisnya, karena Syifa belum menjadi miliknya.
"Tapi Syif..." Ucapan Rizky terpotong karena tubuh Syifa sudah berjalan mendahuluinya
Rizky memandang sendu Syifa. Jefri hanya bisa menyaksikan kejadian itu dalam diam, karena Jefri sadar kalau dia bukan siapa-siapa, jadi dia tidak berhak untuk ikut andil dalam permasalahan mereka.
"Kalau elo ga pengecut, mungkin masalah ini ga akan jadi kayak gini" ucap Jefri sebelum pergi meninggalkan Rizky
Rizky terduduk di depan rumah Syifa dengan memegang dadanya yang sesak.
"Kenapa sesakit ini?" Lirih Rizky air matanya tak sanggup lagi ia tahan
"Kalau aja gue lebih jujur, kalau aja gue ga pengecut seperti yang Jefri bilang, apa semua akan berbeda? Apa ga akan sesakit ini?" Rizky masih belum beranjak
"Maafin aku Syif... Aku orang yang paling benci kamu sedih, apalagi lihat air mata kamu... Tapi sekarang? Sekarang justru air mata itu jatuh karena aku Syif... Apa masih ada kesempatan untuk aku bisa berada di samping kamu lagi?" Rizky berucap sangat lirih dadanya sangat sesak
Syifa melihat Rizky dari jendela kamarnya. Hampir saja Syifa luluh dan berlari menuju pemuda itu dan memeluknya. Namun, Syifa tidak bisa melakukan itu. Syifa terlalu sakit... Di saat orang yang paling ia percaya malah membohonginya... Di saat dia sudah mulai membuka dirinya pada dunia, dunia itu seakan kembali menolaknya.
"Semua ga akan pernah sama lagi ky..." Ucap Syifa dengan air mata yang tak kuasa dia bendung
Keesokan harinya. Rizky dan Syifa kembali sekolah seperti mana biasanya. Namun hari ini berbeda. Bukan Rizky yang pindah tempat duduk untuk menghindari Syifa, namun Syifa justru berinisiatif untuk pindah. Syifa pindah di samping Jefri.
Rizky masih memandang sendu Syifa. Syifa yang dingin, suram, dan tanpa senyum telah kembali. Rizky tahu betapa sakit wanita itu. Bukan hanya sakit hati, namun juga fisiknya. Wajahnya sangat pucat dan itu sangat menyakiti hati Rizky. Mengapa justru Syifa yang menanggung beban dari semua ini.
Rizky sudah tidak tahan lagi. Dia memberanikan dirinya untuk menarik tangan Syifa. Persetan dengan segala penolakan yang ia terima. Yang ia butuhkan sekarang adalah ruang untuk membicarakan segalanya. Rizky tak mau berlarut-larut.
Rizky membawa Syifa menuju ruang UKS. Kebetulan UKS sedang kosong, perawat pun sedang tidak bertugas atau mungkin sedang berada di tempat lain.
"Ngapain kamu bawa aku ke sini!" Kesal Syifa
Rizky membaringkan Syifa di kasur perawatan. Syifa jelas memberontak, namun tenaga Rizky jauh lebih kuat.
"Aku mohon Syif... Dengerin aku kali ini aja, diam dulu di situ... Kamu sakit" ucap Rizky lembut sirat akan sendu
Syifa akhirnya pasrah karena memang dia terlalu lemah untuk melawan.
Rizky berlari memanggil perawat UKS. Tak lama kemudian perawat pun datang dan memeriksa Syifa. Namun ternyata perawat datang sendiri tanpa Rizky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja
Fanfictionseputar kisah para remaja tentang persaingan cinta, persahabatan dan persaingan di sekolah. Cast : Cut Syifa sebagai Syifa Rizky Nazar sebagai Rizky Dan masih banyak lagi sesuai keperluan cerita.