2.8 Sorry

4.6K 430 69
                                    

다들아 안녕~

Oiya guys, kalau misalnya kalian menemukan typo, tolong kasih tau aku ya, supaya bisa cepet-cepet aku edit. 😂😂😂

Happy reading 💝

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah memuntahkan seluruh isi perutnya, tubuh Jihoon langsung terasa lemas.

Luhan dan Guanlin tampak sangat khawatir pada keadaan Jihoon yang lemas seperti ini.

"Jisung-ssi!" Luhan memanggil Jisung dengan nada cemas karena melihat Jihoon yang tampak lemas.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" jawab Jisung sesaat setelah ia berdiri di samping Luhan.

"Tolong katakan pada Taeyong untuk membuatkan sup. Sup apa saja, terserah. Tapi bilang saja kepadanya untuk memasak sesuatu yang bisa mengurangi mual." perintah Luhan
"Baik tuan, akan saya sampaikan kepada Taeyong." Jisung membungkuk sopan dan langsung menuju dapur untuk menemui Taeyong.

Sementara itu, Guanlin masih setia menunggu Jihoon yang masih membersihkan diri dari muntahannya.

"Sayang...? Sebenarnya kamu ini kenapa? Hari ini tidak usah masuk kerja ya? Aku akan bilang pada atasanmu kalau kamu sedang sakit." kata Guanlin sambil memapah tubuh gembul Jihoon. Namun Jihoon menggeleng.

"Aku hanya sedikit kurang enak badan, Guanlin. Aku rasa aku masih kuat untuk masuk kerja hari ini."

"Guanlin benar, nak. Lebih baik hari ini istirahat saja dulu di sini, tidak perlu memaksakan diri untuk masuk kerja. Taeyong juga sedang membuatkanmu sup supaya kamu bisa merasa lebih baik." kata Luhan.

"Turuti kata bunda, sayang. Jangan memaksa untuk berangkat ke kantor. Maaf aku tidak bisa menemanimu, tapi aku akan makan siang di rumah untuk melihat keadaanmu." kata Guanlin dengan nada lembut yang sarat akan rasa khawatir.

Jika sudah begini, Jihoon hanya bisa pasrah dan akhirnya mengangguk pelan agar berhenti mendengar ocehan Guanlin dan Luhan.

.
.
.
.
.

Guanlin membawa Jihoon ke ruang tamu yang biasa Jihoon tempati jika menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin membawa Jihoon ke ruang tamu yang biasa Jihoon tempati jika menginap. Sebenarnya tadi Guanlin ingin membawa Jihoon ke kamarnya, namun lelaki itu menolak.

Setelah memastikan Jihoon sudah aman dan nyaman di tenpat tidur, Guanlin memutuskan untuk segera berangkat ke kantor.

"Aku berangkat dulu, sayang. Tidurlah, lalu nanti makan setelah sup yang dibuat paman Taeyong. Aku tidak ingin kamu sakit seperti ini. Oh iya, bunda... Aku titip Jihoon ya?"

Guanlin mengecup dahi Jihoon dengan lembut, tak peduli pada keberadaan Luhan yang hanya tertawa kecil melihat tingkah sang putera yang sangat perhatian pada Jihoon.

"Hmm." balas Jihoon sambil menggumam kecil. Ia hanya menatap kepergian Guanlin dengan tatapan lemah.

Kepalanya terasa sangat berat dan perutnya masih tidak enak. Namun keadaannya sudah lebih baik karena tadi Luhan sempat memberinya teh dengan citarasa mint.

Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang