2.6 Out of Control 🔞

7.3K 467 128
                                    

Hai, seperti biasa aku mau kasih peringatan dini buat kalian kalau di chapter ini akan ada adegan nganu 🔞🙈

Kalau suka, silahkan baca. Kalau nggak suka boleh skip 💋

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jihoon mengerjapkan matanya perlahan-lahan, mencoba membiasakan kedua netranya untuk menerima cahaya temaram lampu kamar yang ia tempati.

Jihoon menggumam kecil saat tak menemukan Guanlin di dalam kamar. Namun saat ia menajamkan pendengarannya, ada gemericik suara shower yang menandakan jika Guanlin mungkin sedang mandi saat ini.

Jihoon mencoba menggerakkan tubuhnya, namun ia nyaris tak mampu melakukannya. Tulang-tulangnya terasa seperti jeli dan tubuhnya benar-benar lemas.

Ia seakan hanya mampu menggerakkan kepalanya. Sedangkan sekujur tubuhnya rasanya sakit semua. Belum lagi rasa perih yang ia rasakan lubangnya. Nyeri itu bahkan sampai menjalar di punggungnya.

Astaga, Jihoon benar-benar menyesali keputusannya. Ia tidak tahu jika melakukan hubungan seksual bisa membuat dirinya hampir lumpuh seperti ini. Ini semua pasti  karena penis laknat milik Oh Guanlin! Jihoon benar-benar kemusuhan dan tidak akan mau dimasuki penis itu lagi sampai kapan pun!

"Sayang...? Sudah bangun?"

Jihoon memutar bola matanya malas saat mendengar suara kekasih pura-puranya itu. Ia berusaha memunggungi Guanlin dan sama sekali tidak ingin menjawab ucapan lelaki itu.

Guanlin yang sedang berdiri di dekat pintu pun mengernyit bingung. Kenapa Jihoon kembali bertingkah aneh?

"Jihoon? Hei... Sayang...? Kenapa diam?"
"..."

Jihoon tak menyahut. Ia malah memejamkan matanya untuk pura-pura tidur.

"Sayang, aku tahu kamu sudah bangun. Mandi, ya? Aku sudah menyiapkan bathtub-nya untukmu."
"..."
"Jihoon..." panggil Guanlin sekali lagi
"Hiks..."

Jihoon malah terisak kecil. Guanlin tentu saja bingung kenapa Jihoon tiba-tiba menangis.

"Hiks, sakit!" keluh Jihoon karena kesulitan menggerakkan badannya yang pegal tak terkira.
"Sayang... Maaf, ya?"

Guanlin langsung naik ke atas ranjang untuk mendekap Jihoon.

"Dasar pembohong! Katanya pelan-pelan! Rasanya sakit sekali, hiks! Aku benci padamu, Oh Guanlin! Huweee 😭" Jihoon terisak kencang di pelukan Guanlin.

"Maaf... Maafkan aku, ya Jihoon-ah... Lain kali aku akan pelan-pelan." kata Guanlin menenangkan Jihoon.
"Tidak! Tidak ada lain kali! Aku tidak mau lagi!" Jihoon menarik tubuhnya dari Guanlin dan memunggungi lelaki tampan itu.

Guanlin menghela napas untuk menahan emosinya. Jarang sekali ia bersedia bersabar hanya demi seorang carrier yang baru saja ditiduri.

Namun karena carrier yang baru saja ia tiduri adalah Jihoon, maka rasa sabar Guanlin sepertinya tidak akan pernah habis. Cinta memang bisa memperbudak siapa saja, termasuk pada Oh Guanlin yang berhati dingin.

"Baiklah, terserah padamu, Jihoon-ah. Lebih baik sekarang kamu mandi supaya setelah ini kita bisa makan malam."

Guanlin merapatkan tubuhnya pada tubuh Jihoon yang masih berbau sperma. Guanlin sama sekali tidak peduli bahwa ia tadi sudah membersihkan dirinya. Tak ada rasa jijik atau apapun itu.

"Hmm." Jihoon menggumam pelan sebagai jawaban.
"Mau mandi?"
"Iya"
"Ya sudah, biar aku gendong."
"Memangnya kuat?"
"Aku kuat, sayang."

Guanlin langsung memposisikan tubuhnya untuk berdiri dan bersiap menggendong Jihoon ala pengantin.

"Yakin kamu bisa?" tanya Jihoon ragu-ragu.

Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang