2.1 Desire

4.5K 495 229
                                    

Warning ⚠ 🔞

Mengandung adegan dewasa, harap bijaksana ya readernim-deul 🌚🌚🌚

.
.
.
.

"Jihoon-ah, jangan menangis terus."

Saat ini Guanlin dilanda kebingungan yang hakiki. Setelah kepergian Woojin tadi, Jihoon tak henti-hentinya menangis. Guanlin tak tahu bagaimana caranya menghentikan tangisan Jihoon.

"Jihoon-ah, cepat berhenti menangis! Jika kau terus menangis dan berisik, aku akan menciummu lagi." ancam Guanlin tak main-main.
"Huweee! S-saya hiks, saya tidak mau dicium lagi!"

Jihoon berusaha keras berhenti menangis karena tidak mau dicium lagi oleh Guanlin. Demi Tuhan, Jihoon kesal sekali pada Guanlin yang suka sekali menciumnya sembarangan. Bibir seksi Jihoon kan jadi tidak suci lagi. Guanlin memang benar-benar bos yang sangat berengsek.

"Ya sudah kalau begitu diam. Jangan menangis seperti anak kecil lagi! Memangnya ada apa sih? Kenapa Woojin jadi sensi begitu?"
"Itu karena, hiks, karena Woojin hyung salah paham saat melihat kita. Dia pasti sangat membenciku sekarang. Huweeee! 😭"

Jihoon tak kuasa menahan tangisannya dan kembali menangis kencang mengingat betapa sedih wajah Woojin yang salah paham dengan apa yang terjadi di antara Jihoon dan Guanlin.

Tapi siapa yang tidak akan salah paham jika melihat ciuman panas mereka tadi? Bahkan pembaca pun banyak yang salah paham.

"Hei, kenapa malah menangis lagi sih?!" Guanlin merasa sangat terganggu dengan Jihoon yang cengeng begini.
"Huweee, Woojin hyuung......" Jihoon kini malah memanggil nama Woojin di tengah isakannya.
"Astaga!"

Tanpa berpikir panjang, Guanlin langsung menyambar bibir Jihoon dengan bibirnya sendiri. Ia tidak memberikan kesempatan bagi Jihoon untuk bersiap-siap. Guanlin benar-benar tidak suka melihat dan mendengar tangisan Jihoon yang sungguh membuatnya terganggu.

"Eummmppphhhhh!"

Jihoon terbelalak karena begitu tekejut atas ciuman yang sangat mendadak ini. Ia langsung mencoba meronta dan menolak ciuman Guanlin, namun tubuhnya terasa begitu lemah karena ia terus menangis sepanjang hari ini.

Jihoon tak kuasa untuk melawan Guanlin dan pada akhirnya ia malah pasrah membiarkan Guanlin melumat dan menghisap bibirnya tanpa ampun.

Lama-lama Jihoon merasa sangat sesak karena kehabisan napas. Ia pukul-pukul tubuh Guanlin agar melepaskan ciuman mereka karena ia tak sanggup lagi.

"HUWAH! Hah hah hah.... EUMPH!" baru saja Jihoon meraup oksigen dan menetralkan detak jantungnya, Guanlin sudah kembali melumat bibirnya yang ia yakini sangat bengkak saat ini.

Tubuh Jihoon semakin lemas tak berdaya. Ia benar-benar lupa pada kesedihannya karena terhanyut dalam ciuman ini. Rasa panas karena libido yang terpacu pun akhirnya berhasil mengambil alih akal sehat Jihoon dan Guanlin.

Kini Jihoon tidak lagi pasif menerima ciuman Guanlin melainkan juga ikut membalas lumatan lelaki dominan itu.

Tautan bibir mereka kembali terlepas sebagai jeda untuk mengambil napas.

"Bagaimana mungkin ada bibir senikmat ini, Park Jihoon. Aku rasa aku sudah ketagihan atas bibirmu." ucap Guanlin dengan nada rendah nan seksi.
"..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang