-24-

48 4 1
                                    

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Spesial Icot ❤️ Cinta

.

.

Cinta tertunduk diam di hadapan ibu Silvy.

"dari ketiga siswa bimbingan ibu, kamu yang ibu nyatakan belum memenuhi standar.. ibu khawatir jika ini berkelanjutan sampai kesemester berikut, akumulasi nilai-nilai matematikamu akan menghambat kamu untuk naik kelas"

Wajah Cinta seketika lesu, airmata telah menggenang di kedua matanya dan siap tumpah kapanpun. Ia mengutuk cara kerja otaknya yang terlalu lemah jika berurusan dengan ilmu angka.

"ibu akan melanjutkan ramedial kamu selama libur semester ini, sendirian.." lanjut ibu guru cantik itu dengan nada yang tegas

"iya bu..." jawab Cinta semakin tertunduk lemas

"tetapi...... ibu masih meyakini kalau kamu bisa menyetarakan nilai mu dengan Fathan dan Dani, kesimpulan sementara ibu adalah mungkin kamu hanya kurang berkonsentarsi pada tes yang terakhir ibu berikan. Jadi ibu beri kamu kesempatan satu kali lagi, dengan catatan kamu bisa meminta bantuan Fathan atau Dani untuk membimbing dan menjadi tutormu TAPI, tidak untuk mengerjakan tugasmu, paham?"

Cinta mengangkat wajahnya terkejut "paham.. " jawabnya bersemangat dengan sebuah senyum lebar

Ibu Silvy ikut tersenyum.. "baiklah, besok pagi jam setengah delapan kamu sudah di sini untuk mengambil lembar tes mu"

"siap bu"

"ingat, jangan terlambat... kamu harus tiba lebih dulu dari ibu. Disiplin juga nomor satu" tegas bu Silvy

Cinta mengangguk cepat dan berpamitan dengan bu Silvy, lalu meninggalkan ruang guru dengan wajah penuh pengharapan sembari meletakan ponselnya pada satu sisi telinganya. Ia sedang menghubungi seseorang. Dan Setelah dua kali nada sambung berbunyi, panggilannya pun terjawab..

"halo Cin, ada apa?"

.

.

Pukul tujuh kurang Cinta telah tiba di depan ruang guru menunggu seseorang. Hari ini pertandingan pembuka untuk kompetisi basket di sekolahnya, dan dua sahabatnya akan bertanding tapi ia mengabaikan semua itu karena baginya menang atau kalah tim basket sekolahnya sama sekali tidak mempengaruhi nilai matematikanya. Karena hari ini juga adalah pertandingan hidup dan matinya menaklukkan tes akhir dari ibu Silvy.

Semalaman gadis itu telah belajar mati-matian dia bahkan mengabaikan pesan dari Caly dan Zee demi fokus pada tujuannya menguasai matriks, linear, garis lurus, deret dan trigonometri... sampai kepalanya berasap.

"Cin...."

Cinta tersenyum canggung menatap pada seorang pemuda yang secara tiba-tiba telah berdiri di sisinya.

"gue terlambat yah?" tanya pemuda itu

"nggak. bu Silvy juga belum datang" ujar Cinta tersenyum walau dengan perasaan canggung "mmm...betewe, maaf Cot gue udah ngerepotin"

"hm?" Fathan cukup terkejut, ia menatap Cinta dalam-dalam meyakinkan dirinya bahwa yang barusan meminta maaf tersebut adalah Cinta yang sama yang selama ini meneriakinya dengan umpatan sumpah serapah.

"gue bilang maaf.." ucap Cinta mengulang kalimatnya dengan sedikit cemberut karena merasa tak nyaman mendapat tatapan berlebihan dari Fathan

Dan pemuda itu hanya tertawa lalu membuka tasnya mengeluarkan beberapa lembar kertas yang terjepit rapi "ini beberapa contoh soal dan penyelesaianya yang gue udah rangkum, pelajari.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang