1.1 Memory

6.5K 586 107
                                    

.
.
.
.
.
.

Joohyun tergesa-gesa menyusul Jina ke dalam kamar. Matanya membulat ketika mendapati cucu satu-satunya itu tengah terbaring lemas di atas ranjangnya. Gadis kecil berusia 7 tahun itu tampak kehilangan kesadarannya.

"Jina-ya..."

Joohyun mencoba untuk tetap tenang dan mulai memeriksa keadaan Jina. Ia memindahkan tubuh mungil Jina ke pangkuannya, lalu mencoba memanggil dan mengecek denyut nadi gadis mungil yang tampak benar-benar lemas di pangkuannya.

"Jina-ya! Oh Jina!"

Joohyun panik. Denyut nadi Jina terasa samar dan begitu lemah. Ia sangat menyesal meninggalkan Jina sebelum cucunya itu benar-benar tidur di kamar. Sejak pagi anak itu terus bertanya kapan ayahnya akan pulang dan berkata bahwa ia ingin sekali bermain dengan Guanlin.

Joohyun pun terpaksa berbohong dan mengiyakan seluruh perkataan Jina. Ia kasihan sekali pada cucu kesayangannya ini yang sama sekali belum pernah menghabiskan waktu untuk bermain dengan ayah kandungnya. Padahal ayahnya itu masih hidup dan sehat walafiat.

Joohyun menyesal karena harus berbohong pada Jina dan membuat Jina harus kecewa karena keadaan tidak seindah yang ia bayangkan.

Tubuh Jina tidak bereaksi meskipun Joohyun sudah mencoba melakukan rangsangan fisik, namun tidak ada respon. Ia pun langsung menggendong cucu semata wayangnya itu untuk mendapatkan pertolongan.

"Ada apa ini, Joohyun-ah? Jina kenapa?!" Luhan memergoki Joohyun tengah berlari panik sambil menggendong Jina yang tak sadarkan diri.
"Luhan, kumohon antarkan Jina ke rumah sakit! Ini gawat! Denyut nadi Jina sangat lemah. Aku takut!" lirih Joohyun, nyaris putus asa.
"Baiklah, ayo!" Luhan langsung mengambil kunci mobil dan segera memastikan bahwa Jina akan segera mendapatkan pertolongan yang semestinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang laki-laki berwajah manis dengan tubuh berisi terlihat duduk sambil terkantuk-kantuk di samping ranjang rawat inap sebuah rumah sakit.

Ia tampak sedang menunggui pasien yang tak kalah manis dari dirinya meskipun merupakan seorang laki-laki.

Pasien cantik itu tertidur lelap sehingga laki-laki yang menungguinya sejak tadi itu pun merasa bosan dan mengantuk.

"Jihoon-ah"

Laki-laki yang dipanggil Jihoon itu menoleh dan tersenyum lebar saat mendapati ibu tiri dan adiknya datang.

Laki-laki yang dipanggil Jihoon itu menoleh dan tersenyum lebar saat mendapati ibu tiri dan adiknya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang