3.4 Preparation

6K 417 137
                                    

Seperti sub-judul di atas, kalian juga butuh persiapan untuk membaca bab ini 👌

Selamat membaca 💞

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Usai keluar dari rumah sakit, Jihoon benar-benar harus menjalani istirahat total di atas tempat tidur selama satu bulan penuh. Semua itu adalah perintah dari Guanlin yang sangat protektif kepada Jihoon dan calon bayi mereka.

Guanlin bahkan memerintahkan kepada seluruh pelayan di rumahnya untuk mengawasi Jihoon dan menyediakan apapun yang diinginkan Jihoon selagi hal itu tidak berbahaya bagi kandungannya.

Guanlin juga meminta Luhan untuk tidak bepergian keluar kota agar bisa menjaga Jihoon selama ia bekerja.

Di sisi lain, Jihoon merasa sangat tersiksa karena keterbatasannya selama masa bed rest. Ia sangat bosan dan merasa tidak berguna karena hanya diijinkan berada di atas tempat tidur. Ke kamar mandi pun harus di antar. Saat mandi pun, Jihoon akan digendong Guanlin dan dimandikan di bathtub.

Jihoon ingin sekali mengakhiri masa bed rest ini karena ia sudah tidak sabar ingin melakukan aktivitas lain yang biasa ia lakukan seperti menyiapkan baju untuk Guanlin dan memandikan Jina. Ia sangat merindukan itu semua karena aktivitas itu sempat terhenti ketika hubungan Jihoon dan Guanlin merenggang.

Jihoon pun saat ini hanya mampu berdiam diri di atas tempat tidur sambil berceloteh dengan bayinya. Ia berkeluh kesah soal kebosanan yang ia rasakan hingga bercerita tentang pengalaman-pengalaman konyolnya sambil mengelus perutnya seakan bayinya bisa membalas perkataannya. Terkadang Jihoon bahkan kesal sendiri karena bayinya tidak kunjung memberinya respon yang ia inginkin.

.

Suara pintu yang dibuka membuat kegiatan Jihoon berceloteh kepada bayi dalam perutnya pun terhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pintu yang dibuka membuat kegiatan Jihoon berceloteh kepada bayi dalam perutnya pun terhenti. Wajah Jihoon tersenyum saat melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya. Luhan dan Jina bersama Vivi.

"Bundut! Jina mau main di sini sama Vivi supaya bundut tidak kesepian karena hanya bersama adik bayi seharian. Jina kangen bundut dan adik bayi!"

Gadis cilik itu langsung naik ke tempat tidur dan mencium pipi Jihoon serta perut buncit Jihoon sebagai salam bahwa ia telah pulang dari sekolah.

Jina ternyata sempat merengek pada Luhan agar diizinkan bermain bersama Vivi di kamar sang ayah.

"Sejak dari perjalanan pulang sampai ke rumah, Jina terus merengek ingin bermain dengan Vivi bersama bundut, jadi bunda mau tak mau mengizinkannya. Tidak apa-apa kan, Jihoonie?" tanya Luhan sambil meletakkan Vivi di atas ranjang tempat Jihoon berada.
"Aku malah senang sekali karena bisa bermain bersama mereka, bunda. Aku bosan sekali karena tidak boleh mengerjakan apapun seharian ini." ucap Jihoon sambil memberikan senyuman manis untuk Luhan.

Di sisi lain, Jina tampak masih menyibukkan dirinya untuk mengatur posisi Vivi. Anak itu berulang kali menggeser Vivi agar berpindah tempat sesuai yang dia inginkan.

Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang