2.2 Sweet Like Honey

4.7K 486 101
                                    


.
.
.
.
.
.

Hyungseob terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak semalaman akibat pengaruh obat pengurang rasa nyeri yang diberikan dokter.

Lelaki cantik itu menoleh untuk mencari sang ibu, namun ia tidak menemukannya. Ini cukup aneh karena biasanya sang ibu akan selalu berada bersama dengannya selama ia sakit.

"Hyungseob-ah, kau sudah bangun...?"

Hyungseob terbelalak melihat Woojin yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang rawatnya.

"W-woojin hyung?!"

Lelaki berparas manis itu langsung merasa salah tingkah. Ia tidak mengerti kenapa lelaki itu malah berada di sini?

"Kamu mungkin terkejut melihatku di sini. Aku hanya diminta ibumu untuk menjagamu semalam." jelas Woojin.
"Dimana Mom?"

"Paman Baekhyun sedang ada urusan mendadak, mungkin sebentar lagi ibumu akan datang. Nah, selama paman Baekhyun tidak ada di sini, aku akan menemanimu." Woojin tersenyum lembut.

Hati Hyungseob berdesir. Woojin itu tampan dan selalu bersikap sopan pada orang lain. Bagaimana mungkin Hyungseob tidak tergila-gila pada lelaki itu? Sayang sekali cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Terima kasih, hyung. Hmm..." Hyungseob menggantungkan kalimatnya
"Ada apa Hyungseob-ah?"
"Kenapa... Kenapa Woojin hyung malah berada di sini? Kenapa hyung tidak bersama dengan Jihoon?" tanya Hyungseob dengan nada cemas.

Cemas jika hatinya tidak akan sanggup mendengar jawaban Woojin yang mungkin akan menyakitkan untuknya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Woojin kini mengernyitkan dahi, tak memahami maksud Hyungseob.
"Ah, itu karena... Bukankah waktu itu hyung berpelukan dengan Jihoon di cafe? Mungkin saja kalian berpacaran."

Hyungseob menunduk dalam-dalam. Ia sedang mempersiapkan hatinya untuk mendengar jawaban Woojin. Namun lelaki berkulit gelap yang tengah duduk di sampingnya itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Hyung...?" panggil Hyungseob saat melihat Woojin malah melamun.
"Kau salah paham, Hyungseob. Kami tidak dalam hubungan seperti itu dan mungkin tidak akan pernah bersama sampai kapan pun, karena Jihoon sudah menolak serta menipuku."

Hyungseob membulatkan matanya karena terkejut. Jadi selama ini, ia telah salah paham pada Jihoon? Selama penyakitnya kambuh beberapa hari terakhir, ia pikir Jihoon telah merebut orang yang ia sukai.

Tapi pada kenyataannya...?

Hyungseob sudah salah paham.

Jihoon tidak merebut Woojin. Jihoon malah menolak Woojin.

"Kenapa bisa begitu, hyung?" tanya Hyungseob.

"Jihoon... Selama ini dia membohongiku. Ia mengatakan padaku bahwa dia bersedia untuk dekat denganku. Jujur aku sangat menyukai Jihoon sejak kami pertama kali bertemu."

"Aku bahkan sudah berkali-kali mengajaknya berpacaran, tapi dia selalu menggantung jawabannya dan tidak pernah berkata 'ya'. Aku sudah amat tidak sabar karena aku ingin segera menjadikannya kekasihku supaya aku bisa menjaga dan melindunginya."

Woojin menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan saat akan melanjutkan perkataannya.

"Hari itu Jihoon akhirnya memberi jawaban padaku. Ia mengatakan bahwa kami tidak bisa bersama. Saat kutanya apa alasannya, dia tidak mengatakannya secara jelas dan malah menangis."

"Aku menyuruhnya untuk memikirkan kembali soal hubungan kami, namun Jihoon bersikeras bahwa dia sama sekali tidak ingin menjadi kekasihku. Aku sangat kebingungan waktu itu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar tidak kehilangan Jihoon."

Rainbow [PANWINK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang