-6-

891 57 8
                                    

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Carys Pov~~

"no. lo nggak akan fine.."

"lo bisa ambil keuntungan dari gue, tinggal sebut aja Car.."

Carys tampak berpikir, kemudian mengabaikan tawaran itu dengan kembali tenggelam dalam bacaannya

"pikirkan..!" ucap Caly kembali menawarkan lalu ia berdiri menuju pagar balkon, bersandar dan melipat tangannya di depan dada, menatapku.

Aku tau tawarannya cukup menggiurkan, ia magnet yang sempurna bagi seseorang. Aku membutuhkannya.... "baiklah. gue setuju untuk bertemu Alde tapi lo juga harus ikut"

"OK"

"dan lo...............harus ikut serta dalam baksos sekolah kita"

"hanya itu????"

"iya. minggu depan lo cukup hadir dalam rapat final cek pembahasan di ruang Osis"

"gue akan hadir.." ia tersenyum.

Menyebalkan.. Tapi aku rasa kesepakatan kami cukup sepadan, aku menemui Alde dengan ditemani olehnya dan adanya dia akan meramaikan kegiatan baksos kami.

-

-

"cinta itu........................kamu" Alde menatapku dengan tatapan yang tak dapat kumengerti, tatapan yang menyentuh tepat di jantungku. Perasaan apa ini, sesuatu yang........ entahlah, aku seperti mengalami dejavu.

"gue ke toilet sebentar" sebuah suara tiba-tiba menginterupsiku untuk menoleh ke arahnya, Caly –dia beranjak tanpa menunggu reaksi dariku. Aku kembali menatap Alde, dan aku tersadar akan sesuatu hal....ucapan Alde barusan mungkin menyakiti Caly.

"ekhm.." aku berusaha membersihkan tenggorokanku yang entah sejak kapan terasa tercekat "gue rasa, gue perlu meluruskan suatu hal dengan lo"

"iya??" Alde menampakan wajah seriusnya

Aku menggunakan kesempatan disaat tak ada Caly diantara kami "jangan menyalah artikan keakraban kita, seseorang mengagumi lo –ekh maksud gue, gue mungkin mengagumi lo tapi itu bukan berarti akan ada......cinta diantara kita"

"...."

"dan ini mungkin akan menjadi pertemuan pertama.....dan terakhir kita" ucapku menegaskan

Alde terkejut dengan kalimat terakhirku "kenapa?" ia terlihat sedikit kecewa

"ada yang salah jika kita bertemu. ada yang salah jika kita menjalin hubungan melebihi persahabatan.." aku berpikir keras untuk menemukan kata yang tepat "-Caly...., dia....., kalian terlihat cocok, mungkin sebaiknya lo memulai semua ini dengannya. bukan dengan gue" aku tak tau apakah ucapanku ini memperjelas kebohongan kami, tapi ini yang harus kusampaikan. Tak ada yang boleh tersakiti dengan permainan kami ini...tidak Caly, tidak juga Alde.

Alde hanya tersenyum, aku tak dapat menebak apa yang ada dipikirannya saat ini "Carys adalah Carys, Caly adalah Caly.........kalian adalah dua manusia berbeda walau kalian saudara kembar, lo nggak bisa menukar begitu saja posisi lo dengannya"

Nafasku tercekat. Apa dia mulai menyadari kebenarannya... "maksud lo?" tanyaku cemas

"gue nggak melihat lo sebagai Caly, begitupun sebaliknya nggak pernah melihat Caly sebagai lo......., sama halnya seperti gue yang menyukai Espresso, gue mungkin saja bisa meminum Latte  atau jenis lainnya, tapi pada kenyataanya gue hanya menyukai --ini.." mengangkat gelas kopinya lalu menenggaknya hingga tandas.

Terlihat jelas ekspresi wajahnya ketika menerima sensasi pahit minumannya tersebut, namun ia menikmatinya...dan tersenyum menatapku. Harus aku akui senyumnya tak sepahit selera minumannya, senyum yang manis berpadu garis wajah yang tegas... "selain itu gue baru mengenal Caly hari ini.., belum tentu juga dia akan merasa cocok dengan gue" lanjutnya

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang